Kamis, 14 Juli 2016

Tegar

 Suasana disebuah Rumah Sakit hari itu tampak begitu ramai, sementara di ruang bersalin tampak seorang ibu yang tengah melahirkan, raut wajah tegang sangat terasa di wajah ibu itu, tak beberapa lama kemudian, terdengarlah suara tangis bayi " Ibu, selamat ya, bayinya cowok, ganteng lagi." kata Dokter Kandungan
 "Boleh saya gendong bayinya Dok ?" tanya ibu itu 
Ibu itu pun menggendong sang bayi, diciumnya putera pertamanya itu Perawat kemudian membaringkan bayi itu di sebuah books bayi di samping tempat tidur ibunya,sang ibu pun memberi nama bayi itu Tegar
" Tegar, kamu bener - bener mirip sama almarhum ayahmu nak, dulu waktu ayahmu masih ada, ayahmu janji kalau kamu sudah lahir,ayahmu akan menjaga kamu, sayang... ayahmu udah meninggal sebelum kamu lahir. 
Beberapa hari setelah kelahiran Tegar, sang ibu sudah boleh meninggalkan Rumah Sakit
" Jadi... total jumlah biayanya berapa Mbak ?"
" Semuanya 9 juta Bu."
" Saya cuma bawa uang 3 juta Mbak, apakah boleh kalau dicicil dulu ?"
" Maaf Ibu, kalau dicicil nggak bisa, ini sudah menjadi prosedur pembayaran di Rumah Sakit ini."
" Oh iya, terima kasih ya Mbak." Ibu itu meninggalkan loket administrasi 
" Darimana aku bisa mendapatkan kekurangan uang itu ?"
 " Kenapa Bu ? kok dari tadi saya perhatikan Ibu kelihatan bingung ?" tanya seorang wanita disebelahnya
" Ini Bu, saya bingung untuk melunasi biaya persalinan saya, biaya persalinannya sekitar 9 juta, tapi... saat ini saya cuma bawa uang 1 juta aja."
" Oh gitu ya bu, ngomong - ngomong nama Ibu siapa saya Sonya"
" Saya Fatma bu,saya ini sudah janda, suami saya sudah meninggal satu bulan yang lalu, sebelum Tegar, anak saya lahir."
" Ibu Fatma nggak usah khawatir, saya akan melunasi semua biaya persalinan ibu, tapi... dengan syarat kalau Tegar akan saya adopsi menjadi anak saya, gimana ?
"Fatma akhirnya menyerahkan Tegar kepada Sonya,dengan harapan agar Tegar bisa mendapatkan kehidupan yang lebih baik
" Saya janji Bu, kalau nanti Tegar sudah berusia 25 tahun saya akan mempertemukan dia dengan ibu." kata SonyaTahun demi tahun pun telah berlalu sejak Fatma berpisah dengan Tegar" Apa kabar kamu sekarang nak ? ibu kangen sama kamu." batin Fatma
 " Bu Fatma, kita jadi ke pasar nggak ?" tanya tetangga Fatma
" Oh iya sebentar Bu."
Fatma dan tetangganya pun berjalan ke pasar, di tengah perjalanan, sebuah mobil hampir aja menabrak Fatma
" Maaf Bu saya nggak sengaja Ibu nggak apa- apa kan ?" seorang pemuda keluar dari mobil
" Aduh... kok pakai berhenti segala sih ? mama udah telat nih ?" teriak seorang wanita
" Maaf ma, Tegar nggak sengaja nabrak orang ?"
" Nabrak orang ? kamu ini gimana sih ?" wanita itu kemudian keluar dari mobil
" Bu Sonya apa kabar ? masih ingat sama saya kan ?"
 " Fatma ???"
Sonya lalu menarik lengan Tegar
" Ayo kita pergi ke supermarket aja, mama nggak jadi belanja disini." 
" Lha... mama gimana sih ? katanya pengen belanja di pasar, tapi begitu Tegar udah anterin ke pasar eh malah nggak jadi."" Udah ntar mama jelasin di mobil aja."
