Rabu, 21 Oktober 2015

Pilihan Hati Yang Terakhir


“ Rindu… tungguin gue.” Nikki menghampiri Rindu,tapi Rindu malah berlari menjauhinya “ Rin... gue ada perlu sebentar sama lo.” “ Perlu apa Nik ? gue beliin minum dulu ya, lo tunggu sebentar ya.” Kemudian Rindu datang dengan membawa dua botol air mineral “ Makasih ya Rin.” Nikki menenggak minumannya “ Lo ada perlu apa ? tanya Rindu Belum sempat Nikki ngomong, ekor mata Rindu menatap ke seorang cowok keren yang lewat di depan mereka “ Hooii Rin… hallo !!!” teriak Nikki “ Eh sori Ki… hehehe… gue asik lihat cowok keren tadi.” Rindu tersipu malu “ Hmm… giliran ada cowok keren aja temennya dikacangin, udah kita masuk yok, kayanya sebenar lagi dosennya datang.” Ajak Nikki Mendengar ucapan Nikki,wajah Rindu jadi memerah,persis kaya buah tomat Mereka masuk ke kelas,di kelas mereka kembali ketemu sama cowok itu,dengan enaknya cowok itu duduk di kursi yang biasa di tempati Rindu “ Mau ngapain lo ?” tanya cowok itu “ Sori ini tempat duduk gue.” Kata Rindu “ Oh,gimana kalau lo cari tempat lain aja,gue udah nyaman disini soalnya,lagian bokap gue juga penyumbang dana terbesar di kampus ini.” Katanya “ Sombong banget sih lo, Ki ayo kita duduk di belakang aja,males gue lihat anak sombong kaya dia.” Nggak lama kemudian dosen masuk “ Selamat pagi.” Sapa dosen “ Pagi Bu.” Jawab para mahasiswa “ Hari ini kita akan melanjutkan materi yang kemarin.” Dengan berapi-api dosen menjelaskan materi,tanpa mempedulikan kondisi mahasiswa yang udah mulai lemas,beberapa jam kemudian hp dosen bordering “ Maaf,kuliah kita hari ini sampai disini, karena saya ada keperluan di luar kota.” Dosen meninggalkan ruangan Rindu dan Nikki menuju ke kantin, tanpa sengaja Rindu menabrak cowok tadi “ Eh lo ngapain sih ngikutin gue terus ?” “ Idih siapa yang ngikutin lo, emang gue kurang kerjaan apa.” Kata Rindu “ Udah Rin,daripada lo berdua ribut,gimana kalau lo saling kenalan aja,siapa tahu setelah kenalan kalian bisa jadi lebih deket.” Kata Nikki “ Ogah.” Jawab Rindu dan cowok itu SKIP Pulang kuliah Rindu mengajak Nikki ke rumahnya “ Dasar cowok belagu.” Umpat Rindu “ Tapi dia keren juga,hehehe.” Nikki cengengesan “ Apaan ??? kaya gitu keren ??? hiii amit-amit deh.” Kata Rindu Sorenya mereka berolahraga di dekat kompleks rumah Rindu “ Lo lagi lo lagi, kenapa sih setiap gue pergi selalu aja ketemu sama lo ?” tanya Rindu “ Takdir kali.” Jawab cowok itu santai “ Eh denger ya kutu, sekalipun lo takdir gue,sampai kapanpun gue gak akan mau sama lo !!!” bentak Rindu “ Eh sembarangan aja lo panggil gue kutu, nama gue Array.” Dia juga membentak Rindu “ Ayo kita pergi Ki.” Ajak Rindu “ Tapi Rin…” Nikki bingung “ Ajak temen lo pergi, enek gue lihat mukanya !!!” teriak Array “ Gue juga enek kali lihat muka lo… huekk.” Sahut Rindu Sudah beberapa hari ini Rindu nggak melihat batang hidung Array “ Si Array kemana ya ? kok beberapa hari ini nggak kelihatan ?” “ Tumben lo cariin Array,yang gue denger sih dia sakit,kita jenguk dia yuk,sebagai teman kan kita harus jenguk dia.” Ajak Nikk “ Ogah ah, kurang kerjaan banget,lo berangkat sendiri aja,males gue.” “ Ayolah Rin.” Ajak Nikki,Rindu pun akhirnya mau ikut juga Setelah mendapat informasi dari Ricky,sahabat Array,mereka menuju ke Rumah Sakit tempat Array dirawat “ Kamu sakit apa Ray ?” tanya Nikki “ Nggak apa-apa kok ? aku Cuma kecapaian aja.” Jawab Array “ Oh, kamu harus banyak istirahat Ray.” “ Cie, tumben nih pakai kamu aku… hehehe.” Goda Rindu “ Nggak apa-apa kali, Rindu aku bisa minta tolong nggak sama kamu ?” tanya Array “ Kok kamu tahu nama aku ? emang mau minta tolong apa ?” “ Ricky yang kasih tahu aku, aku pengen jalan-jalan,bosen di kamar terus,aku pengen cari hawa segar di luar.” Rindu pun mendorong kursi roda Array ke taman Rumah Sakit,suasana teduh sangat terasa di taman itu “ Kalau aku lihat Rumah Sakit ini kelihatan banget bangunan lama ya.” Kata Rindu “ Iya Rin,kata nenek aku bangunan ini udah ada sejak zaman colonial Belanda.” Sahut Array “ Bangunan yang kaya gini nih asyik kalau dibuat foto.” Rindu mengeluarkan kamera dslrnya “ Wah kamu hobi fotografi juga ya,berarti kita sama dong, sebelum kuliah aku juga pernah kerja jadi fotografer di salah satu majalah.” Kata Array Selesai memotret beberapa objek,Rindu menghampiri Array “ Gimana ??? bagus nggak hasil jepretan aku ?” tanya Rindu Array memperhatikan foto-foto yang ada di kamera Rindu, dia merasakan ada sesuatu yang keluar dari hidungnya “ Hidung kamu berdarah,kamu kenapa Ray ?” tanya Rindu “ Aku nggak apa-apa.” Array berusaha menyembunyikan sesuatu,namun dia merasakan kepalanya sangat pusing “ BRUKK.” Array jatuh pingsan SKIP “ Apa yang terjadi sama gue?” tanya Array lemah “ Kamu tadi pingsan Ray.” Kata Nikki Array berusaha bangun sambil memegangi kepalanya yang masih terasa pusing “ Kamu jangan terlalu banyak gerak dulu.” Nikki membantu Array agar dia bisa duduk “ Gimana kondisi kamu ? udah agak mendingan kan ?” tanya Rindu Array menganggukkan kepalanya “ Ya udah aku tinggal dulu ya,tenang aja ada Nikki kok.” Kata Rindu “ Tunggu Rin. Array memegang tangan Rindu, aku nggak mau kamu pergi,aku mau kamu temenin aku.” Nikki kaget mendengar kata-kata Array, jauh di dalam hatinya dia menaruh rasa terhadap Array “ Lo aja yang temenin Array Rin.” Nikki keluar ruangan Dari kejauhan tampak seorang perawat membawa makanan masuk ke kamar Array “ Silahkan dimakan Mas.” Kata perawat itu “ Iya sus,makasih.” Jawab Rindu “ Sama-sama Mbak.” “ Sekarang kamu makan dulu ya.” “ Aku belum lapar,ntar aja.” “ Tapi kamu harus makan biar cepet sembuh,aku suapin ya.” Nikki melihat hal itu dari jauh, dia cemburu melihat cowok yang dia cintai lebih perhatian ke sahabatnya sendiri Array sudah diperbolehkan pulang dari Rumah Sakit, dua hari setelah pulang,dia melakukan check up kesehatan “ Gimana Dok hasil pemeriksaan saya ?” “ Maaf,apakah kamu pernah kecelakaan dan mengalami cedera kepala yang sangat parah ?” tanya Dokter “ Pernah Dok,kejadiannya waktu saya masih SMA, emangnya kenapa Dok “ tanya Array “ Ada sel kanker di otak kamu,saya rasa ini terjadi karena cedera kepala yang kamu alami,saya sarankan lebih baik kamu melakukan operasi,sebelum semuanya terlambat.” “ Lalu ? kalau saya melakukan operasi apakah saya bisa sembuh ?” “ Bisa,tapi dengan resiko kamu harus kehilangan semua ingatanmu.” “ Nggak Dok,saya sembuh tapi ingatan saya hilang,sama aja saya kaya orang gila Dok.” SKIP Lo kenapa Ray ? gue perhatiin akhir-akhir ini lo sering kelihatan murung.” Tanya Ricky “ Gue kena kanker otak Rick,Dokter menyarankan gue harus operasi,tapi kalau gue melakukan operasi gue akan kehilangan ingatan gue,termasuk ingatan gue tentang Rindu.” “ Rindu ??? emangnya kenapa ???” “ Gue cinta banget sama Rindu,demi dia, gue rela nggak melakukan operasi,tapi lo harus rahasiain tentang penyakit gue,jangan sampai Rindu tahu,gue nggak mau kehilangan dia.” “ Kalau lo nggak mau kehilangan dia,lo tembak dia Ray.” Kata Ricky “ Gue nggak berani nembak dia,gue takut kalau dia tahu kondisi gue,dan dia bakalan ninggalin gue.” “ Kalau emang Rindu juga cinta