Minggu, 15 Desember 2013

Memory Of Love In Bali

Oleh : Cicilia Wulan Pagi itu suasana di kota Denpasar terlihat nggak seperti biasanya,mendung terlihat bergelanyut di awan kota Denpasar,cuaca itu bikin orang jadi malas buat berangkat kerja “ Lho Niken,kamu belum berangkat kerja ?” “ Belum Yah cuacanya mendung.” Jawab Niken “ Atau Ayah telpon Rendy aja,biar dia yang anter kamu ?” “ Nggak usah Yah Niken bisa berangkat sendiri.” Jawab Niken “ Udah Ayah telpon Rendy aja ya,biar kamu nggak naik angkot.” Kata Ayah Niken Rendy pun datang ke rumah Niken,mau nggak mau Niken harus berangkat sama Rendy “ Makasih ya Ren,kamu udah nganterin aku.” Kata Niken begitu dia sampai di tempat kerjanya Niken bekerja di sebuah hotel di dekat Pantai Kuta,saat dia masuk ke lobby hotel,tanpa sengaja seorang cowok menabraknya “ Ups sori,gue nggak sengaja,lo nggak apa-apa kan ?” Tanya cowok itu “ Nggak apa-apa kok Mas.” Jawab Niken “ Oh iya nama lo siapa ?” “ Nama saya Niken Mas.” Jawab Niken “ Hmm nama yang cantik,kalau gue Dion Vendrian,lo bisa panggil gue Veve,di sekitar sini ada restoran nggak ?” “ Ada Mas,emangnya mau ngapain ?” Tanya Niken “ Gue mau traktir lo makan,itung-itung sebagai tanda maaf lah,eh panggil Veve aja,gue jadi berasa tua kalau dipanggil Mas,hehehe.” Veve terkekeh “ Iya Mas,eh maaf Veve.” Kata Niken Mereka menuju ke sebuah restoran di dekat Pantai Kuta “ Jadi lo cleaning service di hotel itu.” Kata Veve “ Iya Ve, itu pun juga karena keadaan yang maksa aku buat kerja seperti itu.” Jawab Niken “ Keadaan ??? maksudnya apa ?” Tanya Veve “ Aku itu anak pertama,dan aku masih punya adik-adik yang masih butuh banyak biaya.” “ Oh gitu,sejak kapan lo mulai kerja di hotel itu ?” Tanya Veve “ Sejak aku lulus SMA Ve.” “ Lo nggak kepikiran buat lanjutin kuliah ?” “ Ya kepikiran sih,tapi mau gimana lagi.” “ Ken,gue boleh minta no hp lo nggak ?” “ Boleh aja.” Niken memberikan no hpnya ke Veve Keesokan harinya,Niken bersiap-siap berangkat kerja “ drrt…. Drrt.” Hp Niken bergetar,dia membuka hpnya To : Niken “ Pgi Niken.” From : Niken “ Pgi jg,ni siapa y ?” To : Niken “ Ini gue Veve Ken.” “ Niken… Ken,udah ditunggu sama Rendy di depan.” Terdengar suara Ibu Niken “ Ya Bu.” Niken segera turun dari kamarnya “Niken berangkat ya Bu.”Pamit Niken “ Berangkat dulu Tante.” Pamit Rendy “ Ya,hati-hati ya.” Kata Ibu Niken Drrt… drrt,hp Niken bergetar saat dia ada di perjalanan From : Veve “ Lgi dmn Ken ?” To : Veve “ Mau berangkat kerja.” From : Veve “ Y udh,hti2 ya." “ SMS dari siapa Ken ?” Tanya Rendy “ Dari temen Ren.” Jawab Niken Niken sampai di hotel tempat dia kerja “ Ken,kamu nanti ada acara nggak ? aku mau ajakin kamu jalan.” Ajak Rendy “ Nggak tahu Ren.” Jawab Niken “ Kamu tuh kenapa sih ? akhir-akhir ini tiap aku ajak jalan pasti ada aja alasannya.” Kata Rendy “ Bukannya alasan Ren,tapi emang aku bener-bener nggak bisa.” Rendy mulai merasakan ada yang sedikit aneh sama Niken, nggak biasanya dia kayak gitu Rendy berusaha mencari tahu penyebabnya,diam-diam dia mengambil hp Niken dari dalam tasnya,hp Niken terlihat ada beberapa sms dan foto dari Veve “ Niken !!!! teriak Rendy,siapa cowok yang fotonya ada di hp kamu ?” “ Kamu tuh kurang ajar ya,main buka-buka hp orang.” Bentak