" Mama kenal sama perempuan tadi ?" tanya Tegar" "
"Nggak kok, mama nggak kenal sama perempuan itu." jawab Sonya
" Tapi kok perempuan itu tahu nama mama sih ? Tegar juga lihat kalau tadi perempuan itu sempat ngobrol sama mama, mama nggak usah bohong sama Tegar ma." kata Tegar
" Kamu nih kok nggak percaya sama mama sih, mungkin aja perempuan itu orang gila yang lagi nyari saudaranya yang kebetulan mirip sama mama, jadi... mama dikira saudaranya."
" Nggak mungkin, perempuan itu bukan orang gila kok." kata Tegar
Lagi asyik nyetir tiba- tiba hp Tegar berbunyi
" Gar, lo dimana ?" tanya Arga, sahabat Tegar
" Gue lagi nganterin nyokap Ga, ada apa emangnya ?"
" Lo bisa mampir ke tempat gue nggak, gue ada perlu sama lo, penting banget."
" Oke, tapi gue nganter nyokap gue bentar ya."
Setelah mengantar mamanya, Tegar meluncur ke rumah Arga
" Ada perlu apaan sih ? kok tiba - tiba lo nelpon gue ?" 
"Biasa bro, masalah kerjaan ?
"Emang ada kerjaan apaan ? " Gini Gar, sebentar lagi kan sepupu gue mau nikah, terus dia minta gue sama lo buat jadi fotografer waktu preweed."
" Oh gitu, terus dia minta lokasi preweednya dimana Ga ?
" Dia mintanya di Bandung sih."
Sepintas Tegar melihat sosok Fatma melintas di depan rumah Arga
" Ga, gue cabut ya, besok gue kesini lagi."Tegar menyalakan mesin mobilnya dan mengejar Fatma,saat Fatma sudah dekat, Tegar menghampirinya
" Saya Tegar bu, yang tadi pagi hampir saya tabrak kan ?"
Mendengar nama Tegar, Fatma langsung menoleh dan memperhatikan cowok itu, matanya nyaris tak berkedip sama sekali
" Ibu nggak apa -apa kan ?" suara Tegar mengagetkan Fatma
" Nggak, Ibu nggak apa-apa kok Mas."jawab Fatma
" Ya udah kalau gitu bu, saya pamit dulu." 
" Itu pasti Tegar anakku yang telah terpisah denganku sejak beberapa tahun yang lalu, sekarang dia sudah dewasa, dia benar - benar tampan, mirip seperti almarhum ayahnya." batin Fatma
" Darimana kamu ?" tanya mamanya"
"Dari rumah Arga ma," kata Tegar
Tegar lalu masuk ke kamarnya, dia melihat kalender kecil di samping tempat tidurnya
" Astaga, besok kan ulang tahun Raisa." 
Tegar langsung menelpon Raisa
" Halo sayang, besok kamu ada acara nggak ?"
 " Nggak sayang, emangnya kenapa ?" tanya Raisa
" Besok malam jalan yuk, aku jemput kamu ya."   
Keesokan harinya, jam 7 tepat Tegar menjemput Raisa di rumahnya
" Kamu mau ngajak aku jalan kemana sih ?" tanya Raisa
" Kamu tenang aja, aku akan ajak kamu ke tempat yang romantis   Mereka berdua sampai di sebuah bukit, bukit itu memang sangat indah, seluruh pemandangan kota bisa terlihat dari atas bukit itu
" Wow... bagus banget pemandangannya!!!" seru Raisa"  Aku tutup  mata kamu ya sayang." kata TegarTegar menutup mata Raisa dengan sehelai kain, dia mengeluarkan sebuah kalung dari kantong celana jeansnya dan memakaikan kalung itu di leher Raisa" Sekarang kamu buka mata kamu, kamu lihat apa yang ada di leher kamu." 
