Rabu, 21 Oktober 2015

Pilihan Hati Yang Terakhir


“ Rindu… tungguin gue.” Nikki menghampiri Rindu,tapi Rindu malah berlari menjauhinya “ Rin... gue ada perlu sebentar sama lo.” “ Perlu apa Nik ? gue beliin minum dulu ya, lo tunggu sebentar ya.” Kemudian Rindu datang dengan membawa dua botol air mineral “ Makasih ya Rin.” Nikki menenggak minumannya “ Lo ada perlu apa ? tanya Rindu Belum sempat Nikki ngomong, ekor mata Rindu menatap ke seorang cowok keren yang lewat di depan mereka “ Hooii Rin… hallo !!!” teriak Nikki “ Eh sori Ki… hehehe… gue asik lihat cowok keren tadi.” Rindu tersipu malu “ Hmm… giliran ada cowok keren aja temennya dikacangin, udah kita masuk yok, kayanya sebenar lagi dosennya datang.” Ajak Nikki Mendengar ucapan Nikki,wajah Rindu jadi memerah,persis kaya buah tomat Mereka masuk ke kelas,di kelas mereka kembali ketemu sama cowok itu,dengan enaknya cowok itu duduk di kursi yang biasa di tempati Rindu “ Mau ngapain lo ?” tanya cowok itu “ Sori ini tempat duduk gue.” Kata Rindu “ Oh,gimana kalau lo cari tempat lain aja,gue udah nyaman disini soalnya,lagian bokap gue juga penyumbang dana terbesar di kampus ini.” Katanya “ Sombong banget sih lo, Ki ayo kita duduk di belakang aja,males gue lihat anak sombong kaya dia.” Nggak lama kemudian dosen masuk “ Selamat pagi.” Sapa dosen “ Pagi Bu.” Jawab para mahasiswa “ Hari ini kita akan melanjutkan materi yang kemarin.” Dengan berapi-api dosen menjelaskan materi,tanpa mempedulikan kondisi mahasiswa yang udah mulai lemas,beberapa jam kemudian hp dosen bordering “ Maaf,kuliah kita hari ini sampai disini, karena saya ada keperluan di luar kota.” Dosen meninggalkan ruangan Rindu dan Nikki menuju ke kantin, tanpa sengaja Rindu menabrak cowok tadi “ Eh lo ngapain sih ngikutin gue terus ?” “ Idih siapa yang ngikutin lo, emang gue kurang kerjaan apa.” Kata Rindu “ Udah Rin,daripada lo berdua ribut,gimana kalau lo saling kenalan aja,siapa tahu setelah kenalan kalian bisa jadi lebih deket.” Kata Nikki “ Ogah.” Jawab Rindu dan cowok itu SKIP Pulang kuliah Rindu mengajak Nikki ke rumahnya “ Dasar cowok belagu.” Umpat Rindu “ Tapi dia keren juga,hehehe.” Nikki cengengesan “ Apaan ??? kaya gitu keren ??? hiii amit-amit deh.” Kata Rindu Sorenya mereka berolahraga di dekat kompleks rumah Rindu “ Lo lagi lo lagi, kenapa sih setiap gue pergi selalu aja ketemu sama lo ?” tanya Rindu “ Takdir kali.” Jawab cowok itu santai “ Eh denger ya kutu, sekalipun lo takdir gue,sampai kapanpun gue gak akan mau sama lo !!!” bentak Rindu “ Eh sembarangan aja lo panggil gue kutu, nama gue Array.” Dia juga membentak Rindu “ Ayo kita pergi Ki.” Ajak Rindu “ Tapi Rin…” Nikki bingung “ Ajak temen lo pergi, enek gue lihat mukanya !!!” teriak Array “ Gue juga enek kali lihat muka lo… huekk.” Sahut Rindu Sudah beberapa hari ini Rindu nggak melihat batang hidung Array “ Si Array kemana ya ? kok beberapa hari ini nggak kelihatan ?” “ Tumben lo cariin Array,yang gue denger sih dia sakit,kita jenguk dia yuk,sebagai teman kan kita harus jenguk dia.” Ajak Nikk “ Ogah ah, kurang kerjaan banget,lo berangkat sendiri aja,males gue.” “ Ayolah Rin.” Ajak Nikki,Rindu pun akhirnya mau ikut juga Setelah mendapat informasi dari Ricky,sahabat Array,mereka menuju ke Rumah Sakit tempat Array dirawat “ Kamu sakit apa Ray ?” tanya Nikki “ Nggak apa-apa kok ? aku Cuma kecapaian aja.” Jawab Array “ Oh, kamu harus banyak istirahat Ray.” “ Cie, tumben nih pakai kamu aku… hehehe.” Goda Rindu “ Nggak apa-apa kali, Rindu aku bisa minta tolong nggak sama kamu ?” tanya Array “ Kok kamu tahu nama aku ? emang mau minta tolong apa ?” “ Ricky yang kasih tahu aku, aku pengen jalan-jalan,bosen di kamar terus,aku pengen cari hawa segar di luar.” Rindu pun mendorong kursi roda Array ke taman Rumah Sakit,suasana teduh sangat terasa di taman itu “ Kalau aku lihat Rumah Sakit ini kelihatan banget bangunan lama ya.” Kata Rindu “ Iya Rin,kata nenek aku bangunan ini udah ada sejak zaman colonial Belanda.” Sahut Array “ Bangunan yang kaya gini nih asyik kalau dibuat foto.” Rindu mengeluarkan kamera dslrnya “ Wah kamu hobi fotografi juga ya,berarti kita sama dong, sebelum kuliah aku juga pernah kerja jadi fotografer di salah satu majalah.” Kata Array Selesai memotret beberapa objek,Rindu menghampiri Array “ Gimana ??? bagus nggak hasil jepretan aku ?” tanya Rindu Array memperhatikan foto-foto yang ada di kamera Rindu, dia merasakan ada sesuatu yang keluar dari hidungnya “ Hidung kamu berdarah,kamu kenapa Ray ?” tanya Rindu “ Aku nggak apa-apa.” Array berusaha menyembunyikan sesuatu,namun dia merasakan kepalanya sangat pusing “ BRUKK.” Array jatuh pingsan SKIP “ Apa yang terjadi sama gue?” tanya Array lemah “ Kamu tadi pingsan Ray.” Kata Nikki Array berusaha bangun sambil memegangi kepalanya yang masih terasa pusing “ Kamu jangan terlalu banyak gerak dulu.” Nikki membantu Array agar dia bisa duduk “ Gimana kondisi kamu ? udah agak mendingan kan ?” tanya Rindu Array menganggukkan kepalanya “ Ya udah aku tinggal dulu ya,tenang aja ada Nikki kok.” Kata Rindu “ Tunggu Rin. Array memegang tangan Rindu, aku nggak mau kamu pergi,aku mau kamu temenin aku.” Nikki kaget mendengar kata-kata Array, jauh di dalam hatinya dia menaruh rasa terhadap Array “ Lo aja yang temenin Array Rin.” Nikki keluar ruangan Dari kejauhan tampak seorang perawat membawa makanan masuk ke kamar Array “ Silahkan dimakan Mas.” Kata perawat itu “ Iya sus,makasih.” Jawab Rindu “ Sama-sama Mbak.” “ Sekarang kamu makan dulu ya.” “ Aku belum lapar,ntar aja.” “ Tapi kamu harus makan biar cepet sembuh,aku suapin ya.” Nikki melihat hal itu dari jauh, dia cemburu melihat cowok yang dia cintai lebih perhatian ke sahabatnya sendiri Array sudah diperbolehkan pulang dari Rumah Sakit, dua hari setelah pulang,dia melakukan check up kesehatan “ Gimana Dok hasil pemeriksaan saya ?” “ Maaf,apakah kamu pernah kecelakaan dan mengalami cedera kepala yang sangat parah ?” tanya Dokter “ Pernah Dok,kejadiannya waktu saya masih SMA, emangnya kenapa Dok “ tanya Array “ Ada sel kanker di otak kamu,saya rasa ini terjadi karena cedera kepala yang kamu alami,saya sarankan lebih baik kamu melakukan operasi,sebelum semuanya terlambat.” “ Lalu ? kalau saya melakukan operasi apakah saya bisa sembuh ?” “ Bisa,tapi dengan resiko kamu harus kehilangan semua ingatanmu.” “ Nggak Dok,saya sembuh tapi ingatan saya hilang,sama aja saya kaya orang gila Dok.” SKIP Lo kenapa Ray ? gue perhatiin akhir-akhir ini lo sering kelihatan murung.” Tanya Ricky “ Gue kena kanker otak Rick,Dokter menyarankan gue harus operasi,tapi kalau gue melakukan operasi gue akan kehilangan ingatan gue,termasuk ingatan gue tentang Rindu.” “ Rindu ??? emangnya kenapa ???” “ Gue cinta banget sama Rindu,demi dia, gue rela nggak melakukan operasi,tapi lo harus rahasiain tentang penyakit gue,jangan sampai Rindu tahu,gue nggak mau kehilangan dia.” “ Kalau lo nggak mau kehilangan dia,lo tembak dia Ray.” Kata Ricky “ Gue nggak berani nembak dia,gue takut kalau dia tahu kondisi gue,dan dia bakalan ninggalin gue.” “ Kalau emang Rindu juga cinta sama lo,gue rasa dia nggak akan ninggalin lo, biar gimana pun kondisi lo.” Kata Ricky Array pun mencari Rindu, dan dia menemukan gadis di perpustakaan,kemudian mengajaknya ke bukit di belakang kampus “ Kamu ngapain ngajak aku kesini ?” tanya Rindu “ Di bukit ini aku menghabiskan waktu ku,dan disini juga aku akan menyatakan perasaanku ke kamu,jujur sejak dari awal kita ketemu aku merasakan ada benih cinta di dalam hatiku, kamu berbeda dengan cewek-cewek yang pernah dekat sama aku,my Princess Rindu Would you be my lover ?” “ Yes I want to be your lover.” Jawab Rindu Array pun memeluk Rindu, kemudian dia terjatuh dan nggak sadarkan diri,darah segar mengalir dari hidungnya, “ ARRAY KAMU KENAPA ?” Rindu kebingungan Rindu mengambil tissue dari dalam tasnya,dia membersihkan darah di hidung Array “ Ya Tuhan,apa yang terjadi dengan kekasihku ? Rindu menangis Hujan pun mulai turun membasahi muka bumi,tampak Nikki dan Ricky menghampiri Rindu “ Rick,lo ada jaket nggak ?” Ricky mengeluarkan jaket milik Array dari dalam tasnya,Rindu menghangatkan tubuh Array dengan jaket itu “ Array harus segera di bawa ke Rumah Sakit.” SKIP Ricky, Rindu dan Nikki tampak gelisah di depan ruang tindakan,mereka menunggu kejelasan tentang kondisi Array,kemudian Dokter keluar “ Gimana kondisi Array Dok ?” tanya Nikki “ Array kondisinya kritis, kami menempatkan dia di ruang perawatan intensif,sebaiknya kalian segera menghubungi orang tuanya.” Kata Dokter “ Kita harus segera ke ruang perawatan intensif Nik.” Kata Ricky “ Sebaiknya kita tunggu nyokapnya dulu, tadi gue udah menghubungi nyokapnya.” Kata Rindu Nggak lama kemudian,mama Array tiba dari luar negeri mereka menuju ruang perawatan intensif,mama Array menatap Rindu “ Kamu yang namanya Rindu ? “ Iya Tante, saya Rindu.” “ Kamu memang cantik nak,persis seperti yang diceritakan Array.” Rindu hanya tersenyum mendengar kata –kata mama Array, mata Rindu tertuju pada Array yang sedang terbaring koma dengan peralatan medis yang terpasang di tubuhnya, alat itulah yang membantu Array untuk tetap bertahan hidup “ Array,maafkan mama nak,selama ini mama sibuk kerja tanpa memperhatikan kamu.” Mamanya membelai rambut Array “ Ini aku Rindu sayang, aku ada disamping kamu.” Kata Rindu Mentari hari ini telah kembali ke peraduannya,udara malam ini terasa sangat menusuk tulang,di ruang ICCU hanya ada Ricky dan Rindu,sementara Nikki dan mama Array sudah pulang, Rindu melihat Ricky yang tertidur pulas di kursi depan ruangan “ Sayang… aku tidur dulu ya.” Rindu tidur disamping Array,tangan Rindu memegang tangan Array Hari demi hari pun berlalu, kondisi Array belum menunjukkan perekembangan,dia masih saja terlelap dalam komanya,dengan lembut Rindu membelai rambut Array “ Sampai kapan kamu kaya gini terus sayang ? aku kangen suaramu,tawamu,dan juga bercanda sama kamu.” Kata Rindu yang semakin nggak tega melihat kondisi Array yang semakin kurus “ Kenapa sih kamu nggak mau cerita tentang penyakit kamu ke aku ? kamu takut kalau aku bakalan ninggalin kamu ? aku orangnya nggak seperti itu sayang, aku akan terus temenin kamu.” Bisik Rindu di telinga Array Terdengar suara pintu diketuk “ Rindu… ini gue Nikki.” “ Ya masuk aja Ki.” Kata Rindu “ Gimana Array ?” “ Belum ada tanda-tanda kalau kondisinya membaik, yang gue denger… kalau kondisi Array terus memburuk,alat- alat itu bakal dicabut.” Kata Rindu “ Gue nggak mau kehilangan Array Rin,karena gue sangat…” Nikki takut mengatakannya “ Gue udah tahu Ki, lo cinta kan sama Array,maafin gue… gue nggak bermaksud buat merebut Array dari lo, sejak awal gue ketemu sama Array,gue berusaha menjauh dari dia,karena gue tahu lo sangat mencintai dia.” Kata Rindu “ Lo nggak salah Rindu, gue emang mencintai Array,tapi… gue sadar bahwa cinta itu nggak bisa dipaksain,dia lebih mencintai lo daripada gue.” Kemudian mama Array datang dan menunjukkan beberapa foto hasil jepretan Array “ Ini foto-foto Array Tante ? semuanya bagus-bagus.” Kata Nikki “ Array itu hobi banget sama fotografi,bahkan demi hobinya itu,dia rela menunda kuliahnya.” Rindu melihat foto foto itu,namun ada satu foto yang begitu menarik perhatiannya “ Dia pengen banget foto itu jadi foto undangan pernikahan kalian,tapi… Tante juga nggak tahu apakah keinginan itu bisa tercapai, karena itu lah Tante mohon sama kamu,kamu mau kan menikah selagi masih ada kesempatan ?” “ Tapi Tante, saya belum siap buat menikah.” Kata Rindu “ Udah lo nikah aja.” Kata Nikki “ Gue belum siap Nik,kuliah gue juga belum selesai.” Kata Rindu Kedua gadis itu menuju ke kamar Array “ Rin,badan Array panas banget.” Kata Nikki “ Masa sih ?” Rindu segera mencari thermometer,belum sampai Rindu menuruni anak tangga, Nikki berteriak “ Rindu Array kejang-kejang.” “ Array kenapa nak ?” tanya mama Array “ Array kejang-kejang Tante,badannya juga panas tinggi.” Kata Nikki “ Ya udah, Tante kasih tahu Dokter dulu.” Beberapa jam kemudian Dokter datang “ Apa yang terjadi sama anak saya Dok ?” “ Ada infeksi di salah satu syaraf otak Array,saya sudah memasukkan obat anti infeksi di cairan infus Array.” “ Tapi sekarang dia udah nggak apa-apa kan Dok ?” “ Array sudah nggak apa-apa kok,saya permisi dulu.” “ Iya… makasih banyak Dok.” Dua bulan sudah Array koma, Rindu dan Nikki masih setia menemaninya “Gimana Rindu ? apa kamu sudah memikirkan tentang pernikahan itu ?” tanya mama Array “ Iya Tante, saya nggak mau melihat Array menderita.” Hari pernikahan mereka pun tiba,Rindu tampak sangat cantik dan anggun dalam balutan kebaya putih,sedangkan Array yang masih terbaring koma kelihatan cakep banget dengan jas yang dikenakannya “ Nik,lo ikhlas gue menikah sama Array ?” tanya Rindu “ Gue ikhlas Rin,mungkin dengan cara seperti ini dia bisa pergi dengan tenang.” “ Rindu,lo udah siap belum ?” tanya Ricky “ Sudah bisa kita mulai pernikahannya ?” Pernikahan pun segera dimulai, setelah memasangkan cincin di jarinya sendiri,Rindu memakaikan cincin ke jari Array,suasana berubah jadi haru,semua yang hadir pun meneteskan air mata,termasuk Rindu “ Sekarang kita udah jadi suami- istri sayang.” Rindu mencium kening Array Air mata juga mengalir dari kedua mata Array yang masih tertutup Rindu melihat ke arah alat pendeteksi detak jantung, monitor menunjukkan kalau detak jantung Array berhenti,Rindu memanggil Dokter “ Maaf,silahkan menunggu di luar dulu.” Kata Dokter Dokter mengambil sebuah alat yang bentuknya seperti setrika lalu menekan dada Array dengan alat itu,sementara dua orang perawat memegangi tangan Array “ Kamu harus sembuh sayang.” Gumam Rindu dalam hati Akhirnya,setelah kurang lebih berjuang untuk tetap hidup,Array menghembuskan nafas terakhirnya,sebelum acara pemakaman, Rindu memandang wajah suaminya itu untuk terakhir kalinya,wajah Array tampak begitu tenang,senyum terpancar dari wajahnya “ Sekarang dia udah nggak kesakitan lagi.” Kata Nikki Rindu,Nikki dan beberapa kerabat Array mengantarnya ke tempat peristirahatannya yang terakhir “ Kamu adalah pilihan hatiku yang terakhir, istirahatlah dalam ketenangan disana suatu saat nanti kita pasti akan bertemu di surga .” Gumam Rindu