sama lo,gue rasa dia nggak akan ninggalin lo, biar gimana pun kondisi lo.” Kata Ricky Array pun mencari Rindu, dan dia menemukan gadis di perpustakaan,kemudian mengajaknya ke bukit di belakang kampus “ Kamu ngapain ngajak aku kesini ?” tanya Rindu “ Di bukit ini aku menghabiskan waktu ku,dan disini juga aku akan menyatakan perasaanku ke kamu,jujur sejak dari awal kita ketemu aku merasakan ada benih cinta di dalam hatiku, kamu berbeda dengan cewek-cewek yang pernah dekat sama aku,my Princess Rindu Would you be my lover ?” “ Yes I want to be your lover.” Jawab Rindu Array pun memeluk Rindu, kemudian dia terjatuh dan nggak sadarkan diri,darah segar mengalir dari hidungnya, “ ARRAY KAMU KENAPA ?” Rindu kebingungan Rindu mengambil tissue dari dalam tasnya,dia membersihkan darah di hidung Array “ Ya Tuhan,apa yang terjadi dengan kekasihku ? Rindu menangis Hujan pun mulai turun membasahi muka bumi,tampak Nikki dan Ricky menghampiri Rindu “ Rick,lo ada jaket nggak ?” Ricky mengeluarkan jaket milik Array dari dalam tasnya,Rindu menghangatkan tubuh Array dengan jaket itu “ Array harus segera di bawa ke Rumah Sakit.” SKIP Ricky, Rindu dan Nikki tampak gelisah di depan ruang tindakan,mereka menunggu kejelasan tentang kondisi Array,kemudian Dokter keluar “ Gimana kondisi Array Dok ?” tanya Nikki “ Array kondisinya kritis, kami menempatkan dia di ruang perawatan intensif,sebaiknya kalian segera menghubungi orang tuanya.” Kata Dokter “ Kita harus segera ke ruang perawatan intensif Nik.” Kata Ricky “ Sebaiknya kita tunggu nyokapnya dulu, tadi gue udah menghubungi nyokapnya.” Kata Rindu Nggak lama kemudian,mama Array tiba dari luar negeri mereka menuju ruang perawatan intensif,mama Array menatap Rindu “ Kamu yang namanya Rindu ? “ Iya Tante, saya Rindu.” “ Kamu memang cantik nak,persis seperti yang diceritakan Array.” Rindu hanya tersenyum mendengar kata –kata mama Array, mata Rindu tertuju pada Array yang sedang terbaring koma dengan peralatan medis yang terpasang di tubuhnya, alat itulah yang membantu Array untuk tetap bertahan hidup “ Array,maafkan mama nak,selama ini mama sibuk kerja tanpa memperhatikan kamu.” Mamanya membelai rambut Array “ Ini aku Rindu sayang, aku ada disamping kamu.” Kata Rindu Mentari hari ini telah kembali ke peraduannya,udara malam ini terasa sangat menusuk tulang,di ruang ICCU hanya ada Ricky dan Rindu,sementara Nikki dan mama Array sudah pulang, Rindu melihat Ricky yang tertidur pulas di kursi depan ruangan “ Sayang… aku tidur dulu ya.” Rindu tidur disamping Array,tangan Rindu memegang tangan Array Hari demi hari pun berlalu, kondisi Array belum menunjukkan perekembangan,dia masih saja terlelap dalam komanya,dengan lembut Rindu membelai rambut Array “ Sampai kapan kamu kaya gini terus sayang ? aku kangen suaramu,tawamu,dan juga bercanda sama kamu.” Kata Rindu yang semakin nggak tega melihat kondisi Array yang semakin kurus “ Kenapa sih kamu nggak mau cerita tentang penyakit kamu ke aku ? kamu takut kalau aku bakalan ninggalin kamu ? aku orangnya nggak seperti itu sayang, aku akan terus temenin kamu.” Bisik Rindu di telinga Array Terdengar suara pintu diketuk “ Rindu… ini gue Nikki.” “ Ya masuk aja Ki.” Kata Rindu “ Gimana Array ?” “ Belum ada tanda-tanda kalau kondisinya membaik, yang gue denger… kalau kondisi Array terus memburuk,alat- alat itu bakal dicabut.” Kata Rindu “ Gue nggak mau kehilangan Array Rin,karena gue sangat…” Nikki takut mengatakannya “ Gue udah tahu Ki, lo cinta kan sama Array,maafin gue… gue nggak bermaksud buat merebut