Raisa melihat sesuatu di lehernya, dia terbelalak kaget, sebuah kalung cantik melingkar di lehernya
" Happy birthday ya sayang, semoga makin dewasa, makin cantik, nggak bawel lagi, cepet selesai kuliahnya." Tegar mengacak -acak rambut Raisa
" Makasih ya sayang, jadi makin cinta deh sama kamu." Raisa memeluk Tegar
" Sayang, coba kamu lihat pemandangan di bawah, keren banget deh, lampu-lampu udah nyala semua, jadi berasa kaya di luar negeri... hahaha." kata Tegar 
Hari demi hari telah berlalu, nggak terasa udah hampir akhir pekan, dan Tegar pun sibuk dengan pekerjaannya di kantor, selintas sosok Fatma melintas di depan ruang kerja Tegar,dan cowok itu mengejarnya
" Jadi ibu kerja disini ?" tanya Tegar
" Iya mas,kan disini saya tinggal sendiri,suami saya sudah meninggal mas." kata Fatma" "Lalu.. anak Ibu sekarang dimana?"
"Anak saya sudah diadopsi oleh orang lain sejak dia masih bayi,sekarang saya juga nggak tahu ada dimana sekarang, mas... boleh nggak kalau saya peluk mas Tegar sebentar aja, karena mas itu mirip sama anak saya.
"Fatma memeluk Tegar, saat Fatma memeluknya, Tegar merasakan bahwa ada ikatan batin yang sangat kuat antara dia dan Fatma
" Kenapa ya kalau gue ada di dekat bu Fatma, gue merasa kalau ada di dekat bu Fatma rasanya kaya gue ada di dekat nyokap gue ? beda kalau gue ada di dekat mama." pikir Tegar" Bu, Tegar kembali ke dalam dulu ya, soalnya kerjaan Tegar masih banyak banget."Tegar kembali ke ruang kerjanya
" Gar, lo harus putusin Raisa sekarang juga," kata Arga
" Lho kenapa Ga, kok lo dateng- dateng langsung ngomong gitu ?" tanya Tegar
 " Raisa selingkuh Gar, gue lihat pakai mata kepala gue sendiri... gue gak mungkin bohong sama lo, lo itu sahabat gue dari SD."
" Lo nggak usah ngaco deh Ar, Raisa nggak mungkin kaya gitu, gue yakin kalau dia itu cewek baik-baik."
" Lo masih aja nggak percaya, nih gue ada bukti foto kalau Raisa bener- bener selingkuh." Arga menunjukkan foto perselingkuhan Raisa
" Bener, bener nggak bisa dipercaya." Tegar menggelengkan kepalanya" Gue harus bikin perhitungan sama Raisa." Tegar memakai jaketnya
" Lo mau kemana Gar ?" tanya Arga
" Gue mau ke kampus Raisa."
Tegar menuju ke kampus Raisa, kebetulan saat itu Raisa udah selesai kuliah jam terakhir" Raisa, ayo ikut aku." Tegar menarik lengan Raisa
" Kamu apa-apaan sih ? pelan dikit kenapa ?"
" Sekarang kamu jujur aja sama aku, kamu selingkuh kan dibelakang aku ?" tanya Tegar
" Kamu jangan sembarangan nuduh, aku cuma cinta sama kamu sayang, aku nggak mungkin selingkuh sama orang lain." kata Raisa" Nggak usah bohong kamu, kalau kamu nggak selingkuh, terus cowok yang ada di foto ini siapa ?
Raisa hanya terdiam seribu bahasa, dia merasa bersalah
" Kenapa diam ? kalau kamu nggak selingkuh kamu pasti bisa jawab pertanyaan aku, berarti bener dong dugaan Arga selama ini kalau kamu itu suka selingkuh dibelakang aku."
" Aku bisa jelasin semuanya Gar, aku nggak seperti yang kamu kira." jawab Raisa
" Aku nggak butuh penjelasan dari kamu, mulai saat ini jangan pernah kamu muncul di depan aku." Tegar pergi meninggalkan Raissa
Tegar merasa sangat kecewa dengan sikap Raisa,dia mampir ke sebuah diskotik, untuk mengusir rasa kecewanya, Tegar memilih untuk menenggak minuman keras,setelah merasa puas, dengan langkah sempoyongan dia meninggalkan diskotik 
Karena  masih ada di bawah pengaruh minuman keras,Tegar mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi, tiba- tiba dari arah berlawanan, muncul sebuah truk, Tegar nggak bisa mengendalikan laju motornya, tabrakan keras pun terjadi, tubuh Tegar terhempas dan kepalanya membentur aspal jalan,dia nggak sadarkan diri seketika
Fatma sedang memasak di rumahnya, waktu dia memotong sayur, tanpa sengaja tangannya teriris dan mengeluarkan darah
 " Astaga, kok tiba - tiba aku ingat Tegar ? kok perasaanku nggak enak ya ? apa sesuatu yang buruk tengah menimpa anakku ?" tanya Fatma dalam hati 
Beberapa saat kemudian terdengar suara pintu diketuk" Ya, silahkan masuk, pintunya nggak dikunci kok."