Rabu, 05 Agustus 2015

Tersenyum Dalam Luka


Kurasakan semilir angin membelai rambutku dengan lembut ketika aku berada di sebuah taman kota,sesaat kemudian pikiranku mulai melayang ke masa dimana aku masih menempuh pendidikan di salah satu perguruan tinggi Kisahku ini bermula ketika Tyara,sahabatku sejak SMP ngajak aku buat ikut acara di salah satu perguruan tinggi di kotaku “ The… besok temenin gue ikut acara yuk.” Ajak Tyara “ Ogah… gue males.” Jawabku “ Ayolah Thea… temenin gue, gue nggak ada temennya nih,sekalian kita cari jodoh buat lo,karena gue itu nggak mau lo kaya gini terus,biar lo bisa cepet move on dari si Vano.” Hibur Tyara “ Iya Ty… si Vano itu kurang ajar banget, disaat gue bener-bener sayang sama dia,eh dia ninggalin gue tanpa alasan, habis itu setelah dia balik,ternyata dia udah nikah sama cewek lain,gimana nggak sedih hati gue.” Kataku “ Udah The… nggak usah diingat-ingat lagi.” Keesokan harinya aku dan Tyara menuju ke aula perguruan tinggi itu “ Hufft… akhirnya sampai juga,gue kirain kita berdua tadi udah telat.” Ujarku Ketika sedang asyik ngobrol dengan Tyara, kedua ekor mataku menangkap ada seorang cowok keren, cowok itu duduk di samping kami “ Eh Ty… coba deh lo lihat cowok yang duduk di samping kita,keren nggak ?” tanyaku kepada Tyara “ Hmm biasa aja The.” Jawab Tyara “ Hah ??? masa sih ??? cowok kaya gitu lo bilang biasa aja ? kalau menurut gue dia tuh keren abis.” “ Menurut gue sih biasa aja,atau jangan-jangan lo naksir ya sama dia ? hehehe.” “ Ihh… apaan sih ? orang gue Cuma ngefans aja kok, ngefans tuh beda sama jatuh cinta kali.” Kilahku Sesi demi sesi acara pun kulalui, tanpa terasa,acara pun selesai,aku dan Tyara pun berjalan melewati sebuah jalan setapak yang ada di belakang gedung “ The itu kan cowok yang tadi lo ceritain ?” tanya Tyara “ Iya… kayanya sih dia lewat sini juga.” Kataku “ Ehemm… kalian tadi juga ikut acara ya ?” tanyanya “ Iya… lo yang tadi duduk di sebelah kita kan,oh iya kita kan belum saling kenal,nama gue Thea dan ini temen gue Tyara.” Kataku “ Nama gue Array,gue tinggal di dekat kampus ini,oh iya gue bisa minta nomor hp lo berdua nggak ?” “ Bisa,sebentar ya.” Kami saling bertukar nomor hp Aku pun sampai di rumah,ketika aku sedang istirahat di kamar hpku berdering “ Nomor baru ??? siapa ya ini ?” “ Ini gue Array.” Terdengar suara di seberang sana “ Oh lo,sori gue kirain siapa.” “ Nggak apa-apa kok The, lagi ngapain lo ?” “ Lagi istirahat aja,gue capek banget Ray.” “ Oh ya udah,met istirahat,gue tutup telponnya ya.” Aku seneng banget hari ini, karena aku bisa ketemu dengan cowok yang seperti Array,dia cakep dan juga keren, aku juga menyadari kalau sepertinya aku sedang jatuh cinta “ Apakah dia juga merasakan hal yang aku rasakan ?” pikirku Akupun mengambil hpku dan memutar sebuah lagu milik band stinky Terlihat wajahku di matamu Yang mendambakan kasih sayang Petanda benih cinta mulai tumbuh Kau jauh di sana Bersama rinduku Hanyalah daun berdesir sayu Ku ingin dengar..ketulusan hati Membuka pintu hatimu Sambil berbisik… aku sayang padamu Kira-kira seperti itu lah perasaanku saat ini “ Ciee… anak mama lagi jatuh cinta nih kayanya ?” tanya mamaku “ Ah… nggak kok ma… Thea Cuma pengen dengerin lagu ini aja kok.” Kataku “ Jangan bohong sayang… mama juga pernah muda, pernah merasakan apa yang kamu rasakan,emang siapa sih pangeran yang udah merebut hati putri mama yang cantik ini ?” mama bertanya sambil mengacak-acak rambutku “ Ini ma… namanya Array.” Aku menunjukkan foto Array ke mamaku “ Ganteng juga… kalau mama sih setuju aja,kalau mungkin dia itu memang jodohmu,tapi… ingat… kamu nggak boleh terlalu berharap.” “ Iya ma… Thea nggak akan mengulang kesalahan di masa lalu kok.” Kehadiran Array bener-bener telah mengubah hidupku saa itu, aku yang dulu seperti nggak punya semangat hidup pun kini mulai mencoba untuk bangkit kembali “ Woi… pagi-pagi udah melamun lo.” Suara Tyara mengagetkanku “ Gue kangen sama Array Ty.” Kata gue “ Beberapa hari lagi si Array ulang tahun lho The… lo nggak kasih kado ke dia ?” tanya Tyara “ Ah iya kah ? gue bingung mau kasih kado apa.” Aku kebingungan “ Kasih kado jam tangan aja,dia pernah cerita ke gue kalau dia itu hobi koleksi jam tangan.” Sudah beberapa hari ini Array nggak sms aku,aku juga nggak tahu kenapa,padahal… biasanya dia sering sms aku “ Ty… gue nggak ngerti deh sama sikap Array akhir-akhir ini.” Curhatku pada Tyara “ Emang dia kenapa The ?” tanya Tyara “ Beberapa hari ini dia nggak sms gue jadi curiga deh sama dia.” “ Gitu ya ? coba gue yang sms.” Beberapa menit kemudian sms dari Tyara pun segera dibalas sama Array, aku mulai merasakan kalau Array menaruh hati pada Tyara,tapi aku berusaha menepis semua anggapanku itu,aku menggangap itu semua hanya sebatas perhatian sebagai teman aja Hari ini adalah hari ulang tahun Array,aku udah menyiapkan kado special buat dia,sebuah jam tangan yang aku beli dari tabunganku sendiri “ Semoga dia seneng sama kado yang gue kasih.” Pikirku Aku berjalan menuju ke food court sebuah mall,kita janjian buat ketemuan di sana, aku terkejut saat melihat Array membelai mesra rambut Tyara,kotak jam tangan yang aku pegang jatuh,aku berlari keluar… Array mengejarku “ Thea tunggu.” Kata Array “ Lo mau ngapain lagi Ray ?” “ Lo jangan salah paham dulu The, gue nggak ada apa-apa kok sama Tyara.” Ujar Array “ Ada apa-apa juga nggak apa-apa kok… sekarang gue udah tahu tentang perasaan lo ke gue, lo Cuma nganggap gue sebagai sahabat aja,lo lebih mencintai Tyara daripada gue.” “ Gue nggak bermaksud kaya gitu Thea… gue bisa jelasin semuanya kok.” “ Nggak ada yang perlu lo jelasin lagi Ray,semuanya udah jelas, gue kesini Cuma pengen ngasih kado ini ke lo,kalau misalnya lo nggak suka,lo boleh kok buang kado ini,ya udah gue pulang dulu ya.” Aku berusaha untuk tetap tenang “ Gue anterin lo ya.” Array menawarkan diri “ Nggak usah Array… gue bisa pulang sendiri kok,makasih.” Kataku Aku meninggalkan mereka berdua,hatiku serasa hancur berkeping-keping,cowok yang selama ini aku cintai ternyata lebih mencintai sahabatku dibandingkan aku “ Udah nak, jangan nangis terus, kalau kamu nangis mama juga nangis.” Mama berusaha menghiburku “ Tuhan itu jahat ma, kenapa sih Thea nggak pernah merasakan kebahagiaan ? kebahagiaan itu Cuma mampir sebentar di kehidupan Thea,kalau aja kebahagiaan itu bisa dibeli,berapapun harganya Thea akan beli,Thea udah capek kaya gini terus.” Kataku “ Sabar nak,kamu harus sabar menghadapinya,anggaplah ini adalah ujian untuk menghadapi kehidupanmu selanjutnya.” “ Thea udah sabar ma,tapi sampai kapan ?” tanyaku Aku memilih untuk berdiam diri di kamar,kuhidupkan radio untuk mengusir kekecewaanku,sayup-sayup terdengar lagu milik Judika Habis kata di bibirku Tersita semua rasaku Kau tak tahu aku terluka Dan ku menangis Dan ku menjerit Oh Tuhan hatiku sakit banget waktu dengerin lagu itu,lalu aku mematikan radio itu Beberapa hari kemudian Tyara berkunjung ke rumahku “ Gue udah jadian sama Array.” Cerita Tyara padaku “ Wah selamat ya,gue ikutan seneng.” Jawabku datar “ The… maafin gue.. gue nggak bermaksud buat ngerebut Array dari lo,tapi… gue juga nggak bisa nolak waktu Array nembak gue.” “ Tyara… lo itu nggak salah,ngapain lo minta maaf,gue bukan siapa-siapanya Array. Mungkin akan lebih baik kalau gue hanya menganggap Array sebagai sahabat gue.” Tak terasa airmataku menetes ketika aku mengingatnya,tapi... aku juga nggak mau membenci mereka Kini,setelah beberapa tahun berlalu,kudengar Array akan segera bertunangan dengan Tyara, dan aku pun juga telah memiliki seorang kekasih, Dinand namanya,kami sudah berpacaran selama dua tahun lebih,aku hanya bisa berharap semoga Dinand adalah pelabuhan cinta terakhirku

