Pagi itu kabut tebal masih menyelimuti muka bumi,tanah pun masih terlihat basah oleh sisa air hujan deras yang kemarin mengguyur kawasan itu,tampak seorang gadis tengah berjalan menuju ke sebuah areal pemakaman, gadis itu menuju ke sebuah makam yang terletak di pinggir danau,diletakkannnya sebuah bunga di makam itu
“ Nggak terasa udah dua tahun kamu pergi.” Diusapnya batu nisan makam itu
“ Kasih, kayanya lo belum bisa melupakan dia ?”
“ Iya Raf… dia begitu berarti dalam kehidupan gue,seandainya kecelakaan itu nggak terjadi… pasti hari ini gue udah nikah sama dia,kecelakaan itu terjadi karena gue.” Jawab Kasih
“ Jangan nyalahin diri lo sendiri,Rain kecelakaan itu bukan karena lo,ini udah jadi kehendak Tuhan.”
“ Dia bener-bener sayang sama gue,bahkan demi gue… dia rela mengorbankan nyawanya.”
“ Hmm… gue anter lo pulang ya.” Kata Rafa
Rafa mengantar Kasih sampai di depan rumahnya
“ Lo habis darimana Kasih ?” tanya Kirana,sepupu Kasih
“ Gue baru dari makam Ki.” Jawab Kasih
“ Makam ??? makamnya siapa ?”
“ Makam Rain… dia cowok gue yang udah meninggal dua tahun lalu karena kecelakaan.” Jawab Kasih
“ Kok lo nggak pernah cerita ke gue ?”
Kasih pun menceritakan kisah cintanya dengan Rain
“ Waktu itu adalah hari pertama gue Ospek di kampus,gara-gara bangun kesiangan… gue jadi telat masuk kampus,gue ditegur sama senior.”
“ Udah jam berapa ini ? lo niat ikut ospek nggak sih ?”
“ Maaf Kak... ini tadi di jalan macet,terus kemarin saya juga baru pulang dari luar kota.” Jawab gue
“ Banyak alasan lo… bilang aja kalau lo nggak mau ikut ospek, udah deh ngaku aja.”
Kemudian datang seorang cowok,kayanya sih dia ketua BEM di kampus itu
“ Ada apaan sih May ?”
“ Biasa, calon mahasiswi yang datangnya terlambat,alasannya sih kena macet terus kemarin baru ada acara di luar kota gitu.”
“ Hmm… emang beneran itu ?”
“Iya Kak.”
“ Jadi dia harus dapat hukuman kan,enaknya dihukum apa ya? Kalau menurut gue… ini anak kita suruh lari keliling lapangan seratus kali aja.”
“ Maya lo gila ya ?, anak orang nih,kalau ada apa-apa gimana ?”
“ Ya… biarin aja,lagian… siapa suruh dia datang terlambat, heh… lo cepetan lari ,jangan diem aja.”
Waktu gue mau ke lapangan,dia mencegah gue
“ Kamu nggak usah lari,biarin aja.”
“ Tapi Kak… aku kan telat,jadi harus dihukum.”
“ Kan aku udah bilang,kamu nggak usah lari,ntar aku yang tanggung jawab.”
“ Ya udah,makasih Kak,udah belain aku.”
“ Sama-sama… oh iya kita belum saling kenal,aku Rain,kalau kamu ?”
“ Aku Kasih.”
Setelah pertemuan itu,gue dan Rain menjadi semakin akrab
“ Hai Kasih,sendirian aja nih ?” tanya Rain
“ Iya Kak.” Jawab Gue
“ Jangan panggil Kak dong,panggil Rain aja.”
Gue nggak menyadari kalau kedekatan gue dan Rain membuat Maya cemburu,katanya sih si Maya itu naksir berat sama Rain,sampai suatu saat gue ketemu sama Maya
“ Lo ngapain deket-deket sama Rain ? gue nggak suka kalau lo deket sama Rain.”
“ Emang kenapa Kak ? aku sama Rain kan Cuma teman aja, aku nggak ada perasaan apa-apa kok.”
“ Beneran ? gue akan pegang omongan lo, kalau sampai lo bohong sama gue, lo tahu sendiri akibatnya.” Ancam Maya
Gue cuek aja,gue nggak terlalu menghiraukan ancaman Maya, gue Cuma menganggap itu hanya sebagai angin lalu,karena pada saat itu gue emang nggak mempunyai perasaan apa-apa ke Rain.Gue Cuma menganggap dia sebagai kakak
“ Ngapain lo ?” Suara Rafa mengagetkan gue
“ Nggak,gue nggak ngapa-ngapain kok.”
“ Kasih… lo jangan bohong sama gue,lo lagi mikirin Rain kan ? hahahaha… ”
“ Iih… apaan sih ? sok tahu banget lo,udah ayo kita latihan,hari ini kita ada latihan basket.”
Gue dan Rafa menuju lapangan basket,gue melihat ada Rain disana
“ Cie… ada Rain tuh.” Kata Rafa
“ Apaan sih ? terus apa hubungannya sama gue ?” tanya Gue
Gue dan Rafa menuju ke lapangan, gue mengambil bola basket dan mencoba memasukkannnya ke ring, entah kenapa hari itu gue semangat banget,saking semangatnya sampai gue terjatuh
“ Kamu nggak apa-apa Kasih ?” tanya Rain
“ Aku nggak apa-apa Rain.” Gue mencoba berdiri
“ Nggak apa-apa gimana ? tangan kamu berdarah tuh,aku antar kamu ke ruang kesehatan ya.”
Rain mengantar gue ke ruang kesehatan, diambilnya obat luka, dia mengobati luka di tangan gue
“ Mbak, perbannya habis ya ?” tanyanya pada petugas di ruang kesehatan
“ Iya Mas,perbannya habis.”
Rain nggak kehilangan akal,dia melepas ikat kepala yang dipakainya,dia membalut luka gue dengan ikat kepala itu,dia begitu perhatian sama gue,dan saat itulah gue baru menyadari kalau gue udah jatuh cinta sama dia, sorenya,sehabis latihan basket dia ngajak jalan
“ Bagus banget tempatnya.” Kata gue
“ Ya, aku emang sengaja memilih tempat ini,karena aku ingin menghabiskan waktu di tempat ini bersama dengan orang yang aku sayangi
Dan gue nggak pernah nyangka kalau ditempat itu juga dia nembak gue,tapi… gue justru merasa aneh,gue merasa kalau Rain akan pergi jauh ninggalin gue
Hari –hari gue yang dulu terasa sepi pun kini mulai berubah menjadi berwarna,sejak kehadiran Rain dalam kehidupan gue,gue masih ingat,waktu itu hujan turun dengan deras,gue kedinginan,Rain melepas jaket yang dipakainya,lalu dia memakaikan jaket itu ke gue
“ Pakai jaket aku aja, daripada ntar kamu sakit loh.” Kata Rain
“ Ng… nggak usah… aku nggak apa-apa kok,mending jaket itu kamu pakai lagi aja, lihat, badan kamu basah kuyup loh, ntar asma kamu kambuh lagi.” Kata gue
Udah… pakai aja,lebih baik aku yang sakit daripada kamu yang sakit,oh iya,aku antar kamu pulang ya.” Rain kemudian mengantar gue pulang, waktu gue ada di dalam mobil, gue diam aja,Rain merasa heran
dengan perubahan sikap gue
“ Kenapa kamu diam aja Kasih ? kamu sakit ?” tanya Rain sambil mengemudikan mobilnya
“ Nggak Rain, aku merasa kalau kamu akan pergi jauh ninggalin aku.”
“ Aku nggak akan pergi, aku ada disini sayang, aku akan selalu ada disamping kamu.” Rain memegang tangan gue
“ Aku takut ntar kalau suatu saat nanti harus berpisah sama kamu, aku nggak mau berpisah dari kamu,aku nggak bisa hidup tanpa kamu Rain.” Kata gue
“ Kasih… dengerin aku, kamu nggak usah takut,aku ada disamping kamu, apapun akan aku lakukan,sekalipun aku harus mengorbankan nyawaku demi kamu, aku janji,aku akan jagain kamu, sampai jantungku ini berhenti berdetak.” Kata Rain
“ Tapi kemarin aku mimpi, kamu ninggalin aku di suatu tempat,kamu bilang kalau kamu mau pergi sebentar, waktu aku tunggu ternyata kamu nggak kembali
“ Mimpi itu Cuma bunga tidur aja,udahlah jangan terlalu percaya sama mimpi, percayalah sama aku .”
Beberapa minggu kemudian, gue nggak ngerti apa yang gue rasakan,firasat gue mengatakan kalau hal buruk akan terjadi pada Rain,selama perkuliahan berlangsung,gue melamun terus. Sampai akhirnya,kejadian yang nggak gue inginkan terjadi
“ Mbak… awas… ada mobil di belakang.” Teriak orang-orang
Gue melihat mobil udah dekat di depan gue,tapi tiba-tiba seperti ada yang mendorong tubuh gue,gue terjatuh, ketika gue bangun,gue melihat Rain tergeletak nggak sadarkan diri dengan kepala yang bersimbah darah di samping gue,gue sadar… Rain udah menyelamatkan gue, dia merelakan tubuhnya ditabrak oleh mobil itu, orang-orang segera melarikan dia ke Rumah Sakit,di perjalanan menuju Rumah Sakit, begitu banyak darah yang keluar dari kepala Rain, gue membersihkannya dengan mengunakan ikat kepala milik Rain yang pernah dia pakai waktu membalut luka di tangan gue
“ Gimana kondisi Rain Dok ?” tanya gue
“ Kami belum mengetahui pasti kondisi Rain seperti apa, karena kami harus melakukan pemeriksaan lebih mendalam.” Kata Dokter
Hati gue terasa gundah gulana,gue hanya bisa mondar-mandir di depan ruang tindakan, lalu Rafa datang menyusul gue
Beberapa menit kemudian ,perawat membawa Rain keluar,gue segera menghampirinya
“ Rain… ini aku Kasih, kamu dengar aku kan ?”
“ Maaf Mbak… pasien harus segera dibawa ke ruang ICCU.” Kata perawat
“ Rain !!! Rain !!!” teriak Gue
“ Tenang Kasih… tenang… lo nggak boleh panik.” Rafa berusaha menahan gue
“ Gue pengen ketemu Rain Raf, gue pengen ketemu Rain.” Gue histeris
Rafa mengantar gue ke ruang ICCU, hati ini bagaikan tersayat mata pisau yang tajam begitu gue melihat orang yang gue sayangi terbaring nggak berdaya, tubuh gue serasa lemas, Rafa membawa gue keluar dari ruang ICCU
“ Gue nggak sanggup liat kondisi dia Raf, gue nggak tega.”
“ Lo udah ketemu Dokter ?” tanya Rafa
“ Udah sih… tapi Dokter belum bisa ngasih tahu gimana kondisi Rain,karena Dokter masih harus melakukan pemeriksaan lebih mendalam lagi,semoga nggak ada hal buruk yang terjadi sama Rain.” Kata Gue
Seorang perawat menghampiri gue dan Rafa
“ Maaf apa Mas dan Mbak ini adalah keluarga dari pasien yang bernama Rain ?” tanyanya
“ Iya… ada apa suster ?” tanya gue
“ Dokter ingin membicarakan tentang kondisi pasien,mari saya antar ke ruang Dokter.”
“ Gue bersama Rafa menuju ke ruang Dokter
“ Rain mengalami cedera yang cukup serius akibat benturan keras di kepalanya, hasil ct-scan menunjukkan adanya pendarahan di otaknya.”
“ Gue nggak nyangka kalau kondisi Rain separah itu Raf,gue pikir ini Cuma kecelakaan biasa, gue nggak tahu kalau akhirnya bakal seperti ini.” Gue menangis
“ Ngapain lo nangis ? Rain koma gara-gara lo,udah puas lo hah ???” bentak Maya yang tiba-tiba muncul di Rumah Sakit
“ May… bisa nggak sih lo jaga omongan lo ? lo nggak tahu kalau Kasih itu masih syok karena kejadian tadi ?” tanya Rafa
“ Oo… ternyata lo bisa syok juga? “ Maya melirik Kasih dengan tatapan yang sinis
“ Bukannya lo ya yang jadi penyebab Rain kecelakaan ?” tanya Thea, sahabat Maya
“ Iya Thea… Kasih itu adalah penyebab Rain kecelakaan,jadi dia itu adalah PEM… BU…NUH,gue yakin pasti lo lo semua nggak nyangka kan ?” Maya mulai menyulut emosi
“ Iya ya… nggak nyangka kalau cewek yang wajahnya lugu banget ini adalah seorang pembunuh.” Kata Chika,sahabat Maya
“ APA ??? PEMBUNUH ??? ih sereemm cin,ntar ujung-ujungnya kita dibunuh juga… hii… ngeri deh.” Kata Maya
“ Eh lo bertiga… kurang ajar banget, belum pernah ngerasain dihajar ya.” Rafa mulai terpancing emosinya
“ Udah Raf, ini di Rumah Sakit,jaga emosi lo,biarin aja.”
“ Kalau sampai Rain kenapa-napa… gue nggak akan pernah maafin lo.” Ancam Maya
Dan masalah yang gue alami pun semakin rumit,ketika Maya menghasut nyokap Rain agar membenci gue
“ Si Maya itu keterlaluan banget, lo kan bukan pembunuh Rain,justru Rain yang menyelamatkan lo dari kecelakaan itu.” Kata Kirana
“ Entahlah Ki,gue juga nggak tahu kenapa dia bisa kaya gitu, gue lanjutin ceritanya ya.”
Gue berjalan menuju ke ruang ICCU,gue duduk di dekat tempat tidur Rain
“ Kamu harus sembuh sayang, aku nggak mau kamu menderita,harusnya aku yang terbaring disini… bukan kamu.” Gue memegang tangan Rain yang terkulai lemah
“ Ini semua gara-gara aku Rain, aku emang jahat !!! jahat banget.” Gue mulai menyalahkan diri gue sendiri
Gue merasa sangat lelah,sampai akhirnya gue tertidur,Rain muncul di mimpi gue
“ Rain… beneran ini kamu ?” tanya gue
“ Iya sayang… ini aku.”
Gue dan Rain berjalan melewati sebuah taman yang sangat indah,tapi… entah kenapa saat berada di tepi danau Rain menghilang ,gue kebingungan,gue mencari Rain,sampai gue menemukan sebuah batu nisan yang bertuliskan nama Rain,gue pun terbangun dari tidur, gue lihat kedua mata Rain masih tertutup rapat, dia nggak mengerti kalau orang-orang disekitarnya sangat mengkhawatirkannya
“ Apa arti dari mimpi gue ? apakah Rain benar-benar akan pergi dari gue ?” pikir gue
Sudah hampir dua bulan lebih Rain terbaring di Rumah Sakit,gue sering membacakan novel ataupun buku cerita buat dia. Sekalipun dia masih dalam kondisi koma
“ Akhirnya pangeran dan putri itupun hidup bahagia,menurut aku cerita ini bagus deh, kalau menurut kamu gimana ?” tanya gue
“ Aku sayang kamu,aku memang nggak bisa mengatakannya,tapi… percayalah… hati ini telah menjadi milikmu selamanya, ya Tuhan aku mohon selamatkanlah cowok yang aku sayangi.” Kata gue
“ Hmm… ternyata si pembunuh itu masih aja ada disini.” Maya muncul di depan gue
“ Maya… gimana kabar lo ? tanya gue
“ Lo nggak usah sok baik di depan gue, gue tahu, lo emang sengaja bikin Rain kecelakaan kan ?” tanya Maya
“ May… gue itu sayang banget sama Rain,nggak mungkin gue tega berbuat kaya gini ke Rain,kejadian itu terjadi secara nggak sengaja.” Gue membela diri
“ Lo nggak usah membela diri didepan gue, gue minta lo pergi dari sini.” Maya mengusir gue
“ Tapi May,gue… “
Maya segera menutup pintu ruang ICCU,dari luar gue melihat Maya yang dengan sabar merawat Rain,Maya melepas baju yang dipakai Rain, menyeka wajah dan badan Rain
“ Aku akan bawa kamu untuk berobat ke luar negeri.” Kata Maya,lalu dia menyisir rambut Rain dan merapikan selimut yang menutupi sebagian tubuh Rain, gue pun duduk di sebuah bangku yang ada di depan ruang ICCU
Saat gue lagi melamun, hp gue bergetar,gue lihat ada bbm dari Richa,sahabat gue waktu SMP
“ Kasih… besok ada reuni,mau ikut nggak lo ?”
“ Kayanya gue nggak bisa ikut Cha, cowok gue masuk Rumah Sakit.”
“ Hah ? emang cowok lo kenapa ?”
“ Cowok gue kecelakaan,sekarang dia koma di Rumah Sakit.”
“ Oh ya udah kalau gitu, gws ya buat cowok lo.”
“ Iya Cha… makasih banyak.”
Gue membelai rambut Rain yang sudah mulai panjang
“ Aku nggak tahu… apakah aku bisa bertahan hidup tanpa kamu,kalau ternyata kamu harus pergi meninggalkan aku.”
“ Kasih.” Rafa muncul di depan gue. Tadi Dokter ngasih tahu kalau darah masih keluar dari kepala Rain akibat pendarahan itu.”
“ Beneran Raf ??? apakah pendarahan itu bisa dihentikan ?” tanya Gue
“ Gue nggak tahu Kasih… mending kita tanya ke Dokter aja.” Rafa mengajak gue ke ruang Dokter
“ Apa benar Rain mengalami pendarahan Dok ? tanya Gue
“ Iya Kasih… Rain memang mengalami pendarahan yang cukup serius.”
“ Lalu ??? apakah pendarahan itu bisa dihentikan ?” tanya Rafa
“ Pendarahan itu bisa dihentikan dengan cara melakukan operasi, tapi… operasi ini sangat beresiko tinggi bagi Rain,dia bisa kehilangan nyawa.”
“ Rain nggak boleh meninggal… gue nggak akan bisa hidup tanpa dia!!!” teriak gue
“ Harapan Rain untuk tetap bertahan hidup sangat tipis sekali,mengingat pendarahan itu juga mengenai syaraf yang ada di otaknya,hal itulah yang menyebabkan dia koma.”
“ Kalau memang operasi adalah jalan terbaik,lakukan aja Dok, saya juga nggak mau lihat sahabat saya menderita.” Kata Rafa
Beberapa minggu kemudian,Dokter bersiap untuk segera melakukan operasi terhadap Rain
“ Semoga operasi ini akan membuat keadaan kamu akan menjadi lebih baik.” Gue mencium kening Rain sebelum dia dibawa ke ruang operasi
Gue menunggu di depan ruang operasi, gue melirik tempat duduk disamping gue,ternyata disitu ada Maya,dia menghampiri gue
“ Kasih… maafin gue ya… selama ini gue udah berburuk sangka sama lo,gue kira lo punya niat jahat ke Rain.” Kata Maya
“ Iya May… gue nggak mungkin punya niat jahat sama Rain,karena gue sayang banget sama dia, mending sekarang kita doakan dia,semoga operasinya berjalan lancar.”
Dokter keluar dari ruang operasi
“ Gimana kondisi Rain Dok ?” tanya gue
“ Rain kondisinya kritis, kalian tenang dulu ya.” Kata Dokter,kemudian Dokter masuk kembali ke ruang ICCU
“ Tekanan darahnya menurun Dok,di monitor juga menunjukkan kalau detak jantungnya berhenti.” Kata perawat
Dokter segera mengambil sebuah alat yang bentuknya mirip dengan setrika, Dokter menekan dada Rain dengan alat itu berkali-kali,tapi… sepertinya usaha itu sia-sia,karena di monitor sudah menunjukkan tanda garis,Dokter melepas semua alat yang ada di tubuh Rain dan menutupi seluruh tubuh Rain dengan selimut, lalu Dokter keluar dan menghampiri gue,Rafa dan Maya
“ Kalian yang sabar ya.” Kata Dokter
“ Sabar ??? maaf saya nggak menerti dengan maksud kata-kata Dokter.” Kata gue
“ Rain telah tiada,dia meninggal.”
“ APA???” gue menuju ke ruang jenazah,gue membuka kain penutup yang menutupi tubuh Rain yang kini telah terbujur kaku
“ Kenapa kamu pergi Rain ??? kan kamu udah janji kalau kamu nggak akan ninggalin aku ???” isak gue
“ Itulah kisah gue Ki,dan ikat kepala punya Rain masih ada di gue.” Gue menunjukkan ikat kepala itu, sisa noda darah Rain masih ada di situ walaupun udah berkali-kali gue cuci
“ Sepertinya lo masih sayang sama Rain ?” tanya Kirana
“ Iya… sampai sekarang pun gue belum bisa melupakan dia.” Airmata mulai turun membasahi pipi gue
“ Lo harus ikhlasin dia Kasih… gue percaya kalau dia udah bahagia disana.” Kirana menghibur gue
Dan kini,nggak terasa udah dua tahun Rain pergi,gue masih belum bisa melupakan dia sampai saat ini,banyak kenangan indah yang udah dia tinggalkan di kehidupan gue, tenanglah dalam tidur panjang nan abadi disana… I love you Rain