" Bu Fatma, Kak Tegar kecelakaan barusan,sekarang Kak Tegar ada di Rumah Sakit Kasih Ibu." kata Riana, anak pemilik kontrakan yang selama ini dihuni oleh Fatma
" Iya, makasih ya nak." kata Fatma 
Fatma segera menuju ke Rumah Sakit Kasih Ibu, disana dia bertemu dengan Sonya, Sonya juga terlihat tidak tenang menanti kepastian tentang kondisi Tegar
" Om, Tante gimana kondisi Tegar ?" tanya Raisa yang barusan datang
" Om sama Tante juga belum tahu tentang kondisi Tegar nak." jawab papa Tegar
Raisa mengintip dari balik pintu ruang UGD, seorang perawat melepas kaos yang dipakai Tegar, yang satunya lagi sedang membersihkan dan membalut luka di kepala Tegar" Gimana kondisi anak saya Dok ?" tanya Sonya, mama angkat Tegar
" Tegar kondisinya kritis Bu, dia mengalami pendarahan otak yang sangat serius karena benturan keras di kepalanya,dia akan dipindahkan ke ruang ICU ." kata Dokter 
Dari balik pintu ruang ICU, Fatma melihat kondisi Tegar, hatinya bagaikan tersayat sembilu melihat Tegar yang tengah terbaring koma dan nggak berdaya 
" Kamu harus bertahan ya nak." kata Fatma" Fatma, ternyata kamu ada disini juga." kata Sonya yang baru keluar dari ruang ICU 
" Iya bu,apakah saya boleh masuk ke ruang ICU ? saya pengen menemani Tegar ?" tanya Fatma
" Kamu pikir saya akan mengizinkan kamu untuk masuk ke ruang ICU ? dengar ya!!! kamu itu sudah berbeda level dengan Tegar, dan sampai kapanpun saya nggak akan mengizinkan kamu dekat dengan Tegar." bentak Sonya
" Ma... mama ini apa- apaan sih ? ini Rumah Sakit ma, jangan bentak - bentak kaya gitu dong." kata papa Tegar
" Habis si Fatma ngotot pengen ketemu sama Tegar pa, mama nggak rela kalau Tegar dekat sama dia pa."
" Mama nggak boleh seperti itu, biar gimana punu Bu Fatma itu ibu kandungnya Tegar, mama nggak boleh menghalangi dia untuk ketemu sama ibu kandungnya."
Raisa yang sejak tadi ada di luar pun masuk ke ruang ICU
" Sayang, ini aku Raisa,ini semua gara- gara aku, kalau aja kamu nggak marah sama aku, ini semua nggak akan terjadi sama kamu." Raisa menggengam tangan Tegar
Raisa membelai rambut Tegar
" Aku sayang banget sama kamu, kamu harus kuat ya sayang, kamu nggak boleh nyerah,ada aku disamping kamu." Raisa mencium kening Tegar
" Raisa." sapa Sonya
" Iya Tante."
" Sebenernya Tante pengen membawa Tegar menjalani pengobatan di luar negeri, tapi Om melarang Tante untuk membawa Tegar ke luar negeri."
    Hari demi hari berlalu, tak terasa, sudah tiga bulan Tegar terbaring di Rumah Sakit,Raisa tetap
setia menemaninya
" Sampai kapan kamu kaya gini sayang, aku takut kalau aku lelah nungguin kamu."
Raisa keluar dari ruang ICU,dia duduk disamping Fatma
" Kamu pacarnya Tegar ya nak ?"
" Iya, Tante siapanya Tegar ?" tanya Raisa
" Saya ini ibu kandungnya Tegar,Tegar itu sudah diadopsi sama Ibu Sonya sejak dia masih bayi, sebenernya saya pengen masuk ke ruang ICU,tapi Bu Sonya melarang saya."