Niken “ Ken,kamu nggak usah ngeles,kamu jawab pertanyaan aku.” Kata Rendy “ Itu Veve,dia temen aku Ren.” Jawab Niken “ Hah temen ??? nggak mungkin Niken,sekarang kamu harus temenin aku,aku pengen ketemu dia Rendy menyalakan mesin motornya,saat di perjalanan dia bertemu dengan Veve, dia menghampiri Veve ” Lo yang Veve kan ?” Tanya Rendy “ Iya,gue Veve, lo siapa dan ada apa lo temuin gue “ “ Gue Rendy,gue cowoknya Niken,lo jangan sekali-kali deketin Niken.” “ Rendy , ngomong apa kamu ?” Teriak Niken “ Lo nggak usah ngaku-ngaku cowoknya Niken,gue tahu lo itu bohong sama gue.” Kata Veve “Gue serius.” Kata Rendy “ Oh ya ???? ” Rendy mengeluarkan sebilah pisau dari kantong celana jeansnya “ Lo jangan macem-macem sama gue.” Rendy mengarahkan pisaunya ke arah Veve,Veve berusaha menghindarinya “ Ren,udah.” Kata Niken “ Awas lo.” Rendy meninggalkan Veve dan Niken “ Ken kita ke Pantai Kuta yuk,gue pengen refreshing.” Ajak Veve Mereka berdua menuju ke Pantai Kuta “ Ve,maafin Rendy ya,dia emang kayak gitu anaknya.” Kata Niken “ Nggak apa-apa Niken,gue ngerti kok.” “ Tapi kamu percaya kalau Rendy itu cowok aku ?” Tanya Niken “ Ya nggak lah Ken,gue tuh Cuma percaya sama lo, lo tahu nggak gue sayang banget sama lo.” Tiba-tiba Veve terlihat memegangi kepalanya “ Kamu kenapa ?” “ Nggak apa-apa kok.” “ Nggak Ve,kamu pasti kenapa-napa,soalnya muka kamu pucet banget.” “ Kepala gue sakit banget Ken.” Kata Veve “ Aku cari obat dulu ya,kamu duduk di situ aja.” Niken menuju ke sebuah minimarket untuk membeli obat Nggak lama kemudian Niken kembali “ Ve,bangun,ini aku udah beliin obat buat kamu.” Kata Niken “ Veve,kamu denger aku kan ?” Niken terkejut,ternyata Veve nggak sadarkan diri,dia meminta bantuan orang-orang untuk membawa Veve ke Rumah Sakit “ Sabar ya Ve.” Kata Niken Perawat membawa Veve ke ruang tindakan “ Maaf Mbak,silahkan menunggu di luar.” Kata Perawat Hp Veve yang ada di dalam tas milik Niken berbunyi,mamanya Veve telpon,Niken mengangkatnya “ Halo.” Jawab Niken “ Halo, ini dengan siapa ya ? apa saya bisa bicara sama Veve ?” “ Ini Niken,saya temennya Veve.” Jawab Niken “ Oh,mana Veve Ken ?” Tanya mama Veve “ Veve masuk Rumah Sakit Tante,tadi dia mendadak nggak sadarkan diri.” “ Oh Tuhan,makasih ya Niken.” Mama Veve menutup teleponnya “ Kenapa ma ?” Tanya papa Veve “ Veve masuk Rumah Sakit pa,jangan-jangan penyakit kanker otaknya kambuh lagi,kita harus segera ke Bali pa.” “Nggak bisa ma,mana mungkin ada penerbangan ke Bali,mungkin besok kita baru bisa berangkat,soalnya ini mendadak ma,besok papa usahakan tiket pesawatnya.” Veve terbaring koma di ruang ICCU,cowok itu tampak lemah dan nggak berdaya alat-alat medis terpasang hampir di sekujur tubuhnya, di dadanya terpasang beberapa kabel,kabel itu terhubung dengan sebuah alat di samping tempat tidur Veve,alat ini berfungsi untuk memonitor dan memantau detak jantungnya Dua hari kemudian,kedua orang tua Veve tiba di Bali,mereka bertemu Niken “ Oh kamu yang namanya Niken,cantik juga ya pa.” kata mama Niken Niken hanya tersenyum Niken memegang tangan Veve,infus yang tertancap di tangan Veve masih mengalirkan cairan ke tubuhnya “ Kuat sayang,kuat,kamu harus tetap hidup demi aku.” Kata Niken “ Kemarin kamu bilang