Senin, 18 Januari 2016

Kutunggu Di Pintu Surga (Part II)


“ Gue suka sama lo… lo mau jadi pacar gue?” Kata Gilang “ Maafin gue Lang, gue nggak bisa terima lo… awalnya gue jadian sama Nanda itu hanya karena permintaan Winnie… tapi… gue baru menyadari kalau gue sayang sama Nanda.” Kata Pia “ Gue serius Pi,gue janji nggak akan ngecewain lo.” Gilang berusaha menyakinkan Pia “ Sekali lagi… maafin gue… gue nggak bisa nerima lo di saat kaya gini,Nanda itu masih koma dan,dia masih butuh gue.” Pia meninggalkan Gilang “ Kenapa gue jadi kaya gini sih ? kenapa gue Cuma mikirin ego gue ? gue nggak mikirin perasaan sahabat gue.”gumam Gilang “ Arghhhh !!!” teriak Gilang,dia lalu berlari menuju ke ruang ICU,terlihat ada mama Nanda dan Pia “ Biaya pengobatan Nanda semakin banyak, Tante nggak tahu bisa bayar semua biaya itu atau nggak.” “ Tante jangan memikirkan hal itu dulu,yang penting sekarang adalah kesembuhan Nanda, kalau masalah biaya,mungkin Pia bisa bantu,ya… walaupun sedikit.” “ Sabar ya nak… kamu harus sembuh.” Mama Nanda membelai rambut anak tunggalnya itu “ Mau sampai kapan kamu tidur terus ? aku kangen kamu, kamu kan udah janji kalau kamu bakal ngajak aku jalan-jalan ke pantai lagi.” Ucap Pia “ Selamat pagi semua.” Sapa Dokter “ Pagi juga Dok.” “ Maaf kami mau memeriksa kondisi Nanda silahkan menunggu di luar dulu.” Dokter memeriksa kondisi Nanda,perawat mengecek selang infus yang ada di tangan cowok itu,kemudian Dokter keluar “ Nanda gimana Dok ?” tanya Gilang “ Kondisi Nanda sangat lemah,kami sudah angkat tangan, sekarang kita hanya bisa tunggu keajaiban untuk menyelamatkan dia, dia nggak bisa hidup tanpa alat-alat itu.” Pia masuk ke ruang ICU “ Kamu harus hidup sayang, demi aku, dulu aku kehilangan Winnie,sekarang aku nggak mau kehilangan kamu.” Airmata membasahi pipi Pia Tanpa disadari oleh Pia, titik airmata juga membasahi pipi Nanda “ Kamu nangis juga sayang ?” Pia mengusap airmata di pipi Nanda,dia memeluk Nanda dan tertidur di samping Nanda,Winnie pun datang dalam mimpi Pia “ Nanda,ikut aku yuk.” Kata Winnie “ Winnie ??? bukannya kamu udah meninggal ?”tanya Nanda “ Iya Nanda,aku mau jemput kamu,kamu mau ikut aku kan ?” “ Kamu mau ngajak aku kemana ?” “ Ke tempat yang indah banget,mau ikut nggak ?” Nanda mengikuti Winnie “ Winnie, lo mau ngajak Nanda kemana ? Nanda kamu mau kemana ?” Mereka nggak menghiraukan pertanyaan Pia, mereka berjalan lalu menghilang di balik sebuah bukit “ NANDA !!!” Seru Pia,dia terbangun dari tidurnya “ Astaga… ngimpi apa gue tadi ?” Dia melihat ke arah Nanda,Nanda masih tetap tidak bergeming, dia masih terlelap dalam komanya “ Lo udah bangun Pi ?” tanya Gilang “ Gue takut kehilangan Nanda Lang.” Pia tampak ketakutan “ Lo kenapa sih ? pagi-pagi udah ketakutan gitu,ada apa ? lo cerita aja ke gue.” “ Semalam gue mimpi, Winnie ngajak Nanda pergi, lo tahu nggak arti mimpi gue apa ? feeling gue rasanya nggak enak banget.” “ Sama… gue juga ngerasa nggak enak,lebih baik kita banyakin doa,semoga nggak terjadi apa-apa dan… Nanda cepet sembuh.” Gilang mengeluarkan hpnya,kayanya dia lagi cari-cari sesuatu di internet “ Eh Pi… lo coba cara ini,siapa tahu Nanda bisa sadar dari koma.” Pia membaca judul di halaman itu “ Dengerin lagu favoritnya, pasien yang sedang koma terbangun ??? eh jangan konyol lo.” “ Nggak Pia… lo coba aja.” Pia