Raisa mengajak Fatma ke ruang ICU
" Beneran ini nggak apa-apa nak ?"
" Nggak kok Tante,Tante Sonya belum datang
Fatma membuka pintu ruang ICU, di dalam ruang ICU sayup- sayup terdengar suara hembusan nafas Tegar yang tertutup oleh alat bantu pernafasan yang menutupi hidung dan mulutnya serta alat pendeteksi detak jantung Tegar,hal ini makin membuat Fatma semakin tak tega melihatnya
" Ini Ibu nak,Ibu kangen sekali sama kamu, kamu sebenarnya adalah anak kandung Ibu,kamu cepet sembuh, ibu nggak tega melihat kondisimu sekarang nak  ." Fatma membelai rambut Tegar
Raisa terharu menyaksikan pertemuan antara ibu dan anak itu, dia meneteskan airmata
Fatma teringat beberapa tahun yang lalu, ketika dia melahirkan Tegar
" Tegar, kamu harus bangun sayang, ini ada ibu kamu disini." kata Raisa
" Ngapain kamu masuk ke dalam sini ? saya kan udah bilang kalau kamu nggak boleh masuk ke ruang ICU." bentak Sonya
"  Bu... saya cuma pengen membelai rambut Tegar, andaikan Ibu nggak memperbolehkan saya menyentuh Tegar, saya cuma pengen melihat dia dari dekat,itu aja kok Bu." jawab Fatma
" Apapun alasan kamu,saya tetap nggak rela kalau Tegar dekat sama kamu,sekarang kamu keluar dari ruangan ini
" Udah tante, mending kita keluar dulu ya." Raisa membawa Fatma keluar
" Tante yang sabar,Raisa akan bantu tante,biar tante bisa ketemu sama Tegar, sebentar tante, hp Raisa bunyi." kata Raisa
" Halo... kenapa Ga ? iya... Tegar masih koma, ini gue lagi ada di Rumah Sakit, lo kesini sekarang ya." Raisa menutup telponnya
Jauh di bawah alam sadarnya, Tegar berada di sebuah tempat, tempat itu sangat terasa asing baginya
" Gue ada di mana sih ? kok gue merasa kalau gue belum pernah ke tempat ini ?"
" Tegar." sebuah suara memanggil namanya dengan lembut
" Siapa anda ? anda tahu nama saya darimana ?"
" Kamu nggak perlu tahu siapa saya." orang itu menarik lengan Tegar
" Eh saya mau dibawa kemana? lepasin saya !!!" teriak Tegar
Tubuh Tegar tiba-tiba mengalami kejang
" Tegar kamu kenapa nak? " Dokter tolongin anak saya!!!" teriak Sonya
Dokter pun segera datang dan masuk ke ruang  ICU
" Maaf Bu, silahkan tunggu di luar dulu."
" Tapi suster..."
" Tegar kenapa tante? " tanya Raisa
" Tegar mengalami kejang,  tante juga nggak tahu kenapa dia bisa kejang."
" Suster, tolong cek selang infusnya." perintah Dokter
Dokter membuka sebagian kancing baju Tegar,beberapa perawatan tampak memegangi tangan Tegar  lalu  Dokter menekan dada Tegar dengan sebuah alat yang mirip setrika
" Gimana kondisi Tegar Dok? "
" Detak jantung Tegar sempat melema selama beberapa detik ."
" Lalu... apa yang membuat dia kejang Dok? " tanya Raisa
" Ada sesuatu yang terjadi di alam bawah sadarnya, sekarang kondisi Tegar sudah stabil."
" Makasih banyak Dok."
" Raisa... gimana kondisi Tegar? " tanya Arga yang baru tiba di Rumah Sakit."
" Tadi dia sempat kejang, tapi sekarang kondisinya udah stabil, dia kecelakaan gara - gara gue ." kata Raisa
" Lo bukan penyebab dia kecelakaan Sa.  lo jangan nyalahin diri lo sendiri, ini musibah." hibur Arga
" Nggak Ga, dia frustasi waktu habis adu mulut sama gue, kata polisi dia kecelakaan dalam kondisi mabuk berat." tutur  Raisa
Arga melihat kondisi sahabatnya itu dari balik pintu, Tegar terbaring dengan kedua mata yang masih terpejam, selang infus tertancap di tangannya
" Karena kecelakaan itu Tegar mengalami pendarahan otak yang cukup fatal." kata Raisa
" Tabrakan yang dialami Tegar emang cukup  keras, kata temen gue,helm yang dia pakai sampai pecah."
Arga masuk ke ruang ICU
" Lo harus sembuh Gar, kantor rasanya sepi banget kalau nggak ada lo. "
" Itu nyokap kandung Tegar Ga." Raisa melirik ke arah Fatma
Arga tersenyum saat bertatap muka dengan Fatma
Tanpa sepengetahuan Sonya, Arga dan Raisa membantu Fatma agar dia bisa melihat Tegar lebih dekat
" Jangan tinggalin ibu nak, ibu udah kehilangan ayahmu... ibu nggak mau kehilangan kamu." Fatma mengusap pipi Tegar
" Sa... tangan Tegar bergerak." ujar Arga
" Raisa... Raisa..." erang Tegar lirih
" Iya sayang... aku ada disini."
Raisa menyalakan musik di hpnya, dia memutar lagu, diletakkannya hp itu didekat telinga Tegar
Oh Tuhan kucinta dia
Berikanlah aku hidup
Takkan kusakiti dia
Hukum aku bila terjadi
Airmata Tegar mengalir saat mendengar syair itu
" Tuhan... berikanlah Tegar kesempatan hidup... aku janji akan selalu menjaga dia." Raisa menggenggam tangan Tegar
Raisa tertidur disamping Tegar, Fatma melihatnya
" Raisa benar-benar gadis yang baik, dia rela menunggu Tegar sampai Tegar sadar ... ya Tuhan berikanlah keajaiban buat anakku." pikir Fatma
" Jadi apa yang  bisa dilakukan untuk menghentikan pendarahan di otak Tegar Dok?" tanya Sonya
" Jalan satu-satunya adalah dengan melakukan operasi... tapi kalau operasi, ini dilakukan ada resikonya Bu. "
" Resikonya apa Dok?
" Tegar akan mengalami amnesia... atau yang lebih parah lagi... dia bisa meninggal."
Kondisi Tegar semakin hari kian melemah, dia cuma bisa bertahan hidup dengan alat-alat bantu itu
" Sudahlah ma, lebih baik kita lepaskan aja alat-alat itu, kasihan Tegar, dia akan semakin tersiksa." kata papa Tegar
" Nggak pa, mama nggak mau kehilangan Tegar."
" Kalau memang kamu mau pergi... papa ikhlas nak, atau kamu ingin bertemu ibu kandungmu sebelum kamu pergi? "
Papa Tegar memanggil Fatma
" Pergilah dengan tenang nak, ibu sudah ikhlas." kata Fatma
 Detak jantung Tegar melemah, dan perlahan- lahan berhenti berdetak, dan Tegar menghembuskan nafas terakhirnya, dia meninggal karena pembuluh darah di otaknya pecah
Raisa memandang tubuh   yang kini terbujur kaku di ruang jenazah, dibukanya kain penutup yang menutupi tubuh dingin Tegar
" Kenapa kamu yang harus pergi." isak Raisa
" Yang ikhlas Raisa, gue juga nggak nyangka kalau dia bakal pergi secepat ini." Arga berusaha menghibur Raisa walaupun dia juga sedih atas kepergian Tegar
Seminggu setelah kepergian Tegar, Raisa termangu di kamarnya, pandangan matanya tampak kosong
" Raisa... Raisa." Terdengar suara lembut Tegar memanggil namanya
" Kamu dimana sayang, tunggu aku." kata Raisa
" Mau kemana kamu sayang? " tanya mama Raisa
" Tegar manggil Raisa ma."
" Udah sayang, Tegar udah meninggal, kamu yang tenang nak."
Keesokan harinya, Raisa pergi ke makam Tegar, dia meletakkan setangkai bunga mawar putih diatas makam itu
" Makasih banyak kamu udah hadir di kehidupan aku... udah bikin hari- hariku indah... semoga kamu tenang disana ya sayang