kalau kamu sayang sama aku,tapi aku nggak ngerespon kata-kata kamu.” “ Aku juga sayang sama kamu.” Niken mencium kening Veve Sepertinya Veve merespons ucapan Niken, airmata mengalir dari matanya dan tangannya mengenggam tangan Niken,namun dia belum sadarkan diri “ Ini mama Nak.” Mama Veve masuk ke ruang ICCU Niken teringat kata-kata mama Veve “ Sejak kecil Veve menderita kanker otak, Dokter udah memfonis kalau hidup dia udah nggak akan lama lagi.” “ Niken.” Terdengar sebuah suara memanggilnya “ Rendy,ngapain kamu ke sini ?” Tanya Niken “ Aku denger Veve masuk Rumah Sakit karena kanker otak,jadi aku ke sini.” Kata Rendy Rendy pun masuk ke ruang ICCU “ Ve ini gue Rendy,maafin gue,gue nggak tahu kalau lo sakit kanker otak.” Dokter masuk ke ruang ICCU dan memeriksa kondisi Veve,perawat mengecek selang infus di tangan Veve “ Gimana kondisi anak saya Dok ?” Tanya mama Veve “ Ada yang ingin saya jelaskan sama Ibu mengenai kondisi Veve,mari ikut ke ruangan saya.” Dokter mengajak mama Veve ke ruangannya “ Apa yang terjadi sama Veve Dok ?” Tanya mamanya “ Sel kanker sudah menyebar hampir ke seluruh otak Veve,saya takut ini akan berakibat fatal.” “ Maaf,maksud Dokter ? terus apa dia masih bisa bertahan hidup ?” “ Hal ini bisa mengakibatkan pecahnya pembuluh darah di otaknya,sebenarnya masih ada Bu,meskipun itu sangat tipis kalau melihat kondisi Veve sekarang.” “ Tolong selamatkan dia Dok,dia anak saya satu-satunya.” Pinta mama Veve “ Kami akan berusaha Bu,tapi kita juga harus mempersiapkan segala kemungkinan yang terjadi.” “ Niken.panggil mama Veve.kamu udah dengar apa kata-kata Dokter.” “ Udah Tante,Niken udah dengar semuanya.” Kata Niken “ Iya,saya juga dengar Tante.” Jawab Rendy “ Maaf,kamu siapa ya ? kok saya belum pernah lihat kamu ?” Tanya mama Veve “ Saya Rendy Tante,saya sahabat Niken dan Veve.” Rendy memperkenalkan diri Mereka bertiga masuk ke ruang ICCU “ Kalau kamu memang mau pergi,pergilah nak,mama udah ikhlas sayang.” Kata mama Veve Sesaat kemudian alat pemantau detak jantung Veve berhenti , Rendy berlari menuju ke ruang Dokter “ Kalian silahkan tunggu di luar dulu.” Kata Dokter “ Mudah-mudahan Veve nggak apa-apa.” Kata Niken Nggak lama Dokter keluar dari ruang ICCU “Kami sudah berusaha menyelamatkan nyawa Veve, tapi dia meninggal karena pembuluh darah di otaknya pecah.” Kata Dokter “ VEVEEE !!!!” Teriak Niken “ Ken,kamu harus tenang.” Rendy berusaha menenangkan Niken dengan cara memeluknya “ Veve Ren,Veve.” Niken menangis di pelukan Rendy Di pemakaman, airmata Niken kembali mengalir,terutama saat peti jenazah diturunkan ke liang lahat “ Kenapa kamu pergi secepat ini.” Kata Niken “ Mungkin ini yang terbaik buat Veve,daripada dia harus menderita terus.” Jawab Rendy Semua orang sudah kembali pulang,hanya tinggal Niken,Rendy dan mama Veve yang masih ada di pemakaman,hujan deras yang turun hari itu semakin menambah kelamnya suasana “ Ren.” Panggil mama Veve “ Iya,ada apa Tante ?” “ Ren kamu harus jaga Niken ya,soalnya beberapa hari kemarin Veve titip pesan seperti itu sama Tante.” Niken dan Rendy pun menyadari,kini Veve telah pergi untuk selamanya “ Selamat jalan sob,raga lo emang udah pergi,gue janji akan selalu jagain Niken,seperti keinginan lo.”