Jumat, 17 Juli 2015

Mata Untuk Kekasihku


Cuaca hari itu sangat berbeda dari hari-hari biasanya, hujan turun dengan sangat deras, dingin pun sangat terasa menusuk tulang, tampak seorang gadis manis yang tengah berteduh, nggak lama kemudian seorang cowok menghampirinya “ Hmm… hujan-hujan lagi deh,padahal aku udah bilang kamu itu jangan hujan-hujan.” Kata si cowok “ Sori… hehehe… aku lupa.” Kata si cewek “Kemudian cowok itu memakaikan jaketnya ke si cewek yang terlihat agak mengigil kedinginan,cewek itu lalu masuk ke dalam mobil “ Kamu itu jangan suka hujan-hujan,ntar kalau sakit gimana ? aku nggak mau kamu sakit sayang.” “ Iya deh, aku nggak akan hujan-hujan lagi.” “ Uhuk… uhuk.” Cowok itu batuk,dia melihat ada darah di telapak tangannya “ Kamu kenapa ?” “ Nggak… aku nggak apa-apa kok,udah kamu tenang aja.” Dia mengantar cewek itu sampai di depan pintu rumahnya “ Makasih ya Zian, udah nganter Chika, nggak mampir dulu ?” “ Mmh… kapan-kapan aja tante,lagian udah malam,Zian pamit pulang dulu.” Cowok itu bernama Zian,sedangkan ceweknya bernama Chika,mereka udah berpacaran sedari SMP “ Darimana kamu ?” tanya mamanya “ Dari nganter Chika ma.” Kata Zian Zian menuju ke kamarnya, dia melihat pancaran wajahnya yang terpancar dari cermin itu, ada darah yang keluar dari hidungnya “ Ajal gue udah semakin dekat.”pikirnya Pagi itu matahari bersinar sangat cerah, mama Zian tengah mempersiapkan sarapan “ Pagi ma.” Sapa Zian “ Pagi juga sayang.” Jawab mamanya “ Kayanya penyakit Zian udah semakin parah ma.” “ Kok kamu ngomong seperti itu sih ?” “ Kemarin darah keluar dari hidung Zian, Dokter udah pernah bilang,kalau darah udah keluar dari hidung,itu adalah pertanda kalau penyakit ini udah semakin parah,dan otomatis ajal Zian juga udah semakin dekat.” Kata Zian “ Jangan ngomong seperti itu, kamu harus optimis kalau kamu bisa sembuh nak,kamu pasti sembuh sayang.” Hibur mamanya Sementara itu Chika tengah bersiap-siap untuk berangkat bekerja,dia menyalakan mesin mobilnya,mobil Chika pun berjalan membelah kepadatan jalan ibukota, namun tiba-tiba dari arah berlawanan muncul sebuah sepeda motor,Chika berusaha membanting stir dan mobilnya menabrak pohon,Chika pingsan seketika itu juga,polisi mencoba menghubungi nomor yang ada di hp Chika,salah satunya Ryan,Ryan segera menelpon Zian “ Lo dimana Zi ?” tanya Ryan “ Gue lagi di kantor,ada apaan sih ?” “ Chika kecelakaan Zi,sekarang gue udah ada di Rumah Sakit.” “ APA ??? sebentar lagi gue kesana.” Zian menuju ke Rumah Sakit, disana udah ada Shelly,teman satu kantor Zian yang juga sahabat Chika “ Gimana kondisi Chika Dok ?” tanya Zian “ Chika mengalami benturan yang sangat keras di kedua bola matanya,benturan itu mengakibatkan kedua kornea matanya rusak,dan Chika terancam buta.” Zian masuk ke ruangan tempat Chika dirawat,gadis itu terbaring dengan kedua mata yang terbalut perban “ Gue nggak tega lihat kondisi Chika Shel.” Kata Zian “ Lo yang sabar Zi.” Shelly memegang pundak Zian “ Zian… Zian.” Erang Chika lirih,Zian bergegas menuju ke ruangan Chika “ Ini dimana ? kok semuanya gelap ?” tanya Chika “ Lo kecelakaan Chik,dan kecelakaan itu menyebabkan lo mengalami…” Shelly mencoba mengatakan kalau Chika mengalami kebutaan tapi Zian mencegahnya “ Mengalami apa ?” tanya Chika “ Lo mengalami luka ringan.” Ryan berusaha menutupi kenyataan yang terjadi “ Kalian nggak usah bohong, pasti kalian menyembunyikan sesuatu dari gue… iya kan ?” tanya Chika “ Kecelakaan itu menyebabkan kamu mengalami kebutaan.” Kata Zian “ Nggaaakkk !!! nggak mungkin,aku nggak mau buta” “ Maafin aku sayang,aku terpaksa menyembunyikan ini semua dari kamu.” Zian memeluk Chika Beberapa bulan setelah kecelakaan itu,Chika sudah diperbolehkan pulang, Chika sudah bisa berjalan walaupu harus dengan bantuan tongkat “ Udah lah, ngapain kamu masih ada disamping aku ? aku udah nggak seperti dulu,aku hanya cewek buta yang bisanya Cuma merepotkan kamu, lebih baik kamu tinggalin aku,di luar sana banyak cewek cantik,carilah cewek yang lebih baik daripada aku.” Kata Chika “ Nggak sayang, aku nggak akan ninggalin kamu,sekalipun banyak cewek cantik,tapi… hati ini tetap punya kamu.” Kata Zian “ Ihh gombal.” Kata Chika “ Aku serius Chika sayang.” Kata Zian Chika mendengar Zian terbatuk-batuk dengan keras “ Kamu sakit sayang ?” tanya Chika “ Nggak kok,Cuma batuk biasa aja.” Kata Zian “ Batuk kamu itu bukan batuk biasa,mending kamu pergi ke Dokter deh.” Kata Chika Hari demi hari pun telah berlalu, penyakit yang diderita Zian semakin parah “ Kamu serius ingin mendonorkan mata buat Chika ?’ tanya Dokter “ Iya Dok,lagipula umur saya juga udah nggak akan lama lagi, saya ingin Chika bisa melihat lagi seperti dulu, saya ingin Dokter merahasiakannya dari siapapun,termasuk Chika.” ***************** “ Hai sayang.” Sapa Zian “ Iya… tumben wajah kamu ceria banget ? ada berita apaan sih ?” tanya Chika “ Aku tuh emang harus selalu ceria,biar kamu juga selalu ceria… oh iya aku ada kabar bagus,kata Dokter udah ada donor yang bersedia donorin matanya buat kamu,jadi… sebentar lagi kamu udah bisa lihat seperti dulu.” “ Wah aku seneng banget dengernya sayang,oh iya siapa pendonor itu ? biar nanti habis operasi aku bisa bilang makasih sama dia.” “ Aku juga nggak tahu, Dokter masih merahasiakan siapa pendonor itu.” Kata Zian Chika tidak mengetahui kalau pendonor itu adalah Zian sendiri Mereka menuju ke taman,Zian menatap wajah Chika “ Gue pengen menatap wajah Chika untuk yang terakhir kalinya,sebelum gue pergi untuk selamanya.” Gumam Zian Keesokan harinya,Zian bertemu dengan Ryan dan Shelly,seperti biasa,mereka ngobrol di sebuah café “ Kalau gue udah nggak ada,gue minta tolong lo jagain Chika ya.” Kata Zian “ Uhuk… lo ngomong apaan sih ?’ Ryan tersedak ketika mendengar omongan Zian “ Lo mau kemana ? apa lo juga nggak akan balik lagi kesini ?” tanya Shelly “ Gue nggak akan pernah balik kesini lagi,maka dari itu gue minta tolong ke Ryan buat jagain Chika,oh iya kata Dokter besok Chika akan dioperasi, gue minta tolong sama lo berdua, lo temenin Chika ya.” “ Lo juga harus ikut Zi,masa Cuma kita berdua aja.” Kata Ryan “ Sori… gue besok nggak bisa ikut,gue titip surat ini buat Chika ya.” Zian menitipkan sebuah surat Besoknya Chika pun menjalani operasi, dia tampak begitu bahagia,namun kebahagiaan itu terasa belum lengkap,karena dia nggak melihat Zian ketika pertama kali membuka matanya “ Kemana Zian ?” tanyanya Semua hanya diam, Chika melihat mata mereka berkaca-kaca “ Apa yang terjadi sama Zian ? kenapa mata kalian berkaca-kaca ?” “ Kamu ingin bertemu Zian Chika ?” tanya mama Zian “ Iya tante,Chika pengen tanya sama dia, kenapa dia nggak temenin Chika waktu Chika menjalani operasi.” “Kamu ikut tante ya sayang,tante akan antar kamu ke tempat dimana Zian berada sekarang.” Mama Zian mengantar Chika ke sebuah tempat pemakaman “ Disinilah Zian terbaring untuk selamanya Chika.” Chika nggak bisa berkata-kata,mulutnya terasa tercekat,dia hanya terdiam seribu bahasa sambil memandang sebuah batu nisan,dia kembali ke Rumah Sakit “ Sher,Ryan… gue minta lo jujur sama gue,apa yang terjadi sama Zian ? apa yang menyebabkan Zian meninggal ?” Ryan dan Sherly hanya saling berpandangan,mereka nggak tahu harus menjawab apa “ Kok lo diem aja ? please jawab pertanyaan gue.” Pinta Chika “ Zian difonis menderita kanker stadium lanjut Chik, beberapa bulan yang lalu mama Zian ngasih tahu kalau Zian jatuh, Zian mengalami koma selama beberapa bulan,hingga akhirnya meninggal.” Ryan mulai buka suara “ Saat itu nyokapnya melarang kita buat ngasih tahu ke lo tentang kondisi Zian ke lo,nyokapnya takut kalau lo tahu tentang kondisi Zian yang sebenernya.” “ Dia juga nggak pernah cerita tentang kondisinya ke gue,waktu gue tanya dia selalu aja jawab kalau dia nggak apa-apa.” Kata Chika “ Kemarin dia titip surat buat lo,lo baca aja surat ini.” Shelly memberikan sepucuk surat Chika pun membacanya “ Chika sayang maafin aku ya,aku nggak bisa temenin kamu waktu kamu menjalani operasi, pasti sekarang kamu udah bisa melihat seperti dulu lagi kan ?maaf kalau selama ini aku nggak jujur sama kamu tentang penyakit aku,aku melakukan semua ini karena aku nggak mau kamu ninggalin aku… karena buat aku kamu adalah segalanya, aku merasa sangat sedih waktu tahu karena kecelakaan itu kamu mengalami kebutaan, aku nggak tega melihat kamu buta, saat itu aku menemui Dokter, Dokter mengatakan kalau kebutaan itu hanya bisa disembuhkan dengan cara mendonorkan mata,aku memutuskan untuk mendonorkan mataku walaupun mama sempat melarang keinginan aku ini, aku menyadari kalau cepat atau lambat ajal itu akan segera datang menjemputku, kamu jangan nangis waktu baca surat aku,hapuslah air matamu sayang, jangan menangis bidadariku… kalau kamu nangis ntar cantiknya hilang lho… hehehe… dan melalui surat ini aku mau bilang makasih karena kamu udah mau temenin aku disaat-saat terakhirku.” “ Ternyata Zian udah mendonorkan matanya buat gue.” Air mata mulai membasahi pipi Chika “ Dia sayang banget sama lo.” “ Raga Zian emang udah pergi,tapi jiwanya akan selalu hidup di kedua mata gue.”