memutar lagu Hingga Akhir Waktu milik band Nine Ball, lalu dia meletakkan hpnya di disamping telinga Nanda, lagu ini adalah lagu favorit Nanda “ Gue mohon jangan bawa Nanda pergi Winnie.” Batin Pia Hari demi hari telah berlalu, tak terasa hari ini adalah hari ulang tahun Nanda yang ke 25 “ Lang,rasanya gue masih belum rela kalau harus kehilangan dia, kehadiran Nanda benar-benar berarti buat gue.” Jawab Pia “ Iya... gue ngerti kok” Kemudian mereka merayakan ulang tahun Nanda secara sederhana “ Selamat ulang tahun nak.” Mama Nanda mencium kening putranya itu “ Happy Birthday sayang.” Kata Pia Rupanya perayaan ulang tahun kali ini merupakan perayaan ulang tahun terakhir buat Nanda, karena setelah itu Nanda menghembuskan nafas terakhirnya, dia meninggal karena pembuluh darah di otaknya pecah Derasnya air hujan pun turut mengantarkan Nanda ke peristirahatannya yang terakhir, makam Nanda berada tepat di samping makam Winnie “ Udah Pi… lo harus ikhlas, Nanda udah bahagia disana,dia udah nggak ngerasain sakit lagi.” Gilang menghibur Pia “ Iya Lang.” Pia menangis sesenggukan Setelah pemakaman Nanda, Pia pulang, saat Pia tertidur, terdengar suara Nanda memanggilnya “ Pia… Pia.” “Nanda… kamu dimana ?” tanya Pia “ Pia kamu kenapa nak ?” tanya Mamanya “ Itu suara Nanda ma, dia manggil Pia.” “ Sayang, Nanda udah meninggal.” Seminggu setelah Nanda meninggal, Pia pergi ke danau tempat mereka biasa menghabiskan waktu bersama, Pia pun berlinang airmata ketika mengingat kenangannya bersama Nanda “ Mungkin hanya doa yang bisa aku kasih buat kamu sayang, semoga kamu tenang di alam keabadian.” TAMAT

Kutunggu Di Pintu Surga (Part I)


Kutunggu Di Pintu Surga (Part I) Oleh : Cicilia Wulan Hari itu mendung tampak menggantung di langit ibukota, tampak seorang laki-laki muda yang tengah mengusap sebuah batu nisan “ Udahlah Nanda,ikhlasin dia, lo nggak boleh terus meratapi kepergian Winnie.” “ Lo nggak ngerasain apa yang gue rasain Lang, gue nggak sanggup hidup kalau harus tanpa Winnie,gue sayang banget sama dia.” “ Iya… gue tahu Nda… lebih baik sekarang kita pulang, lo itu kan masih baru aja sembuh dan lo juga harus banyak istirahat.” Winnie adalah kekasih Nanda yang meninggal karena penyakit ginjal,Nanda memang begitu menyayanginya, kepergian Winnie sangat memukul hati Nanda “ Nanda sayang... makan dulu ya nak.” Kata Mama Nanda “ Nggak ma… Nanda lagi males makan.” Jawab Nanda “ Kamu nggak boleh kaya gitu,kamu juga harus memperhatikan kondisi kamu,ingat apa kata Dokter, kamu nggak boleh terlalu banyak pikiran.” Sejak kepergian Winnie,Nanda seperti kehilangan semangat hidupnya, sehari-hari dia hanya mengurung diri di kamar terus “Nanda… udah… sampai kapan lo mau kaya gini terus ?” tanya Gilang “ Gimana Lang ?” tanya mama Nanda “ Tetap aja tante… Gilang sampai capek.” “ Iya… tante tahu, tapi kalau dia seperti itu terus juga nggak baik buat kesehatannya,kamu juga pasti udah tahu tentang penyakit Nanda.” Mama Nanda masuk ke kamar Nanda, dilihatnya Nanda sedang tidur,dibelainya rambut putra kesayangannya itu, namun alangkah kagetnya sang mama begitu mengetahui ada beberapa rambut Nanda yang mulai rontok “ Jangan ambil nyawa anakku ya Tuhan.” Gumam mama Nanda Hangat sinar mentari pun membangunkan Nanda dari tidurnya,sehabis mandi dia menuju ke meja makan “ Pagi ma.” Sapa Nanda “ Pagi juga sayang,oh iya mama kemarin beli shampoo,katanya sih bisa menyuburkan rambut.” Kata mamanya “ Mama apa-apaan sih ? sejak kapan Nanda suka pakai shampoo penyubur rambut ?” Nanda merasa sedikit aneh dengan sikap mamanya itu “ Pokoknya kamu pakai aja shampoo itu.” Nanda memanasi mesin mobilnya,setelah itu dia segera menuju ke tempat kerjanya “ Oii bro.” Sapa Gilang “ Eh lo Lang.” Jawab Nanda “ Kok lemes banget bro ? lo kenapa ?” tanya Gilang “ Gue inget kalau hari ini adalah hari pertunangan gue sama Winnie, tapi… kenapa dia ninggalin gue secepat ini ? gue belum siap kalau harus kehilangan dia,Winnie itu cinta mati gue Lang.” Kata Nanda “ Yang sabar Nanda… Tuhan punya rencana lain yang lebih indah buat lo.” Gilang merangkul sahabatnya itu “ Harusnya gue duluan yang pergi.” Kata Nanda “ Lo ngomong apaan sih ? jangan ngomong gitu ah,eh hidung lo kenapa Nda ?” tanya Gilang saat melihat ada darah mengalir dari hidung Nanda Nanda segera berlari menuju toilet, dia melihat pancaran wajahnya yang terlihat sedikit pucat di cermin “ Apakah ajal gue akan segera tiba ?” tanya Nanda dalam hati Sepulang bekerja,Nanda menyempatkan diri menuju ke sebuah danau,di tempat itu lah dia biasa menghabiskan waktunya bersama Winnie saat Winnie masih hidup “ Aku kangen kamu sayang,dulu kita sepulang kuliah kita selalu menghabiskan waktu disini, kamu selalu bawain aku kue kesukaan aku yang kamu buat sendiri.” Nanda memejamkan matanya dan membayangkan saat terindah itu “ Tapi… sekarang kamu udah nggak ada disamping aku lagi.” Tiba-tiba sebuah bola mengenai punggung Nanda “ Maaf Kak, aku nggak sengaja.” Seorang anak kecil menghampiri Nanda “ Maafin adek aku ya ?dia benar- benar nggak sengaja.” Seorang cewek kemudian menghampiri Nanda “ Astaga !!! cewek ini mirip banget sama Winnie.” Mata Nanda nyaris tak berkedip ketika memperhatikan cewek itu “ Kamu nggak apa-apa kan ?” tanya cewek itu “ Aku nggak apa-apa, oh iya boleh kenalan nggak ? nama aku Nanda , hmm… anak kecil tadi itu adek kamu ya?” “ Iya…nama aku Sylvia, tapi biasanya aku dipanggil Pia ?” “ Pia ??? kok kaya nama kue ya ?” Wajah Pia berubah jadi cemberut “ Iya… iya aku kan Cuma bercanda, eh kita ngopi yuk,enak lho dingin-dingin kaya gini,aku yang traktir deh.” Kata Nanda Mereka menuju ke kedai kopi di dekat danau itu,Nanda merasakan kalau Pia sangat mirip dengan Winnie,bukan hanya dari wajahnya,sikapnya pun sama dengan sikap Winnie “ Kamu kenapa Nanda ? kok aku perhatiin kamu melamun aja dari tadi.” Kata Pia “ Aku ingat Winnie,mantanku yang udah meninggal beberapa tahun yang lalu.” Jawab Nanda “ Oh jadi Winnie itu mantan kamu Nda ?” tanya Pia “ Iya… emang kamu kenal sama Winnie ?” “ Ya iya lah… Winnie itu sepupu aku,dari kecil aku memang akrab banget sama Winnie,Cuma bedanya… kalau aku agak tomboy,sedangkan Winnie itu cewek banget.” “ Tapi… waktu pemakaman Winnie kemarin aku kok nggak lihat kamu ?” “ Hah ??? perasaan aku ikut deh,mungkin kamu yang nggak lihat,eh muka kamu kok pucat banget ? kamu sakit ?” “ Nggak kok,aku nggak sakit,Cuma kecapaian aja.” Hujan mulai turun rintik – rintik “ Pia,aku antar kamu pulang ya,hujannya udah turun.” “ Iya… boleh.” Nanda mengantar Pia sampai di depan rumahnya “ Makasih ya Nda… udah anterin aku.” “ Sama-sama Pia.” Kehadiran Pia ternyata sedikit mampu mengubah kehidupan Nanda,sejak bertemu Pia,Nanda kembali bersemangat dalam menjalani hidupnya “ Ehem… senyam-senyum melulu nih,kayanya ada yang lagi jatuh cinta nih…hehehe.” Goda Gilang “ Apaan sih ? sok tahu lo.” “ Nggak usah bohong Nda… gue udah tahu,lo pasti jatuh cinta sama si Miss P itu kan ? “ Miss P ??? siapa lagi tuh ?” “ Haduhh… pakai pura-pura nggak tahu lagi, itu tuh sepupunya Winnie, yang kemarin ketemu di danau, ya kan ? apa dia tahu tentang penyakit lo ?” “ Nggak… dia nggak tahu tentang penyakit gue, gue mohon lo jangan cerita ke dia tentang penyakit gue.” Hari demi hari pun berlalu,nggak terasa udah malam minggu, Nanda mengajak Pia ke pantai, disana mereka menghabiskan malam berdua “ Pia, malam ini indah banget ya rasanya.” Kata Nanda “ Iya… apalagi kalau kita menghabiskan malam ini dengan orang yang kita sayangi, pasti… itu akan lebih indah,sayangnya, orang yang aku sayangi udah pergi jauh ninggalin aku,mantan aku udah meninggal dua tahun yang lalu.” Pia meneteskan airmata “ Jangan sedih… aku juga merasakan apa yang kamu rasakan,ditinggalkan sama orang yang kita cintai itu benar-benar menyakitkan.” “ Aku pengen banget ketemu seseorang yang nggak akan ninggalin aku lagi sampai maut yang memisahkan kita.” “ Pia … sebenernya aku….” Kata Nanda ragu “ Sebenernya apa Nanda ??? sebenernya aku jelek gitu, iya…aku ngerti kok, banyak orang yang bilang kaya gitu ke aku.” “ Maksud aku bukan gitu… aku sayang banget sama kamu,kamu mau kan jadi pacarku ?” Nanda berlutut sambil memegang tangan Pia “ Ya aku mau jadi pacar kamu.” Jawab Pia Nanda mengajak Pia ke rumahnya,dia memperkenalkan Pia ke mamanya “ Ma ini Pia… pacar baru Nanda.” “ Wajahnya mirip banget sama Winnie sayang.” Bisik mama Nanda “Iya ma… Pia ini memang sepupunya Winnie.” Keesokan paginya, ketika Pia akan berangkat kerja,hpnya berdering “ Halo Pia, ini gue Gilang,gue sahabatnya Nanda, Nanda masuk Rumah Sakit.” “ Iya… di Rumah Sakit mana Lang ? sebentar lagi gue kesana.” “ Di Rumah Sakit Bintang Permata… oke gue tunggu.” Gilang menutup teleponnya Pia bergegas ke Rumah Sakit,dia bertemu mamanya Nanda “ Nanda gimana tante ?” “ Dia nggak apa-apa nak, tapi Nanda masih belum sadar.” Pia membuka pintu ruangan Nanda dirawat,dilihatnya cowok itu masih belum sadar,kata Dokter Nanda membutuhkan banyak istirahat, Pia mengurungkan niatnya untuk masuk ke ruangan “ Lo pasti Pia kan ? gue Gilang.” “ Oh… jadi lo yang telepon gue tadi.” “ Iya… hehehe.” Gilang tertawa.” “ Lang… sebenernya Nanda sakit apa sih ? beberapa hari yang lalu gue sempat lihat darah keluar dari hidungnya dan… dia juga sering pingsan.” “ Dia nggak sakit apa-apa kok, mungkin dia kecapaian,Nanda memang gitu anaknya, kalau kecapaian pasti darah keluar dari hidungnya.” Gilang asal jawab “ Nggak mungkin,masa Cuma kecapaian aja darahnya bisa keluar dari hidung, Nanda pasti menderita suatu penyakit yang parah.” Pia mendesak Gilang untuk menceritakan apa yang terjadi pada kekasihnya itu “ Nanda menderita kanker otak, dia melarang gue buat cerita ke lo,tapi berhubung lo yang minta… gue terpaksa menceritakannya.” Kata Gilang Terdengar suara erangan Nanda,dia memanggil Pia “ Kamu udah sadar sayang ?” “ Gue ada dimana ?” tanya Nanda “ Lo ada di Rumah Sakit bro.” Kata Gilang “ Kamu belum boleh banyak bergerak dulu.” Kata Pia “ Aku pengen ke danau,anterin aku ya sayang.” Kata Nanda pada Pia “ Kamu mau ngapain di danau ? kamu itu masih sakit sayang,lebih baik kamu istirahat… biar kondisi kamu pulih.” “ Ayolah… sekali ini aja.” Pinta Nanda Atas izin Dokter dan mama Nanda, Pia mengajak Nanda ke danau “ Aku bosen kalau di Rumah Sakit terus.” Nanda menyandarkan kepalanya di bahu Pia “ Sayang… aku punya sesuatu buat kamu.” Kata Pia “ Apa itu sayang ?” “ Taraa...” Pia mengeluarkan sebuah syal “ Gimana ??? kamu suka nggak ?” tanya Pia “ Suka banget… makasih sayang.” Kata Nanda Pia memakaikan syal itu di leher Nanda Pia menatap wajah Nanda, pandangan mata Nanda terlihat sayu, begitu juga wajahnya tampak pucat, meski begitu, sinar ketampanan masih terpancar dari wajah Nanda “ Jadi… kamu udah tahu kan tentang penyakit aku ?” tanya Nanda “ Iya sayang,aku tahunya dari Gilang.” Kata Pia “ Rambut aku juga udah mulai rontok,berarti nggak lama lagi aku akan segera menyusul Winnie.” Nanda memperlihatkan beberapa helai rambutnya yang rontok “ Udah… jangan ngomong gitu sayang,aku nggak mau dengar kamu ngomong itu lagi,lebih baik sekarang kita pulang ya, udara disini nggak baik buat kamu.” Beberapa hari setelah dari danau badan Nanda mengalami panas yang cukup tinggi, kondisinya drop hingga dia tak sadarkan diri dan harus mendapat perawatan di ruang ICU,berbagai alat medis terpasang di tubuhnya agar dia tetap bertahan hidup,Pia sangat sedih melihat kondisi kekasihnya sekarang,Dokter menyatakan Nanda koma “ Kenapa kondisi kamu jadi kaya gini ? kalau aku tahu jadinya bakal kaya gini aku nggak ngizinin kamu buat pergi ke danau.” Sesal Pia Pia hanya bisa melihat Nanda dari sebuah jendela kaca,Dokter belum mengizinkan dia buat masuk ke ruang ICU “ Lang lo bisa anterin gue nggak ?” tanya Pia Emang lo mau kemana Pi ?” “ Gue mau ke makam Winnie,udah lama gue nggak ke makam dia.” Kata Pia “ Tapi nggak ada yang jagain Nanda, masa lo mau ninggalin dia ?” tanya Gilang “ Sebentar lagi nyokapnya kesini.” Nggak lama kemudian mama Nanda tiba di Rumah Sakit “ Tante… Pia sama Gilang mau keluar dulu,Cuma sebentar kok.” Kata Pia “ Iya nak,nggak apa-apa.” Pia dan Gilang menuju ke makam Winnie “Winnie… ini gue Pia.” Pia meletakkan bunga di atas makam Winnie “ Gue udah jadian sama Nanda seperti yang lo inginkan, awalnya gue terpaksa jadian sama dia,tapi ternyata gue baru menyandari, gue benar-benar jatuh cinta sama dia.” Angan Pia pun melayang ke masa dimana dia masih kecil dan bermain bersama Winnie “ Tapi sekarang gue sedih Win, Nanda saat ini lagi sekarat di Rumah Sakit, dan… gue mohon sama lo, jangan ajak dia ikut sama lo,gue masih pengen nemenin dia di sisa hidupnya.” Pia terisak “ Pia… udah lo jangan nangis, yang penting sekarang kita berdoa buat kesembuhan Nanda.” Hibur Gilang Mereka kembali ke Rumah Sakit,Pia mencoba masuk ke ruang ICU “ Maaf kalian keluarga pasien ?” “ Iya sus,kami temen dekatnya,apa kami udah boleh masuk ?” tanya Gilang “ Silahkan Mas,tapi karena ruangan ini sangat steril kalian harus memakai baju yang telah kami sediakan.” Sudah lima hari Nanda terbaring di Rumah Sakit “ Kamu nggak capek apa tidur terus ? nggak kangen kue buatan aku ? kemarin aku buat kue kesukaan kamu loh.” “ Gimana kondisi Nanda ? udah sadar dia ?”tanya Gilang yang baru aja pulang kerja “ Gue ngerasa ngeri waktu lihat kabel-kabel yang ada di dada Nanda.” