Oleh : Cicilia
Wulan
Hari ini matahari bersinar dengan
sangat terik,panasnya terasa seperti membakar kulit kuteguk sebotol air mineral
dingin, rasa sejuk sangat terasa ketika tetes demi tetes airnya membasahi
tenggorokanku,kupercepat laju mobilku agar segera sampai di rumah,namun
saat aku tiba di rumah,tiba-tiba mama menghampiriku
" Sheryl,mama ingin
menjodohkan kamu dengan Gilang, anak Tante Karina." Kata Mama
Aku tak mengerti dengan apa yang ada
di pikiran mama, kenapa tiba-tiba mama menjodohkanku dengan Gilang
" Mama yakin mau menjodohkan
Sheryl dengan Gilang ?" Tanyaku
"Iya sayang,memangnya kenapa
?Gilang itu kan juga teman masa kecil kamu,dan sepertinya dia sangat mencintai
kamu" Tanya Mama
" Tapi Sheryl tidak pernah
mencintai Gilang ma, Sheryl hanya menganggap Gilang sebagai sahabat... tidak
pernah lebih dari itu."
" Mama tidak mau tahu,
besok,Gilang mau ngajak kamu jalan-jalan."
Aku berusaha meyakinkan mamaku, kalau
sebenarnya aku tak pernah mencintai Gilang,aku hanya menganggap Gilang sebagai
sahabatku, namun mama tak mempercayaiku
" Pokoknya kamu harus menikah
sama Gilang... titik." Kata-kata itu masih terngiang di telingaku,mana
mungkin aku menikah dengan orang yang tak penah kucintai
" Hai Sheryl." Sapa Gilang
" Eh kamu Lang, tumben kamu ada
disini." Kataku
" Kebetulan tadi aku barusan
ketemuan sama klien di dekat sini,oh iya kamu sudah makan siang ?" Tanya
Gilang
Aku menggelengkan kepala
" Jadi... kamu sudah tahu tentang
rencana perjodohan kita ?" Tanya Gilang
" Iya Lang,mamaku yang
memberitahukannya."
Setelah selesai makan siang,aku
kembali ke kantorku,saat aku melewati jalan di depan kantorku,tiba-tiba seorang
pemuda menabrakku
" Tolong kalau ada orang yang
mencariku,jangan beritahu kalau aku sembunyi disini." Katanya
" Kemana anak itu ya ?,ah mungkin
dia lari ke sebelah sana." Orang itu pun pergi
" Orangnya sudah pergi kok."
Kataku
" Benarkah ???"
" Kenapa sih mereka
mengejar-ngejar kamu ?" Tanyaku
" Aku juga tidak tahu kenapa
mereka ngejar-ngejar aku,oh iya... namaku Adrian,aku biasa dipanggil Rian,kalau
kamu."
" Aku Sheryl." Jawabku
Entah kenapa, semenjak pertemuan itu
wajah Rian selalu saja terbayang di pikiranku, wajahnya begitu tampan,dan aku
pun merasa begitu nyaman ketika ada di dekatnya
Keesokan harinya Gilang mengajakku
jalan -jalan
" Kamu kenapa Sheryl ? kok dari
tadi kamu diam aja." Kata Gilang
" Aku nggak apa-apa Lang."
Jawabku
" Sialan." Suara Gilang
mengagetkanku."
" Kenapa Lang ?"
" Ada pembalap liar yang berusaha
memotong laju mobilku,kamu tunggu disini sebentar ya." Gilang menghampiri
pembalap itu
" Lo pikir jalanan ini punya bokap lo apa, seenaknya aja main balapan
liar di jalan raya." Bentak Gilang
Pembalap itu pun membuka helmnya
" Emang apa urusannya sama lo
kalau jalanan ini punya bokap gue ?" Tanyanya
Aku memperhatikan wajah pembalap itu
dari kejauhan, sepertinya aku mengenal wajah itu,dan dia pun juga
memperhatikanku
" Ngapain lo lihatin wajah cewek
gue ?" Tanya Gilang
Aku heran... mengapa Gilang
menganggapku sebagai kekasihnya,padahal... aku tak pernah menganggap dia
sebagai kekasihku
" Udahlah Lang,nggak usah
berantem." Aku berusaha menenangkan Gilang
" Awas lo ya." Ancam Gilang
" Gue nggak takut sama ancaman lo
!!!"
Kenapa wajah pembalap itu mirip sekali
dengan Rian ? apakah dia adalah Rian ? tapi... kenapa dia menjadi seorang
pembalap liar ?
" Sheryl." Terdengar suara
seseorang memanggilku
" Eh Rian." Jawbku
" Kebetulan aku barusan dari
rumah temanku yang ada disekitar sini, jadi... sekalian aja aku mampir
kesini." Kata Rian
" Aku menganggukkan kepalaku
" Sheryl, kamu kenapa ??? wajahmu
pucat sekali, kamu sakit ?" Tanya Rian
" Aku nggak apa-apa Rian."
Kataku, namun saat aku berdiri,kepalaku terasa pusing,pandangan mataku juga
terasa kabur
" Sheryl,bangun,kamu kenapa
?"
Aku tidak tahu apa yang
terjadi,tiba-tiba saja aku sudah berada di Rumah Sakit,kulihat Rian tertidur
disampingku
" Rian." Panggilku lemah
" Iya Sheryl,kamu tadi
pingsan,dan aku yang membawamu kesini." Jawab Rian
" Sheryl,kamu nggak apa-apa
sayang ? mama khawatir sekali sama kamu nak." Kata Mama
" Sheryl nggak apa-apa kok
ma,cuma kurang istirahat aja, untung tadi Rian cepat-cepat membawa Sheryl
kesini." Kataku
Mama memperhatikan Rian dengan teliti,
Rian tersenyum ramah ke arah mamaku, namun mamaku hanya membalas senyuman Rian
dengan senyuman sinis
Rian kemudian mengajakku
berjalan-jalan di sekitar Rumah Sakit, dia berhenti di sebuah taman
" Maafkan aku ya, atas sikap
mamaku tadi." Aku meminta maaf
" Nggak apa-apa Sheryl,aku juga
tahu kok, tapi... aku iri denganmu,orangtuamu begitu memperhatikan
kamu,sedangkan aku,sedikitpun aku tak pernah mendapatkan kasih sayang dari
orangtuaku."
" Memangnya orangtuamu kemana
?" Tanyaku
" Entahlah... aku juga nggak tahu
dimana mereka sekarang,sejak kecil aku tak pernah mengenal mereka,wajah mereka
aja aku juga nggak tahu." Kata Rian
Tanpa kusadari, dari kejauhan Gilang
memperhatikan kedekatanku dan Rian
Hari ini aku sudah diperbolehkan
pulang dari Rumah Sakit, namun aku masih harus istirahat total di rumah,Gilang
menjenguk aku di rumah
" Sheryl, maukah kamu menikah
denganku ?" Suara Gilang membuyarkan lamunanku
" Kamu apa-apaan sih ? jangan
bercanda Lang." Jawabku
" Aku serius sayang, maukah kamu
menikah denganku,aku janji... aku akan berusaha membahagiakanmu di sepanjang
hidupku,aku sangat mencintaimu Sheryl." Gilang berusaha meyakinkanku
" Maafkan aku Gilang,aku tak bisa
menerima pinanganmu, karena aku tak pernah mencintaimu, selama ini aku hanya
mengganggapmu sebagai sahabatku,tak pernah lebih dari itu." Kataku
" Oh,jadi kamu lebih mencintai
pembalap itu daripada aku ???"
" Pembalap ??? maksud kamu apa
??? aku nggak ngerti."
" Kamu pikir aku nggak tahu
tentang kedekatan kalian selama ini,kamu nggak usah pura-pura nggak
ngerti."
Setelah kondisiku sudah benar-benar
pulih,aku kembali masuk kerja,di tengah kesibukanku bekerja,asistenku
menghampiriku
" Maaf Mbak,diluar ada yang mau
bertemu." Kata asistenku
Aku bergegas keluar, ternyata Rian
sudah ada di depan ruanganku, tak seperti biasanya, Rian yang biasanya selalu
tampil seperti preman,kini penampilannya rapi sekali, ah betapa tampannya dia
dengan penampilan seperti itu,dia benar-benar membuatku terpana
" Kenapa ??? kamu kaget melihat
penampilanku," Tanya Rian
" Nggak kok,justru aku lebih suka
melihatmu berpenampilan seperti ini."
Entah kenapa hati ini rasanya
berdebar- debar sekali,apakah aku mulai jatuh cinta kepada Rian,Rian mengajakku
ke sebuah cafe
" Aku mencintaimu Sheryl,apakah
kamu juga mencintaiku ? katakanlah kalau kamu benar-benar mencintaiku"
Tanya Rian
Aku terdiam seribu bahasa,aku bingung
harus menjawab apa
" Sheryl,aku hanya ingin kamu
jujur,apakah kamu juga mencintaiku, aku ingin menjadikanmu sebagai kekasih
hatiku."
" A...ku juga mencintaimu
Rian." Jawabku dengan sedikit terbata-bata
Kini aku sudah resmi berpacaran dengan
Rian, tanpa sepengetahuan mamaku, aku sering menemani dia balapan di jalanan
" Sayang... lebih baik kamu
berhenti dari balapan liar ini,aku takut kamu kenapa-napa." Aku sangat
mengkhawatirkan Rian
" Kamu tenang aja sayang,ini
sudah jadi profesiku, kamu nggak usah khawatir,aku nggak apa-apa kok."
Kata Rian sambil membelai rambutku
Aku benar-benar tak ingin kehilangan
Rian, jantung ini terasa berdebar kencang ketika Rian naik motornya,dan mulai
balapan
" Kamu tahu nggak, kamu adalah
malaikat di hidupku,tapi... malaikatnya nggak punya sayap." Kata Rian
Entah kenapa perasaanku hari ini
terasa sangat aneh,aku merasakan bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi pada
Rian
" Oh ternyata begini
kelakuanmu." Gilang tiba-tiba muncul di hadapanku
" Gilang,ngapain kamu disini
?" Tanyaku
" Kamu tak perlu tahu apa yang
aku lakukan disini,yang jelas, aku cuma ingin memberitahu,kalau kamu adalah
kekasihku,dan... kita sudah dijodohkan oleh orangtua kita." Gilang
berusaha memancing emosi Rian
" Jangan gila lo, Sheryl itu
pacar gue,lo nggak usah sok ngaku-ngaku jadi pacarnya Sheryl.!!!"
" Oh... jadi... lo pacarnya
Sheryl juga ya,tapi... sori ya... gue rasa gue lebih pantas jadi pacarnya
Sheryl daripada lo."
" Sialan lo." Rian berusaha
memukul Gilang
" Jangan berkelahi bro, mending
kita balapan aja, siapa yang menang, berarti dia pantas mendapatkan cintanya
Sheryl." Kata Gilang
Rian tak tahu kalau rem motornya
blong,dan Rian baru menyadari itu saat dia berpapasan dengan sebuah truk,rem
motornya tak berfungsi,tabrakan pun terjadi,tubuh Rian terpental dan kepalanya
menghantam pembatas jalan
"Kenapa Rian lama sekali?"
Pikirku
" Rian kecelakaan." Teriak
salah satu teman Rian
,Rian segera dilarikan ke Rumah Sakit,setibanya
di Rumah Sakit,dia langsung dibawa ke ruang tindakan, sesaat kemudian aku
melihat Rian dibawa keluar dari ruang tindakan,ternyata perawat membawanya ke
ruang ICU
" Bagaimana kondisi Rian Dok
?" Tanyaku
" Saat ini kondisi Rian sangat
kritis,terjadi pendarahan serius di otak ,yang disebabkan oleh sebuah benturan
keras di kepalanya." Kata Dokter
Di Ruang ICU, kulihat Rian tergolek
tak berdaya di atas ranjang ruang ICU,banyak selang dan kabel yang dipasang di
tubuhnya
" Kamu harus kuat Rian,kamu harus
kuat sayang." Bisikku di telinganya
Sedih rasanya melihat orang yang aku
sayangi terbaring koma di ruang ICU,oh Tuhan,sembuhkanlah Rian,sadarkanlah
dia,aku tak ingin melihat malaikatku seperti ini
Suasana di ruangan ICU sangat membuat bulu
romaku meremang, dari balik kaca, terlihat seorang perawat tengah memeriksa
kondisi kekasihku itu
" Aku mengerti dengan apa yang
kamu rasakan sekarang."
" Gilang."
" Kamu lebih mencintai Rian kan
?"
" Maafkan aku Lang... aku tak
bermaksud untuk melukai perasaanmu."
" Aku tahu itu Sheryl,aku memang
sangat mencintaimu,tapi aku juga tak bisa memaksamu untuk mencintaiku."
" Aku tak tega melihat kondisi
Rian sekarang,Dokter mengatakan bahwa harapan dia untuk tetap bertahan hidup
sangat tipis."
" Kita berdoa saja,doakan yang
terbaik untuk Rian." Gilang menghiburku
Aku menghela napas panjang
Sementara itu,di luar terlihat rintik
hujan mulai turun,aku teringat ketika Rian mengajariku bermain gitar,dia
menyanyikan lagu Aku Lelakimu untukku,
Aku kemudian masuk ke ruang ICU ,terlihat selang infus yang
tertancap di tangannya,kedua matanya masih terpejam rapat, aku mencium
kening Rian,aku menggenggam tangannya yang terkulai lemah,tak lama kemudian
kondisi Rian mulai kritis,dia kejang dan mengalami kesulitan bernafas, Dokter
berusaha untuk menyelamatkan nyawanya
" Rian selamat kan Dok ?" Tanyaku
" Maaf Mbak, kami telah berusaha semampu kami,tetapi... Tuhan
berkata lain, Rian telah meninggal." Kata Dokter
Aku menerobos masuk ke ruang ICU,kulihat tubuh Rian yang telah
ditutupi dengan selimut,aku membuka selimut itu,kupandangi wajah Rian, wajahnya
terlihat begitu tenang,dia telah pergi dengan damai
Seminggu setelah kepergian Rian,aku masih saja termenung sambil
mendekap foto Rian,aku tak menyangka kalau dia akan pergi secepat ini,namun aku
berusaha untuk ikhlas melepas Rian,aku tahu,kini malaikatku itu telah bahagia
disana