Kamis, 09 Juli 2015

Kenangan Terindahku


Pagi itu kabut tebal masih menyelimuti muka bumi,tanah pun masih terlihat basah oleh sisa air hujan deras yang kemarin mengguyur kawasan itu,tampak seorang gadis tengah berjalan menuju ke sebuah areal pemakaman, gadis itu menuju ke sebuah makam yang terletak di pinggir danau,diletakkannnya sebuah bunga di makam itu “ Nggak terasa udah dua tahun kamu pergi.” Diusapnya batu nisan makam itu “ Kasih, kayanya lo belum bisa melupakan dia ?” “ Iya Raf… dia begitu berarti dalam kehidupan gue,seandainya kecelakaan itu nggak terjadi… pasti hari ini gue udah nikah sama dia,kecelakaan itu terjadi karena gue.” Jawab Kasih “ Jangan nyalahin diri lo sendiri,Rain kecelakaan itu bukan karena lo,ini udah jadi kehendak Tuhan.” “ Dia bener-bener sayang sama gue,bahkan demi gue… dia rela mengorbankan nyawanya.” “ Hmm… gue anter lo pulang ya.” Kata Rafa Rafa mengantar Kasih sampai di depan rumahnya “ Lo habis darimana Kasih ?” tanya Kirana,sepupu Kasih “ Gue baru dari makam Ki.” Jawab Kasih “ Makam ??? makamnya siapa ?” “ Makam Rain… dia cowok gue yang udah meninggal dua tahun lalu karena kecelakaan.” Jawab Kasih “ Kok lo nggak pernah cerita ke gue ?” Kasih pun menceritakan kisah cintanya dengan Rain “ Waktu itu adalah hari pertama gue Ospek di kampus,gara-gara bangun kesiangan… gue jadi telat masuk kampus,gue ditegur sama senior.” “ Udah jam berapa ini ? lo niat ikut ospek nggak sih ?” “ Maaf Kak... ini tadi di jalan macet,terus kemarin saya juga baru pulang dari luar kota.” Jawab gue “ Banyak alasan lo… bilang aja kalau lo nggak mau ikut ospek, udah deh ngaku aja.” Kemudian datang seorang cowok,kayanya sih dia ketua BEM di kampus itu “ Ada apaan sih May ?” “ Biasa, calon mahasiswi yang datangnya terlambat,alasannya sih kena macet terus kemarin baru ada acara di luar kota gitu.” “ Hmm… emang beneran itu ?” “Iya Kak.” “ Jadi dia harus dapat hukuman kan,enaknya dihukum apa ya? Kalau menurut gue… ini anak kita suruh lari keliling lapangan seratus kali aja.” “ Maya lo gila ya ?, anak orang nih,kalau ada apa-apa gimana ?” “ Ya… biarin aja,lagian… siapa suruh dia datang terlambat, heh… lo cepetan lari ,jangan diem aja.” Waktu gue mau ke lapangan,dia mencegah gue “ Kamu nggak usah lari,biarin aja.” “ Tapi Kak… aku kan telat,jadi harus dihukum.” “ Kan aku udah bilang,kamu nggak usah lari,ntar aku yang tanggung jawab.” “ Ya udah,makasih Kak,udah belain aku.” “ Sama-sama… oh iya kita belum saling kenal,aku Rain,kalau kamu ?” “ Aku Kasih.” Setelah pertemuan itu,gue dan Rain menjadi semakin akrab “ Hai Kasih,sendirian aja nih ?” tanya Rain “ Iya Kak.” Jawab Gue “ Jangan panggil Kak dong,panggil Rain aja.” Gue nggak menyadari kalau kedekatan gue dan Rain membuat Maya cemburu,katanya sih si Maya itu naksir berat sama Rain,sampai suatu saat gue ketemu sama Maya “ Lo ngapain deket-deket sama Rain ? gue nggak suka kalau lo deket sama Rain.” “ Emang kenapa Kak ? aku sama Rain kan Cuma teman aja, aku nggak ada perasaan apa-apa kok.” “ Beneran ? gue akan pegang omongan lo, kalau sampai lo bohong sama gue, lo tahu sendiri akibatnya.” Ancam Maya Gue cuek aja,gue nggak terlalu menghiraukan ancaman Maya, gue Cuma menganggap itu hanya sebagai angin lalu,karena pada saat itu gue emang nggak mempunyai perasaan apa-apa ke Rain.Gue Cuma menganggap dia sebagai kakak “ Ngapain lo ?” Suara Rafa mengagetkan gue “ Nggak,gue nggak ngapa-ngapain kok.” “ Kasih… lo jangan bohong sama gue,lo lagi mikirin Rain kan ? hahahaha… ” “ Iih… apaan sih ? sok tahu banget lo,udah ayo kita latihan,hari ini kita ada latihan basket.” Gue dan Rafa menuju lapangan basket,gue melihat ada Rain disana “ Cie… ada Rain tuh.” Kata Rafa “ Apaan sih ? terus apa hubungannya sama gue ?” tanya Gue Gue dan Rafa menuju ke lapangan, gue mengambil bola basket dan mencoba memasukkannnya ke ring, entah kenapa hari itu gue semangat banget,saking semangatnya sampai gue terjatuh “ Kamu nggak apa-apa Kasih ?” tanya Rain “ Aku nggak apa-apa Rain.” Gue mencoba berdiri “ Nggak apa-apa gimana ? tangan kamu berdarah tuh,aku antar kamu ke ruang kesehatan ya.” Rain mengantar gue ke ruang kesehatan, diambilnya obat luka, dia mengobati luka di tangan gue “ Mbak, perbannya habis ya ?” tanyanya pada petugas di ruang kesehatan “ Iya Mas,perbannya habis.” Rain nggak kehilangan akal,dia melepas ikat kepala yang dipakainya,dia membalut luka gue dengan ikat kepala itu,dia begitu perhatian sama gue,dan saat itulah gue baru menyadari kalau gue udah jatuh cinta sama dia, sorenya,sehabis latihan basket dia ngajak jalan “ Bagus banget tempatnya.” Kata gue “ Ya, aku emang sengaja memilih tempat ini,karena aku ingin menghabiskan waktu di tempat ini bersama dengan orang yang aku sayangi Dan gue nggak pernah nyangka kalau ditempat itu juga dia nembak gue,tapi… gue justru merasa aneh,gue merasa kalau Rain akan pergi jauh ninggalin gue Hari –hari gue yang dulu terasa sepi pun kini mulai berubah menjadi berwarna,sejak kehadiran Rain dalam kehidupan gue,gue masih ingat,waktu itu hujan turun dengan deras,gue kedinginan,Rain melepas jaket yang dipakainya,lalu dia memakaikan jaket itu ke gue “ Pakai jaket aku aja, daripada ntar kamu sakit loh.” Kata Rain “ Ng… nggak usah… aku nggak apa-apa kok,mending jaket itu kamu pakai lagi aja, lihat, badan kamu basah kuyup loh, ntar asma kamu kambuh lagi.” Kata gue Udah… pakai aja,lebih baik aku yang sakit daripada kamu yang sakit,oh iya,aku antar kamu pulang ya.” Rain kemudian mengantar gue pulang, waktu gue ada di dalam mobil, gue diam aja,Rain merasa heran dengan perubahan sikap gue “ Kenapa kamu diam aja Kasih ? kamu sakit ?” tanya Rain sambil mengemudikan mobilnya “ Nggak Rain, aku merasa kalau kamu akan pergi jauh ninggalin aku.” “ Aku nggak akan pergi, aku ada disini sayang, aku akan selalu ada disamping kamu.” Rain memegang tangan gue “ Aku takut ntar kalau suatu saat nanti harus berpisah sama kamu, aku nggak mau berpisah dari kamu,aku nggak bisa hidup tanpa kamu Rain.” Kata gue “ Kasih… dengerin aku, kamu nggak usah takut,aku ada disamping kamu, apapun akan aku lakukan,sekalipun aku harus mengorbankan nyawaku demi kamu, aku janji,aku akan jagain kamu, sampai jantungku ini berhenti berdetak.” Kata Rain “ Tapi kemarin aku mimpi, kamu ninggalin aku di suatu tempat,kamu bilang kalau kamu mau pergi sebentar, waktu aku tunggu ternyata kamu nggak kembali “ Mimpi itu Cuma bunga tidur aja,udahlah jangan terlalu percaya sama mimpi, percayalah sama aku .” Beberapa minggu kemudian, gue nggak ngerti apa yang gue rasakan,firasat gue mengatakan kalau hal buruk akan terjadi pada Rain,selama perkuliahan berlangsung,gue melamun terus. Sampai akhirnya,kejadian yang nggak gue inginkan terjadi “ Mbak… awas… ada mobil di belakang.” Teriak orang-orang Gue melihat mobil udah dekat di depan gue,tapi tiba-tiba seperti ada yang mendorong tubuh gue,gue terjatuh, ketika gue bangun,gue melihat Rain tergeletak nggak sadarkan diri dengan kepala yang bersimbah darah di samping gue,gue sadar… Rain udah menyelamatkan gue, dia merelakan tubuhnya ditabrak oleh mobil itu, orang-orang segera melarikan dia ke Rumah Sakit,di perjalanan menuju Rumah Sakit, begitu banyak darah yang keluar dari kepala Rain, gue membersihkannya dengan mengunakan ikat kepala milik Rain yang pernah dia pakai waktu membalut luka di tangan gue “ Gimana kondisi Rain Dok ?” tanya gue “ Kami belum mengetahui pasti kondisi Rain seperti apa, karena kami harus melakukan pemeriksaan lebih mendalam.” Kata Dokter Hati gue terasa gundah gulana,gue hanya bisa mondar-mandir di depan ruang tindakan, lalu Rafa datang menyusul gue Beberapa menit kemudian ,perawat membawa Rain keluar,gue segera menghampirinya “ Rain… ini aku Kasih, kamu dengar aku kan ?” “ Maaf Mbak… pasien harus segera dibawa ke ruang ICCU.” Kata perawat “ Rain !!! Rain !!!” teriak Gue “ Tenang Kasih… tenang… lo nggak boleh panik.” Rafa berusaha menahan gue “ Gue pengen ketemu Rain Raf, gue pengen ketemu Rain.” Gue histeris Rafa mengantar gue ke ruang ICCU, hati ini bagaikan tersayat mata pisau yang tajam begitu gue melihat orang yang gue sayangi terbaring nggak berdaya, tubuh gue serasa lemas, Rafa membawa gue keluar dari ruang ICCU “ Gue nggak sanggup liat kondisi dia Raf, gue nggak tega.” “ Lo udah ketemu Dokter ?” tanya Rafa “ Udah sih… tapi Dokter belum bisa ngasih tahu gimana kondisi Rain,karena Dokter masih harus melakukan pemeriksaan lebih mendalam lagi,semoga nggak ada hal buruk yang terjadi sama Rain.” Kata Gue Seorang perawat menghampiri gue dan Rafa “ Maaf apa Mas dan Mbak ini adalah keluarga dari pasien yang bernama Rain ?” tanyanya “ Iya… ada apa suster ?” tanya gue “ Dokter ingin membicarakan tentang kondisi pasien,mari saya antar ke ruang Dokter.” “ Gue bersama Rafa menuju ke ruang Dokter “ Rain mengalami cedera yang cukup serius akibat benturan keras di kepalanya, hasil ct-scan menunjukkan adanya pendarahan di otaknya.” “ Gue nggak nyangka kalau kondisi Rain separah itu Raf,gue pikir ini Cuma kecelakaan biasa, gue nggak tahu kalau akhirnya bakal seperti ini.” Gue menangis “ Ngapain lo nangis ? Rain koma gara-gara lo,udah puas lo hah ???” bentak Maya yang tiba-tiba muncul di Rumah Sakit “ May… bisa nggak sih lo jaga omongan lo ? lo nggak tahu kalau Kasih itu masih syok karena kejadian tadi ?” tanya Rafa “ Oo… ternyata lo bisa syok juga? “ Maya melirik Kasih dengan tatapan yang sinis “ Bukannya lo ya yang jadi penyebab Rain kecelakaan ?” tanya Thea, sahabat Maya “ Iya Thea… Kasih itu adalah penyebab Rain kecelakaan,jadi dia itu adalah PEM… BU…NUH,gue yakin pasti lo lo semua nggak nyangka kan ?” Maya mulai menyulut emosi “ Iya ya… nggak nyangka kalau cewek yang wajahnya lugu banget ini adalah seorang pembunuh.” Kata Chika,sahabat Maya “ APA ??? PEMBUNUH ??? ih sereemm cin,ntar ujung-ujungnya kita dibunuh juga… hii… ngeri deh.” Kata Maya “ Eh lo bertiga… kurang ajar banget, belum pernah ngerasain dihajar ya.” Rafa mulai terpancing emosinya “ Udah Raf, ini di Rumah Sakit,jaga emosi lo,biarin aja.” “ Kalau sampai Rain kenapa-napa… gue nggak akan pernah maafin lo.” Ancam Maya Dan masalah yang gue alami pun semakin rumit,ketika Maya menghasut nyokap Rain agar membenci gue “ Si Maya itu keterlaluan banget, lo kan bukan pembunuh Rain,justru Rain yang menyelamatkan lo dari kecelakaan itu.” Kata Kirana “ Entahlah Ki,gue juga nggak tahu kenapa dia bisa kaya gitu, gue lanjutin ceritanya ya.” Gue berjalan menuju ke ruang ICCU,gue duduk di dekat tempat tidur Rain “ Kamu harus sembuh sayang, aku nggak mau kamu menderita,harusnya aku yang terbaring disini… bukan kamu.” Gue memegang tangan Rain yang terkulai lemah “ Ini semua gara-gara aku Rain, aku emang jahat !!! jahat banget.” Gue mulai menyalahkan diri gue sendiri Gue merasa sangat lelah,sampai akhirnya gue tertidur,Rain muncul di mimpi gue “ Rain… beneran ini kamu ?” tanya gue “ Iya sayang… ini aku.” Gue dan Rain berjalan melewati sebuah taman yang sangat indah,tapi… entah kenapa saat berada di tepi danau Rain menghilang ,gue kebingungan,gue mencari Rain,sampai gue menemukan sebuah batu nisan yang bertuliskan nama Rain,gue pun terbangun dari tidur, gue lihat kedua mata Rain masih tertutup rapat, dia nggak mengerti kalau orang-orang disekitarnya sangat mengkhawatirkannya “ Apa arti dari mimpi gue ? apakah Rain benar-benar akan pergi dari gue ?” pikir gue Sudah hampir dua bulan lebih Rain terbaring di Rumah Sakit,gue sering membacakan novel ataupun buku cerita buat dia. Sekalipun dia masih dalam kondisi koma “ Akhirnya pangeran dan putri itupun hidup bahagia,menurut aku cerita ini bagus deh, kalau menurut kamu gimana ?” tanya gue “ Aku sayang kamu,aku memang nggak bisa mengatakannya,tapi… percayalah… hati ini telah menjadi milikmu selamanya, ya Tuhan aku mohon selamatkanlah cowok yang aku sayangi.” Kata gue “ Hmm… ternyata si pembunuh itu masih aja ada disini.” Maya muncul di depan gue “ Maya… gimana kabar lo ? tanya gue “ Lo nggak usah sok baik di depan gue, gue tahu, lo emang sengaja bikin Rain kecelakaan kan ?” tanya Maya “ May… gue itu sayang banget sama Rain,nggak mungkin gue tega berbuat kaya gini ke Rain,kejadian itu terjadi secara nggak sengaja.” Gue membela diri “ Lo nggak usah membela diri didepan gue, gue minta lo pergi dari sini.” Maya mengusir gue “ Tapi May,gue… “ Maya segera menutup pintu ruang ICCU,dari luar gue melihat Maya yang dengan sabar merawat Rain,Maya melepas baju yang dipakai Rain, menyeka wajah dan badan Rain “ Aku akan bawa kamu untuk berobat ke luar negeri.” Kata Maya,lalu dia menyisir rambut Rain dan merapikan selimut yang menutupi sebagian tubuh Rain, gue pun duduk di sebuah bangku yang ada di depan ruang ICCU Saat gue lagi melamun, hp gue bergetar,gue lihat ada bbm dari Richa,sahabat gue waktu SMP “ Kasih… besok ada reuni,mau ikut nggak lo ?” “ Kayanya gue nggak bisa ikut Cha, cowok gue masuk Rumah Sakit.” “ Hah ? emang cowok lo kenapa ?” “ Cowok gue kecelakaan,sekarang dia koma di Rumah Sakit.” “ Oh ya udah kalau gitu, gws ya buat cowok lo.” “ Iya Cha… makasih banyak.” Gue membelai rambut Rain yang sudah mulai panjang “ Aku nggak tahu… apakah aku bisa bertahan hidup tanpa kamu,kalau ternyata kamu harus pergi meninggalkan aku.” “ Kasih.” Rafa muncul di depan gue. Tadi Dokter ngasih tahu kalau darah masih keluar dari kepala Rain akibat pendarahan itu.” “ Beneran Raf ??? apakah pendarahan itu bisa dihentikan ?” tanya Gue “ Gue nggak tahu Kasih… mending kita tanya ke Dokter aja.” Rafa mengajak gue ke ruang Dokter “ Apa benar Rain mengalami pendarahan Dok ? tanya Gue “ Iya Kasih… Rain memang mengalami pendarahan yang cukup serius.” “ Lalu ??? apakah pendarahan itu bisa dihentikan ?” tanya Rafa “ Pendarahan itu bisa dihentikan dengan cara melakukan operasi, tapi… operasi ini sangat beresiko tinggi bagi Rain,dia bisa kehilangan nyawa.” “ Rain nggak boleh meninggal… gue nggak akan bisa hidup tanpa dia!!!” teriak gue “ Harapan Rain untuk tetap bertahan hidup sangat tipis sekali,mengingat pendarahan itu juga mengenai syaraf yang ada di otaknya,hal itulah yang menyebabkan dia koma.” “ Kalau memang operasi adalah jalan terbaik,lakukan aja Dok, saya juga nggak mau lihat sahabat saya menderita.” Kata Rafa Beberapa minggu kemudian,Dokter bersiap untuk segera melakukan operasi terhadap Rain “ Semoga operasi ini akan membuat keadaan kamu akan menjadi lebih baik.” Gue mencium kening Rain sebelum dia dibawa ke ruang operasi Gue menunggu di depan ruang operasi, gue melirik tempat duduk disamping gue,ternyata disitu ada Maya,dia menghampiri gue “ Kasih… maafin gue ya… selama ini gue udah berburuk sangka sama lo,gue kira lo punya niat jahat ke Rain.” Kata Maya “ Iya May… gue nggak mungkin punya niat jahat sama Rain,karena gue sayang banget sama dia, mending sekarang kita doakan dia,semoga operasinya berjalan lancar.” Dokter keluar dari ruang operasi “ Gimana kondisi Rain Dok ?” tanya gue “ Rain kondisinya kritis, kalian tenang dulu ya.” Kata Dokter,kemudian Dokter masuk kembali ke ruang ICCU “ Tekanan darahnya menurun Dok,di monitor juga menunjukkan kalau detak jantungnya berhenti.” Kata perawat Dokter segera mengambil sebuah alat yang bentuknya mirip dengan setrika, Dokter menekan dada Rain dengan alat itu berkali-kali,tapi… sepertinya usaha itu sia-sia,karena di monitor sudah menunjukkan tanda garis,Dokter melepas semua alat yang ada di tubuh Rain dan menutupi seluruh tubuh Rain dengan selimut, lalu Dokter keluar dan menghampiri gue,Rafa dan Maya “ Kalian yang sabar ya.” Kata Dokter “ Sabar ??? maaf saya nggak menerti dengan maksud kata-kata Dokter.” Kata gue “ Rain telah tiada,dia meninggal.” “ APA???” gue menuju ke ruang jenazah,gue membuka kain penutup yang menutupi tubuh Rain yang kini telah terbujur kaku “ Kenapa kamu pergi Rain ??? kan kamu udah janji kalau kamu nggak akan ninggalin aku ???” isak gue “ Itulah kisah gue Ki,dan ikat kepala punya Rain masih ada di gue.” Gue menunjukkan ikat kepala itu, sisa noda darah Rain masih ada di situ walaupun udah berkali-kali gue cuci “ Sepertinya lo masih sayang sama Rain ?” tanya Kirana “ Iya… sampai sekarang pun gue belum bisa melupakan dia.” Airmata mulai turun membasahi pipi gue “ Lo harus ikhlasin dia Kasih… gue percaya kalau dia udah bahagia disana.” Kirana menghibur gue Dan kini,nggak terasa udah dua tahun Rain pergi,gue masih belum bisa melupakan dia sampai saat ini,banyak kenangan indah yang udah dia tinggalkan di kehidupan gue, tenanglah dalam tidur panjang nan abadi disana… I love you Rain

Selasa, 21 April 2015

Antara aku kamu dan Dia


Oleh : Cicilia Wulan Hari itu… di sebuah Rumah Sakit terlihat seorang Bapak yang tengah mondar-mandir di depan ruang bersalin “ Tolong istriku ya Tuhan.” Pikirnya Kemudian terdengar suara tangis bayi, bersamaan dengan itu seorang Dokter keluar dari ruang bersalin “ Selamat ya Pak… anaknya kembar… dua-duanya sehat.” “ Makasih banyak Dok.” Bapak itu kemudian masuk ke kamar istrinya “ Anak kita kembar Pa,cowok semua.” Dua orang perawat membawa kedua bayi itu ke ruangan dan meletakannya dalam sebuah books bayi “ Kita kasih nama siapa ya ?” “ Gimana kalau kita kasih nama Vicky sama Vicko ?” “ Jelek ah.” “ Terus siapa dong ?” “ Kalau Kiandra sama Ferdinand gimana ?ntar kita panggil Kian sama Dinand.” “ Wah mama setuju Pa.” Tahun demi tahun pun berlalu, Kiandra dan Ferdinand telah dewasa,mereka kuliah di kampus yang sama, tapi berbeda jurusan “ Kian… lo ada acara nggak hari ini ?” tanya Dinand “ Kayaknya gue ada latihan basket hari ini,emang kenapa ?” “ Ini tadi mama sms gue… katanya sih minta dianterin ke acara reuni.” “ Kenapa nggak lo aja yang nganter ?” tanya Kian “ Gue juga ada latihan futsal, hm… gimana ya ?” “ Gimana kalau gue aja yang nganterin ?” terdengar suara cewek “ Aqila… lo serius ?” “ Ya iya lah… kasihan nyokap kalian,nggak ada yang nganterin.” Kata Aqila Aqila adalah sahabat Kian dan Dinand sedari SMP, Kian dan Dinand memang memiliki bakat yang berbeda… Kian hobi basket dan fotografi… sedangkan Dinand hobi futsal dan ngeband “ Ya udah kalau gitu,gue cabut ke lapangan futsal dulu.” Dinand cabut duluan,Kian pun juga cabut ke lapangan basket Keesokan harinya,saat jam istirahat,Aqila, Kian dan Dinand nongkrong di taman “ Ke kantin yuk.” Ajak Aqila “ Tapi gue lagi nggak ada duit nih, jatah bulanan gue udah habis.” Kata Dinand “ Lo tenang aja, ntar gue yang bayarin kok,kebetulan kemarin gue dapet duit tambahan dari Tante gue, kemarin gue bantuin Tante bikin kue.” Kata Aqila “ Lo hati- hati kalau bikin,ntar kuenya gosong kaya kemarin… hehehe.” Ledek Kian “ Apaan sih, udah… langsung ke kantin aja yuk.” Mereka bertiga menuju ke kantin, nggak lama kemudian… makanan yang mereka pesan datang “ Wah, gue udah laper banget nih.” Kian berusaha mencomot sepotong daging, lalu Aqila mencubit tangan Kian “ Aqila… lo apa-apaan sih ? sakit tahu.” “ Habis lo jorok banget sih,udah ada sendok, masih aja pakai tangan.” “ Iya… sori… gue udah lapar banget soalnya.” “ Udah… nggak usah ribut, kita makan aja yuk.” Ajak Dinand Setelah itu mereka kembali ke kelas masing-masing untuk mengikuti kuliah, ketika kuliah tengah berlangsung,tiba-tiba Kian merasa pusing dan mual,dia segera minta izin untuk ke kamar mandi,saat dia bercermin di kaca wastafel,terlihat ada darah yang keluar dari hidungnya, Kian langsung membersihkannya dan segera kembali ke kelas “ Kian… kamu kenapa ? muka kamu kok pucat banget,kamu sakit ?” tanya Aqila “ Aku nggak apa-apa kok.” Kata Kian “ Beneran kamu nggak apa-apa ? muka kamu pucat banget loh.” “ Aqila… aku kan udah bilang, aku nggak apa-apa kok, kamu nggak usah mengkhawatirkan aku… udah kamu tenang aja ya.” “ Tapi Kian, aku…” Kata Aqila Kian kembali ke tempat duduknya “ Lo kenapa ?” tanya temannya “ Nggak apa-apa kok.” “ Mending lo istirahat di klinik aja, gue tahu kalau lo itu lagi sakit.” Saran temannya “ Nggak usah lah… Cuma penyakit masuk angin biasa kok,mungkin gue kecapekan kali,secara lo kan juga tahu kalau kegiatan gue itu banyak banget.” Jawab Kian “ Ya udah lah… terserah lo kalau gitu… kalau lo nggak kuat… lo bilang aja ke dosen.” “ Kian… kamu bisa bantu saya buat menjawab pertanyaan di depan ?” tanya Dosen “ Bisa Pak.” Kian maju ke depan untuk menjawab pertanyaan, saat berjalan ke depan,dia merasa badannya lemas dan dia pingsan “ Kiaan…!!!” teman-temannya berteriak histeris “ Tolong kalian panggilkan kembarannya Kian di kelas sebelah.” Kata dosen Mereka pun memanggil Dinand “ Kian, ini gue Dinand, lo bangun dong.” Dinand berusaha membangunkan Kian “ Gimana Dinand ? Kian masih belum sadar juga ?” “ Mending kita bawa dia ke Rumah Sakit, saya takut kalau terjadi apa-apa sama Kian.” Kata Dinand Mereka segera membawa Kian ke Rumah Sakit,beberapa saat kemudian Dokter keluar dan menghampiri Dinand “ Ada yang ingin saya bicarakan sama kamu,ini mengenai kondisi Kian.” Dokter mengajak Dinand ke ruangannya “ Ini mengenai penyakit yang diderita oleh Kian.” Kata Dokter “ Emangnya Kian sakit apa Dok ?” “ Berdasarkan ciri-ciri yang dialaminya,dia menderita penyakit meningitis, Kian meminta saya untuk menceritakannya ke kamu,tapi kamu harus merahasiakannya,jangan ada orang lain yang tahu,termasuk mama kalian.” “ Kian kenapa Din ?” tanya Aqila “ Kian nggak apa-apa, dia Cuma kecapekkan aja.” Sementara itu… perlahan-lahan mata Kian mulai terbuka,matanya menatap kesana-kemari,di lihatnya ruangan itu serba putih,dia mengerti kalau dia ada di Rumah Sakit “ Lo udah sadar ?” tanya Dinand “ Apa yang terjadi sama gue ? perasaan tadi gue ada di kampus,kenapa sekarang gue ada di Rumah Sakit ?” “ Lo tadi pingsan,gue sama teman – teman yang bawa lo kesini.” “ Iya nak, kenapa kamu bisa pingsan ?” tanya mamanya “ Kian sendiri juga nggak tahu ma, tahu-tahu Kian udah ada disini.” Jawab Kian “ Gimana kondisi kamu ?” tanya Aqila “ Udah agak mendingan sih daripada tadi.” “ Kamu sih kalau udah latihan nggak tahu waktu,jadinya kaya gini deh.” “ Iya tuh… lo emang kalau udah latihan jadi lupa segalanya,lupa mandi,lupa makan,lupa kerja tugas.. hehehe.” Ledek Dinand “ Udah… mending sekarang kamu makan, itu makanannya udah disediakan.” Kata Mamanya “ Aku suapin ya.” Kata Aqila Tanpa sengaja Dinand melihat kemesraan Aqila dan Kian,dalam hatinya timbul rasa cemburu “ Gue emang nggak kaya lo Ki,lo cakep,pintar dan populer, sedangkan gue....” Pikir Dinand “ Aku pengen jalan-jalan, aku bosen disini terus… kamu mau nggak nemenin aku jalan-jalan.” “ Hmm… boleh… tapi kita ke taman belakang aja ya.” “Qi… aku pengen ngomong sesuatu sama kamu.” “ Kamu mau ngomong apa ?” “ Aku sayang sama kamu… aku udah memendam perasaan ini sedari kita SMP,tapi waktu itu kamu masih punya cowok,tapi kalau kamu nggak suka sama aku kamu boleh tolak cinta aku.” Kata Kian,kemudian Kian memegang tangan Aqilla,diletakannya tangan Aqila ke dadanya “ Selama jantung ini masih berdetak,selama nafas masih berhembus,aku akan berusaha untuk menjaga kamu,sekalipun aku harus kehilangan nyawaku.” Kata Kian “ Tapi… entah kenapa rasanya perasaan aku bilang… kalau kamu bakalan ninggalin aku,jangan pergi Kian, aku nggak mau kamu pergi.” Aqila memeluk Kian Dinand melihat Aqila dan Kian berpelukan, Dinand memilih untuk pergi “ Dinand ? kamu ngapain disini ?” tanya Aqila “ Eh kamu Qi,nggak… aku nggak ngapa-ngapain kok.” “ Tadi Kian bilang kalau aku pulangnya bareng sama kamu aja.” Kata Aqila “ Oh ya udah… kalau gitu aku anterin kamu pulang sekarang ya… keburu hujan… tuh lihat deh mendungnya gelap banget.” Kata Dinand Dinand mengantar Aqila sampai ke depan pintu gerbang rumahnya,setelah itu dia kembali ke Rumah Sakit “ Gue udah jadian sama Aqilla.” Kata Kian “ Oh gitu.” “ Lo kenapa sih ? ekspresi muka lo datar banget tahu nggak Kian sudah diperbolehkan pulang dari Rumah Sakit, sekarang dia pun sudah bisa beraktifitas seperti biasannya,ketika akan menuju ke lapangan basket,dilihatnya Aqila dan Dinand lagi berduaan di sudut lapangan,dia menarik lengan Aqila dengan kasar “ Lo kalem dikit sama cewek bisa nggak sih ?” tanya Dinand “ Lo bisa diam nggak ? lo itu kurang ajar banget… udah tahu kalau Aqila itu udah jadian sama gue, masih aja lo ajak berduaan di sudut lapangan.” “ Gue nggak bermaksud ngerebut Aqila dari lo Ki,lo itu saudara kembar gue,gue nggak mungkin melakukan itu !!!” bentak Dinand “ Lo juga,lo itu pacar gue… kenapa lo mau diajakin berduaan sama dia ? jawab pertanyaan gue !!!” Kian membentak Aqila “ Gue nggak ngapa-ngapain sama Dinand Ki… gue mohon lo percaya sama gue.” “ Kalau lo nggak ngapa-ngapain, kenapa lo berdua di sudut lapangan yang sepi ?” Hujan deras pun mulai turun, mereka bertiga masih ada di lapangan basket “ Gue sayang sama lo.” “ Sayang ??? lo bilang lo sayang sama gue… tapi kenyataannya lo duduk berduaan sama Dinand, gue nggak percaya sama lo.” Kian merasakan rasa sakit di kepalanya, darah kembali keluar dari hidungnya,matanya berkunang-kunang,dia pingsan seketika “ Kiannn !!!” teriak Aqila dan Dinand “ Kian kamu kenapa ? bangun sayang.” Aqilla menepuk-nepuk pipi Kian agar dia bangun “ Kita bawa dia ke Rumah Sakit Qi.” Kata Dinand.Dinand berusaha menghubungi ambulance “ Sialan… nggak ada sinyal lagi.” Umpat Dinand “ Kamu udah dapat ambulancenya ?” tanya Aqila “ Aku nggak dapat,tadi sinyal hp aku mati,kita pakai mobil aku aja.” Kian menggigil kedinginan, Aqila menempelkan beberapa jaket ke badan Kian “ Sabar Kian… sebentar lagi kita sampai Di Rumah Sakit.” Setibanya di Rumah Sakit,perawat langsung membawa Kian ke ruang tindakan “ Maaf Mbak,Mas silahkan menunggu di luar.” Kata perawat sambil menutup pintu ruangan Beberapa saat kemudian Dokter keluar “ Gimana kondisi Kian Dok ?” tanya Mama Kian yang jua ada di Rumah Sakit “ Kondisi Kian sangat lemah dia mengalami hipotermia, dan dia sangat membutuhkan penanganan intensif di ruang ICCU.” “ Apa kita boleh masuk ke ruang ICCU Dok ?” tanya Aqila “ Boleh… tapi kalian harus mengenakan baju khusus yang telah disediakan.” Begitu masuk ke ruang ICCU, mata Aqila dihadapkan kepada pemandangan yang cukup memilukan, Kian terbaring koma dan nggak berdaya dengan alat-alat medis yang terpasang di tubuhnya,hidup Kian sangat tergantung dengan alat-alat itu “ Sebenernya Kian sakit apa Din ?” tanya Aqila Dinand hanya terdiam seribu bahasa “ Kenapa kamu diam aja ? jawab pertanyaan aku ?” “ Sebenarnya Kian udah melarang aku buat ngasih tahu tentang penyakitnya… tapi… aku terpaksa harus mengatakannya.” Dinand terdiam sejenak “ Kian menderita penyakit meningitis.” Tubuh Aqila langsung lemas,kedua kakinya serasa nggak mampu menahan berat tubuhnya,dia terduduk di samping tempat tidur Kian “ Kamu jahat Kian… kenapa kamu menyembunyikan semua ini dari aku ?” Aqila memegang tangan Kian, lalu menempelkannya ke dadanya,persis seperti apa yang pernah dilakukan Kian beberapa waktu yang lalu “ Kamu harus sembuh Kian.” Kata Aqila Matahari pun kini telah beranjak dari peraduannya,senja pun mulai tiba “ Aqila,malam ini biar tante yang jaga disini,kamu pulang aja.” Kata mama Kian “ Nggak apa-apa tante… biar Aqila aja yang jaga,Aqila nggak tega kalau ninggalin Kian.” “ Ya udah kalau gitu.” Mama Kian meninggalkan ruangan “ Nggak ada kamu rasanya sepi sayang,aku kangen dengerin suara kamu,aku jadi ingat waktu aku sakit dulu,waktu itu kamu belai rambut aku.” Kata Aqila Cemburu… yah… itulah perasaan yang dirasakan oleh Dinand saat ini, karena dengan kondisi Kian saat ini otomatis,Aqila mencurahkan segala perhatiannya ke Kian “ Sebenarnya perasaan gue sakit waktu lihat kalian, tapi mau gimana lagi,gue nggak tahu apa yang harus gue lakukan.” Pikir Dinand “ Lo cabut aja semua peralatan di tubuh Kian,dengan gitu dia akan mati dan lo bisa memiliki Aqila.” Setan dalam hati Dinand ikut bicara Dinand masuk ke ruang ICCU,dia mencoba mencabut alat medis di tubuh Kian “ Gue nggak bisa melakukannya… Kian itu kakak kembar gue,gue nggak mungkin membunuh dia.” Gumam Dinand “ Dinand… kamu melamun ya ?” tanya Aqila,tapi Dinand nggak menjawabnya “ Dinand… kamu lihat aku nggak sih ? haloo.” “ Oh sori,aku nggak lihat tadi.” “ Kamu kenapa sih ? aku perhatiin dari tadi kamu melamun terus.” “ Aku nggak apa-apa Qi.” “ Kamu udah makan belum ? nih aku bawa nasi ayam,kamu makan ya.” “ Nggak usah… aku belum lapar kok.” “ Kamu boleh mikirin kondisinya Kian,tapi kamu juga harus mikirin kondisi kesehatan kamu juga,ntar kalau kamu juga sakit kan aku juga yang repot.” “ Ya udah deh, aku makan dulu ya.”Dinand keluar “ Sepertinya mama harus membawa Kian berobat ke luar negeri.” Dinand masuk ke ruang ICCU,dia menatap sang kakak yang tengah berjuang melawan penyakitnya “ Lo pasti sembuh,gue inget kalau lo pernah bilang, jangan kalah sama penyakit,lo kuat Kian,gue tahu itu, lo harus berjuang, gue janji,kalau lo sembuh,kita main futsal lagi.” Kata Dinand “ Dinand bener… kamu harus sembuh, demi aku sayang.” Aqila membelai rambut Kian Nggak lama kemudian Dokter masuk dan melakukan pemeriksaan rutin terhadap Kian “ Gimana kondisi kakak saya Dok ? apa ada perkembangan ?” tanya Dinand “ Kondisi Kian semakin memburuk Dinand… kalian harus siap dengan segala kemungkinan yang akan terjadi.” Kata Dokter “ Aku nggak tega lihat kondisi Kian Din.” Kata Aqila “ Aku juga… walaupun aku sering berantem sama dia… tapi aku nggak mau kehilangan dia.” Kata Dinand Aqila masuk ke ruang ICCU “ Sayang… kalau kamu emang mau pergi… aku ikhlas… aku nggak mau kamu menderita seperti ini.” Kemudian Aqila mencium kening Kian, Dinand melihat hal itu,rasa cemburu terpancar dari wajahnya,namun ternyata ciuman itu menjadi ciuman terakhir Aqila ke Kian,karena sesaat kemudian,Kian menghembuskan nafas terakhirnya,akibat pembuluh darah di otaknya pecah Hujan deras pun mewarnai proses pemakaman Kian,pemakaman itu dihadiri oleh sahabat dan keluarga Kian, saat peti jenazah dimasukkan ke dalam liang lahat, Aqila nggak bisa menahan tangisnya “ Jangan nangis Aqila… ikhlaskan Kian,dia udah nggak sakit lagi,dia udah bahagia.” Beberapa hari kemudian,setelah Kian meninggal, Dinand menemukan sebuah surat,surat itu ditujukan padanya,dia pun membacanya, di surat itu Kian menuliskan agar Dinand menjaga Aqila “ Lo harus jagain Aqila,jangan bikin dia nangis, karena gue nggak mau lihat dia nangis lagi.” “ Gue janji Kian, gue akan jagain Aqila… apapun yang terjadi, ini gue lakukan buat lo… karena lo adalah saudara dan sahabat buat gue.”

Kamis, 22 Januari 2015

Kisah Sang Idola


Suasana ramai hari ini begitu terasa di salah satu sudut kota, tampak segerombolan anak muda tengah asyik menonton konser, para gadis pun histeris berteriak memanggil nama Sean, dia adalah seorang bintang idola remaja, usianya memang baru menginjak 23 tahun,ya… Sean emang cakep banget (Aliando aja kalah cakep sama dia hehehe) dia dikenal sebagai model, musisi, dancer yang juga mempunyai bakat di dunia acting… tercatat beberapa peran di sinetron dan film pernah sukses dimainkannya Di luar aktifitasnya di dunia hiburan, Sean adalah seorang mahasiswa yang juga cukup berprestasi, dia menjabat sebagai kapten tim basket cowok di kampusnya “ Duh capek banget gue.” Kata Sean “ Hehehe… sabar bro.” Kata Virzha, sahabat sekaligus manager Sean yang juga satu kampus sama dia “ Gue pengen keluar dari ukm basket.” “ Wah jangan dong, lo kan kapten tim.” Menjelang petang, mereka baru aja selesai latihan basket, Sean segera pulang, tapi begitu dia sampai di rumah “Jangan lupa kalau hari ini kamu masih ada pemotretan loh.” Kata Mamanya “ Ma… bisa nggak sih ada waktu kosong sehari aja… Sean kan juga butuh istirahat.” Kata Sean “ Iya mama ngerti nak.” “ Ya udah Sean mandi dulu.” Sehabis mandi, Sean melihat hpnya bergetar, dia mengangkatnya “ Halo sayang... udah selesai latihan basketnya ?” Tanya Vika, pacar Sean “ Udah sayang, ini aku udah di rumah.” Jawab Sean “ Hmm… ya udah… cepet istirahat, jangan lupa minum vitamin, jadwal kamu itu padat banget, aku nggak mau kamu sakit.” “ Iya sayang… aku nggak akan lupa kok.” Sebagai seorang idola remaja, jadwal Sean memang sangat padat, selain kuliah,hari-harinya diisi dengan kegiatan shooting, latihan band, latihan dance ,belum kalau ada shooting sinetron stripping,apalagi saat ini dia sedang menapaki puncak popularitasnya Keesokan harinya, Sean mengikuti kuliah, karena dosennya belum datang,mereka pun menunggu , Sean terkantuk kantuk dan akhirnya ketiduran, lihat Sean yang ketiduran Virzha kumat isengnya “ Kebakaran… kebakaran!!!” Teriak Virzha “ Hah… kebakarannya dimana ? Tanya Sean “ Satu kosong… kena deh lo… hehehe.” “ Sialan lo… gangguin gue aja… mimpi indah gue jadi buyar gara-gara lo.” “ Emang lo ngimpi apaan sih ?” “ Ada deh… kepo banget sih lo, oh iya malam minggu ini gue nggak jadi jalan sama lo, gue ada janji sama Vika.” “ Iya nggak apa-apa bro… kasihan Vika,karena kesibukan lo dia jadi jarang jalan sama lo.” Malam minggu pun tiba,Sean dan Vika jalan-jalan, baru aja melangkahkan kaki, mereka udah dicegat oleh wartawan infotainment untuk interview, mau nggak mau mereka harus mengikuti “ Kalian kan udah lama pacaran nih, ada keinginan buat nikah muda nggak sih ?” “ Hmm… gimana ya ? kita sih belum kepikiran buat sampai kesana… lagian aku sama Vika juga belum selesai kuliah.” Kata Sean “ Terus kemarin ada yang bilang kalau kalian udah nikah diam-diam itu bener nggak sih ?” “ Nggak… itu Cuma gossip aja… ntar kalau aku nikah pasti kasih tahu kalian kok, ya.. doain aja deh biar kita cepet nikah… hehehe.” Tegas Sean “ Oke deh… makasih buat waktunya ya.” Kemudian mereka masuk ke café “ Aku ada hadiah special loh buat kamu.” Kata Sean “ Hadiah special ? apaan tuh ?” tanya Vika “ Ada deh… tapi kamu harus tutup mata dulu.” “ Kenapa pakai tutup mata segala sih.” “ Biar surprise dong.” Sean memakaikan sebuah kalung di leher Vika “ Aku udah boleh buka mata belum ?” “ Udah.” Jawab Sean Vika pun membuka mata, dia kaget kalau di lehernya udah ada kalung “ Makasih ya sayang, kalungnya bagus… aku suka banget.” “ Sama-sama sayang… tapi kalau misalnya kalung itu putus, berarti sesuatu udah terjadi sama aku.” Kata Sean “ Sesuatu ? maksudnya apa ?” “ Maksudnya aku kecelakaan atau gimana gitu.” Jawab Sean “ Kamu ngomong apaan sih ? nggak boleh tahu ngomong kayak gitu, omongan adalah doa loh.” “ Iya… hmm… lupain aja deh omongan aku tadi.” Tiba-tiba hp Sean berdering “ Halo… iya kenapa Vir ?” “ Gue Cuma mau ngingetin… jangan lupa kalau besok lo ada jadwal buat jumpa fans.” “ Iya bro… makasih.” “ Siapa sayang ?” “ Si Virzha, dia ngingetin aku kalau besok aku ada jumpa fans.” Hari ini ada latihan basket, tapi Sean memilih untuk absen dulu, karena dia baru aja pulang dari tour ke luar kota dan untuk persiapan buat jumpa fans nanti sore “ Ma… ntar jam 4 Sean ada jumpa fans, tolong dibangunkan ya.” Pesan Sean pada mamanya Mungkin karena merasa sangat lelah,Sean ketiduran, Virzha yang kebingungan pun menelponnya “ Lo dimana sih ? fans udah nungguin lo.” “ Sori gue ketiduran bro, gue capek banget, bentar lagi gue kesana deh.” “ Ya udah… cepetan.” “ Duh mampus gue, mana udah jam setengah 5 lagi.” Sean pun segera mandi,setelah mandi dia segera mengambil kunci kontak motornya, dalam kondisi yang masih sangat kelelahan dia mengendarai motornya, tiba-tiba dari arah berlawanan muncul sebuah mobil, Sean berusaha menghindari mobil itu,namun akibat kelelahan dia kehilangan konsentrasi hingga motor ninja yang dikendarainya malah menabrak pohon di pinggir jalan, tubuh Sean pun terpelanting dan kepalanya membentur trotoar ,dia nggak sadarkan diri seketika itu juga “ Duh kemana sih nih anak ? jam segini belum datang juga.” Pikir Virzha, dia lalu berusaha menghubungi Sean, sayang hpnya nggak di angkat “ Gimana sih ? sms nggak dibalas,telpon nggak diangkat ? maksudnya apa coba ?” Virzha ngomel sendirian Kemudian hp Virzha berdering “ Selamat malam,apa benar nomornya Mas Virzha ?” “ Ya,ini saya sendiri ini dari siapa ?” “ Ini dari kepolisian Mas,kami mau memberitahukan kalau teman anda Sean mengalami kecelakaan,sekarang dia ada di Rumah Sakit.” “Oh iya Pak,makasih infonya.” Virzha menutup teleponnya,dan segera menghubungi Vika “ Vik, ini gue… ada berita penting, Sean kecelakaan.” “ Serius lo ???” Tanya Vika “ Iya Vik… masa gue bohong sih .” “ Terus dimana Sean sekarang ?” Tanya Vika “ Dia ada di Rumah Sakit, gue mau kesana sekarang.” Kata Virzha “ Gue ikut Vir.” “ Iya… sekalian lo ajak mamanya Sean, ntar gue yang jemput.” Setelah menjemput Vika dan mama Sean, Virzha menuju ke Rumah Sakit “ Maaf Mas, silahkan tunggu di luar dulu.” Beberapa saat kemudian, perawat membawa Sean keluar ruang tindakan “ Kami harus segera melakukan operasi, Sean mengalami pendarahan otak yang cukup serius akibat benturan yang sangat keras di kepalanya.” Kata Dokter Setelah operasi, Dokter memindahkan Sean ke ruang ICCU, karena pasca operasi kondisi Sean menurun drastis dan dia mengalami koma, oksigen terpasang di mulutnya,kabel-kabel terpasang di dadanya, beberapa selang juga terlihat meliliti tubuhnya “ Saat ini hidup Sean sangat tergantung pada alat-alat bantu itu,tanpa alat itu dia nggak akan bisa bertahan hidup.” Kata Dokter Sang idola koma, itulah yang menjadi headline di beberapa tabloid dan Koran terbitan ibukota, berita itu mengundang simpati dari beberapa kalangan, beberapa fans Sean juga datang, mereka datang untuk menjenguk sang idola yang tengah terbaring kritis, namun mereka nggak diizinkan untuk masuk ke ruangan,jadi mereka Cuma bisa mengintip dari kaca ruang ICCU “ Bertahan ya sayang… kamu kuat.” Vika memegang tangan Sean, lalu Vika membelai rambut Sean Vika emang perhatian banget, hampir setiap hari dia membacakan dongeng buat Sean,katanya sih ini bisa bikin Sean cepat sadar “Vik,gue ke kampus dulu, hari ini ada persiapan buat pertandingan basket bulan depan,gue ditunjuk buat ngisi posisinya Sean.” Kata Virzha “ Iya, Vir,kita harus menang.” Jawab Vika “ Tapi kayaknya kalau menang sulit,lawan kali ini agak berat, apalagi nggak ada Sean,gue akui kalau kemampuan gue masih dibawah kemampuan Sean.” “ Lo nggak boleh ngomong gitu… kan setiap orang punya kemampuan sendiri-sendiri.” “Iya sih… ya udah gue berangkat, Sean… doain kita ya… biar kita menang dalam pertandingan basket bulan depan.” Virzha meninggalkan ruangan “ Permisi Mbak, kami mau melakukan pemeriksaan rutin.” Kata Dokter “ Oh iya Dok.” Dokter memeriksa kondisi Sean,Dokter membuka mata Sean dan memeriksanya dengan senter,sementara perawat mengecek selang infus di tangan Sean “ Darah yang mengalir keluar dari luka Sean sulit untuk dihentikan.” “ Jadi… sampai saat ini darah masih aja keluar dari lukanya Dok ?” Tanya Vika “ Iya Mbak, anda bisa lihat kalau darah masih merembes keluar.” Dokter menunjukkan perban di kepala Sean yang telah bercampur dengan darah,sementara itu di luar ruangan terlihat mama Sean “ Vika… hari ini biar Tante aja yang jagain Sean, kamu pasti capek bolak-balik kampus-Rumah Sakit terus.” “ Tapi Tante… “ kata Vika “ Udah… kamu istirahat aja dulu, kamu besok kan masih kuliah.” Vika pulang, mama Sean masuk ke ruang ICCU “ Ma… sakit… “ terdengar suara Sean lirih,dia mengerang kesakitan, mungkin dia kesakitan karena luka di kepalanya Mama Sean pun segera membelai rambut Sean,sesaat kemudian mamanya teringat akan kata-kata Sean tempo hari “ Sean udah capek ma… Sean pengen banget istirahat.” Sementara itu Virzha tengah berlatih basket, ketika jam istirahat tiba, Virzha meminta izin untuk ke ruang ganti, di ruang ganti pemain, tampak Virzha yang tengah termenung “ Lo kenapa Vir ?” Tanya Ryan “ Sean kecelakaan gara-gara gue, kalau aja waktu itu gue nggak nyuruh dia buat cepet-cepet datang ke acara itu, pasti hal ini nggak akan terjadi.” “ Ini musibah Vir… bukan salah lo.” “ Iya.. tapi tetep aja gue ngerasa bersalah.” “ Udah… lo nggak usah bingung… mending kita berdoa aja buat kesembuhannya Sean.” Sudah tiga bulan Sean terbaring nggak berdaya di Rumah Sakit, banyak jadwal yang terpaksa dibatalkan… begitu juga dengan kuliahnya, dia udah banyak ketinggalan materi kuliah,terlihat mama Sean tengah berkonsultasi dengan Dokter “ Ibu… mohon maaf sebelumnya, saya mohon kesediaan Ibu untuk menandatangani surat ini.” Kata Dokter “ Surat apa ini Dok ?” “ Ini adalah surat persetujuan yang menyatakan bahwa Ibu telah bersedia untuk melepas semua alat bantu yang selama ini membuat Sean tetap bertahan hidup,karena hari ini adalah batas terakhir dari pemasangan alat tersebut.” “ Saya nggak akan pernah menandatangani surat itu,kalau saya melepas alat penyokong kehidupan itu, sama aja dengan saya membunuh anak saya sendiri, Dokter juga punya anak kan ? coba bayangkan… kalau misalkan anak Dokter yang mengalami kondisi seperti ini, pasti Dokter juga nggak akan tega kan ?” Beberapa jam kemudian Vika pun tiba di Rumah Sakit, dia datang bersama Virzha “ Gimana kondisi Sean Tante ?” Tanya Vika “ Belum ada perubahan Vika, masih sama kayak yang kemarin, mungkin Tante akan membawa Sean berobat ke luar negeri.” “ Maaf Tante, tapi kalau melihat kondisi Sean sekarang, lebih baik Sean menjalani pengobatan disini aja,nanti setelah dia sembuh.. baru dia bisa menjalani pemulihan di luar negeri.” Kata Virzha “ Iya… kapan hari Sean pernah cerita ke Tante, kalau sebenernya dia udah capek sama aktifitasnya di dunia hiburan.” “ Betul Tante, dia cerita ke Virzha juga kayak gitu.” Kata Virzha “ Sekarang biar Vika aja yang jaga disini, Tante istirahat aja dulu,ntar biar Virzha yang anter Tante pulang.” Kata Vika Mama Sean pun pulang dan Virzha mengantarnya “ Pagi sayang, aku bawa buku cerita baru loh, mau dengerin nggak?” Vika mengajak Sean berbicara Sean tetap aja terdiam, kedua matanya masih tertutup dengan rapat,seakan dia nggak menyadari apa yang terjadi di sekitarnya, Vika pun mulai membacakan cerita “ Sayang… ceritanya sedih banget, aku sampai nangis waktu baca cerita ini, apa kamu juga nangis ?” Tanya Vika Vika melihat ada air mata yang mengalir keluar dari mata Sean, air mata itu membasahi pipi Sean, diusapnya air mata Sean “ Cepet sembuh ya… I love you sayang.” Diciumnya kening Sean “ Apapun yang terjadi aku nggak akan pernah ninggalin kamu.” Vika memegang tangan Sean dan menempelkannya di pipinya Hati Vika pun serasa tersayat-sayat, miris ketika dia melihat kondisi Sean, badan Sean yang dulunya berisi, sekarang menjadi agak sedikit kurus, karena saat ini Sean hanya mendapatkan makanan dari cairan infus, kata Dokter harapan Sean untuk sembuh sangat tipis, berdasarkan hasil ct-scan, selain mengalami pendarahan, Sean juga mengalami cedera otak yang sangat fatal,cedera otak itulah yang membuat Sean koma “ Tuhan, andaikan aku bisa gantiin Sean, biar aku aja yang menderita, jangan dia.” Isak Vika Seseorang memegang pundak Vika “ Eh lo Vir… bikin gue kaget aja.” Kata Vika sambil berusaha menghapus air matanya “ Lo nangis Vik ?” Tanya Virzha “ Nggak kok, mata gue Cuma kemasukan debu aja.” “ Lo nggak bisa bohongin gue, gue tahu kalau lo nangis Vik, sebenernya lo kenapa sih ? akhir-akhir ini gue sering lihat lo nangis di kampus.” “ Gue nggak tega kalau Sean harus menderita… apa sih salah dia ? kenapa dia harus menanggung penderitaan kayak gini ?” “ Yang salah itu gue Vik,harusnya gue yang ada di ruang ICCU… bukan Sean,gue penyebab dia kecelakaan,gue adalah manager terbodoh, Cuma ngejar duit aja.” Sesal Virzha “ Lo jangan nyalahin diri lo sendiri Vir, ini musibah, nggak ada yang salah dan nggak ada yang benar,oh iya lo nggak balik ke kampus ? katanya ada pertandingan basket ?” Tanya Vika “ Ah… iya gue lupa… kalau gitu gue ke kampus dulu ya.” Pamit Virzha “ Iya… semoga menang.” Kata Vika Virzha kembali ke kampus, beberapa jam setelah Virzha kembali ke kampus, Sean mengalami kejang,Vika memanggil Dokter “ Tolong siapkan alat kejut.” Kata Dokter Dokter membuka kancing baju Sean, kemudian menekan dadanya dengan alat itu “ Masih belum ada perubahan Dok.” Kata Perawat Setelah berusaha sekuat tenaga, akhirnya Dokter menyatakan bahwa Sean telah menghembuskan nafas terakhirnya,setelah berjuang kurang lebih selama tiga bulan, Dokter pun melepas semua alat bantu yang selama ini membantu Sean untuk bertahan hidup Di kampus Sean, pertandingan basket telah usai,dan tim kampusnya keluar menjadi juara umum “ Lo pasti seneng, kita juara bro.” Virzha bergegas menuju ke Rumah Sakit Namun, ketika dia melewati ruang ICCU, dia melihat bahwa ruangan itu telah kosong “ Sean dipindahkan kemana ?” Tanya Virzha dalam hati “ Vik… Sean ada dimana ?” “ Lo ikut gue.” Kata Vika Ternyata Vika mengajak Virzha ke ruang jenazah, Virzha pun nggak bisa menahan tangis, ketika dia melihat bahwa sahabatnya itu telah meninggal,Virzha pun tertunduk lemas Suasana duka begitu terasa di rumah Sean, Vika memandang wajah Sean yang kini telah terbujur kaku di dalam peti, Sean kelihatan begitu cakep,senyum terukir di bibir cowok itu, seakan dia telah terlepas dari beban yang selama ini dirasakannya “ Sekarang saatnya kamu istirahat ya nak, mama tahu kamu pasti capek banget.” Kata Mamanya Hujan deras pun mewarnai proses pemakaman Sean,pemakaman itu dihadiri oleh sahabat,keluarga dan para fans Sean, saat peti jenazah dimasukkan ke dalam liang lahat, Vika mengucapkan salam perpisahan untuk yang terakhir kalinya “ Selamat jalan sayang,tenang disana ya… istirahatlah dalam tidur panjangmu yang abadi.” Kata Vika Tujuh hari setelah kepergian Sean,Virzha melewati locker yang biasa digunakan oleh Sean untuk menyimpan segala peralatan basket miliknya ,termasuk kostum,diambilnya kostum itu,dia teringat akan pesan terakhir Sean sebelum meninggal “ Suatu saat nanti kalau gue udah nggak ada… lo harus jagain Vika.” “ Gue akan jagain Vika, gue janji.” Kata Virzha dalam hati