Array dari lo, sejak awal gue ketemu sama Array,gue berusaha menjauh dari dia,karena gue tahu lo sangat mencintai dia.” Kata Rindu “ Lo nggak salah Rindu, gue emang mencintai Array,tapi… gue sadar bahwa cinta itu nggak bisa dipaksain,dia lebih mencintai lo daripada gue.” Kemudian mama Array datang dan menunjukkan beberapa foto hasil jepretan Array “ Ini foto-foto Array Tante ? semuanya bagus-bagus.” Kata Nikki “ Array itu hobi banget sama fotografi,bahkan demi hobinya itu,dia rela menunda kuliahnya.” Rindu melihat foto foto itu,namun ada satu foto yang begitu menarik perhatiannya “ Dia pengen banget foto itu jadi foto undangan pernikahan kalian,tapi… Tante juga nggak tahu apakah keinginan itu bisa tercapai, karena itu lah Tante mohon sama kamu,kamu mau kan menikah selagi masih ada kesempatan ?” “ Tapi Tante, saya belum siap buat menikah.” Kata Rindu “ Udah lo nikah aja.” Kata Nikki “ Gue belum siap Nik,kuliah gue juga belum selesai.” Kata Rindu Kedua gadis itu menuju ke kamar Array “ Rin,badan Array panas banget.” Kata Nikki “ Masa sih ?” Rindu segera mencari thermometer,belum sampai Rindu menuruni anak tangga, Nikki berteriak “ Rindu Array kejang-kejang.” “ Array kenapa nak ?” tanya mama Array “ Array kejang-kejang Tante,badannya juga panas tinggi.” Kata Nikki “ Ya udah, Tante kasih tahu Dokter dulu.” Beberapa jam kemudian Dokter datang “ Apa yang terjadi sama anak saya Dok ?” “ Ada infeksi di salah satu syaraf otak Array,saya sudah memasukkan obat anti infeksi di cairan infus Array.” “ Tapi sekarang dia udah nggak apa-apa kan Dok ?” “ Array sudah nggak apa-apa kok,saya permisi dulu.” “ Iya… makasih banyak Dok.” Dua bulan sudah Array koma, Rindu dan Nikki masih setia menemaninya “Gimana Rindu ? apa kamu sudah memikirkan tentang pernikahan itu ?” tanya mama Array “ Iya Tante, saya nggak mau melihat Array menderita.” Hari pernikahan mereka pun tiba,Rindu tampak sangat cantik dan anggun dalam balutan kebaya putih,sedangkan Array yang masih terbaring koma kelihatan cakep banget dengan jas yang dikenakannya “ Nik,lo ikhlas gue menikah sama Array ?” tanya Rindu “ Gue ikhlas Rin,mungkin dengan cara seperti ini dia bisa pergi dengan tenang.” “ Rindu,lo udah siap belum ?” tanya Ricky “ Sudah bisa kita mulai pernikahannya ?” Pernikahan pun segera dimulai, setelah memasangkan cincin di jarinya sendiri,Rindu memakaikan cincin ke jari Array,suasana berubah jadi haru,semua yang hadir pun meneteskan air mata,termasuk Rindu “ Sekarang kita udah jadi suami- istri sayang.” Rindu mencium kening Array Air mata juga mengalir dari kedua mata Array yang masih tertutup Rindu melihat ke arah alat pendeteksi detak jantung, monitor menunjukkan kalau detak jantung Array berhenti,Rindu memanggil Dokter “ Maaf,silahkan menunggu di luar dulu.” Kata Dokter Dokter mengambil sebuah alat yang bentuknya seperti setrika lalu menekan dada Array dengan alat itu,sementara dua orang perawat memegangi tangan Array “ Kamu harus sembuh sayang.” Gumam Rindu dalam hati Akhirnya,setelah kurang lebih berjuang untuk tetap hidup,Array menghembuskan nafas terakhirnya,sebelum acara pemakaman, Rindu memandang wajah suaminya itu untuk terakhir kalinya,wajah Array tampak begitu tenang,senyum terpancar dari wajahnya “ Sekarang dia udah nggak kesakitan lagi.” Kata Nikki Rindu,Nikki dan beberapa kerabat Array mengantarnya ke tempat peristirahatannya yang terakhir “ Kamu adalah pilihan hatiku yang terakhir, istirahatlah dalam ketenangan disana suatu saat nanti kita pasti akan bertemu di surga .” Gumam Rindu