Rabu, 05 Agustus 2015

Tersenyum Dalam Luka


Kurasakan semilir angin membelai rambutku dengan lembut ketika aku berada di sebuah taman kota,sesaat kemudian pikiranku mulai melayang ke masa dimana aku masih menempuh pendidikan di salah satu perguruan tinggi Kisahku ini bermula ketika Tyara,sahabatku sejak SMP ngajak aku buat ikut acara di salah satu perguruan tinggi di kotaku “ The… besok temenin gue ikut acara yuk.” Ajak Tyara “ Ogah… gue males.” Jawabku “ Ayolah Thea… temenin gue, gue nggak ada temennya nih,sekalian kita cari jodoh buat lo,karena gue itu nggak mau lo kaya gini terus,biar lo bisa cepet move on dari si Vano.” Hibur Tyara “ Iya Ty… si Vano itu kurang ajar banget, disaat gue bener-bener sayang sama dia,eh dia ninggalin gue tanpa alasan, habis itu setelah dia balik,ternyata dia udah nikah sama cewek lain,gimana nggak sedih hati gue.” Kataku “ Udah The… nggak usah diingat-ingat lagi.” Keesokan harinya aku dan Tyara menuju ke aula perguruan tinggi itu “ Hufft… akhirnya sampai juga,gue kirain kita berdua tadi udah telat.” Ujarku Ketika sedang asyik ngobrol dengan Tyara, kedua ekor mataku menangkap ada seorang cowok keren, cowok itu duduk di samping kami “ Eh Ty… coba deh lo lihat cowok yang duduk di samping kita,keren nggak ?” tanyaku kepada Tyara “ Hmm biasa aja The.” Jawab Tyara “ Hah ??? masa sih ??? cowok kaya gitu lo bilang biasa aja ? kalau menurut gue dia tuh keren abis.” “ Menurut gue sih biasa aja,atau jangan-jangan lo naksir ya sama dia ? hehehe.” “ Ihh… apaan sih ? orang gue Cuma ngefans aja kok, ngefans tuh beda sama jatuh cinta kali.” Kilahku Sesi demi sesi acara pun kulalui, tanpa terasa,acara pun selesai,aku dan Tyara pun berjalan melewati sebuah jalan setapak yang ada di belakang gedung “ The itu kan cowok yang tadi lo ceritain ?” tanya Tyara “ Iya… kayanya sih dia lewat sini juga.” Kataku “ Ehemm… kalian tadi juga ikut acara ya ?” tanyanya “ Iya… lo yang tadi duduk di sebelah kita kan,oh iya kita kan belum saling kenal,nama gue Thea dan ini temen gue Tyara.” Kataku “ Nama gue Array,gue tinggal di dekat kampus ini,oh iya gue bisa minta nomor hp lo berdua nggak ?” “ Bisa,sebentar ya.” Kami saling bertukar nomor hp Aku pun sampai di rumah,ketika aku sedang istirahat di kamar hpku berdering “ Nomor baru ??? siapa ya ini ?” “ Ini gue Array.” Terdengar suara di seberang sana “ Oh lo,sori gue kirain siapa.” “ Nggak apa-apa kok The, lagi ngapain lo ?” “ Lagi istirahat aja,gue capek banget Ray.” “ Oh ya udah,met istirahat,gue tutup telponnya ya.” Aku seneng banget hari ini, karena aku bisa ketemu dengan cowok yang seperti Array,dia cakep dan juga keren, aku juga menyadari kalau sepertinya aku sedang jatuh cinta “ Apakah dia juga merasakan hal yang aku rasakan ?” pikirku Akupun mengambil hpku dan memutar sebuah lagu milik band stinky Terlihat wajahku di matamu Yang mendambakan kasih sayang Petanda benih cinta mulai tumbuh Kau jauh di sana Bersama rinduku Hanyalah daun berdesir sayu Ku ingin dengar..ketulusan hati Membuka pintu hatimu Sambil berbisik… aku sayang padamu Kira-kira seperti itu lah perasaanku saat ini “ Ciee… anak mama lagi jatuh cinta nih kayanya ?” tanya mamaku “ Ah… nggak kok ma… Thea Cuma pengen dengerin lagu ini aja kok.” Kataku “ Jangan bohong sayang… mama juga pernah muda, pernah merasakan apa yang kamu rasakan,emang siapa sih pangeran yang udah merebut hati putri mama yang cantik ini ?” mama bertanya sambil mengacak-acak rambutku “ Ini ma… namanya Array.” Aku menunjukkan foto Array ke mamaku “ Ganteng juga… kalau mama sih setuju aja,kalau mungkin dia itu memang jodohmu,tapi… ingat… kamu nggak boleh terlalu berharap.” “ Iya ma… Thea nggak akan mengulang kesalahan di masa lalu kok.” Kehadiran Array bener-bener telah mengubah hidupku saa itu, aku yang dulu seperti nggak punya semangat hidup pun kini mulai mencoba untuk bangkit kembali “ Woi… pagi-pagi udah melamun lo.” Suara Tyara mengagetkanku “ Gue kangen sama Array Ty.” Kata gue “ Beberapa hari lagi si Array ulang tahun lho The… lo nggak kasih kado ke dia ?” tanya Tyara “ Ah iya kah ? gue bingung mau kasih kado apa.” Aku kebingungan “ Kasih kado jam tangan aja,dia pernah cerita ke gue kalau dia itu hobi koleksi jam tangan.” Sudah beberapa hari ini Array nggak sms aku,aku juga nggak tahu kenapa,padahal… biasanya dia sering sms aku “ Ty… gue nggak ngerti deh sama sikap Array akhir-akhir ini.” Curhatku pada Tyara “ Emang dia kenapa The ?” tanya Tyara “ Beberapa hari ini dia nggak sms gue jadi curiga deh sama dia.” “ Gitu ya ? coba gue yang sms.” Beberapa menit kemudian sms dari Tyara pun segera dibalas sama Array, aku mulai merasakan kalau Array menaruh hati pada Tyara,tapi aku berusaha menepis semua anggapanku itu,aku menggangap itu semua hanya sebatas perhatian sebagai teman aja Hari ini adalah hari ulang tahun Array,aku udah menyiapkan kado special buat dia,sebuah jam tangan yang aku beli dari tabunganku sendiri “ Semoga dia seneng sama kado yang gue kasih.” Pikirku Aku berjalan menuju ke food court sebuah mall,kita janjian buat ketemuan di sana, aku terkejut saat melihat Array membelai mesra rambut Tyara,kotak jam tangan yang aku pegang jatuh,aku berlari keluar… Array mengejarku “ Thea tunggu.” Kata Array “ Lo mau ngapain lagi Ray ?” “ Lo jangan salah paham dulu The, gue nggak ada apa-apa kok sama Tyara.” Ujar Array “ Ada apa-apa juga nggak apa-apa kok… sekarang gue udah tahu tentang perasaan lo ke gue, lo Cuma nganggap gue sebagai sahabat aja,lo lebih mencintai Tyara daripada gue.” “ Gue nggak bermaksud kaya gitu Thea… gue bisa jelasin semuanya kok.” “ Nggak ada yang perlu lo jelasin lagi Ray,semuanya udah jelas, gue kesini Cuma pengen ngasih kado ini ke lo,kalau misalnya lo nggak suka,lo boleh kok buang kado ini,ya udah gue pulang dulu ya.” Aku berusaha untuk tetap tenang “ Gue anterin lo ya.” Array menawarkan diri “ Nggak usah Array… gue bisa pulang sendiri kok,makasih.” Kataku Aku meninggalkan mereka berdua,hatiku serasa hancur berkeping-keping,cowok yang selama ini aku cintai ternyata lebih mencintai sahabatku dibandingkan aku “ Udah nak, jangan nangis terus, kalau kamu nangis mama juga nangis.” Mama berusaha menghiburku “ Tuhan itu jahat ma, kenapa sih Thea nggak pernah merasakan kebahagiaan ? kebahagiaan itu Cuma mampir sebentar di kehidupan Thea,kalau aja kebahagiaan itu bisa dibeli,berapapun harganya Thea akan beli,Thea udah capek kaya gini terus.” Kataku “ Sabar nak,kamu harus sabar menghadapinya,anggaplah ini adalah ujian untuk menghadapi kehidupanmu selanjutnya.” “ Thea udah sabar ma,tapi sampai kapan ?” tanyaku Aku memilih untuk berdiam diri di kamar,kuhidupkan radio untuk mengusir kekecewaanku,sayup-sayup terdengar lagu milik Judika Habis kata di bibirku Tersita semua rasaku Kau tak tahu aku terluka Dan ku menangis Dan ku menjerit Oh Tuhan hatiku sakit banget waktu dengerin lagu itu,lalu aku mematikan radio itu Beberapa hari kemudian Tyara berkunjung ke rumahku “ Gue udah jadian sama Array.” Cerita Tyara padaku “ Wah selamat ya,gue ikutan seneng.” Jawabku datar “ The… maafin gue.. gue nggak bermaksud buat ngerebut Array dari lo,tapi… gue juga nggak bisa nolak waktu Array nembak gue.” “ Tyara… lo itu nggak salah,ngapain lo minta maaf,gue bukan siapa-siapanya Array. Mungkin akan lebih baik kalau gue hanya menganggap Array sebagai sahabat gue.” Tak terasa airmataku menetes ketika aku mengingatnya,tapi... aku juga nggak mau membenci mereka Kini,setelah beberapa tahun berlalu,kudengar Array akan segera bertunangan dengan Tyara, dan aku pun juga telah memiliki seorang kekasih, Dinand namanya,kami sudah berpacaran selama dua tahun lebih,aku hanya bisa berharap semoga Dinand adalah pelabuhan cinta terakhirku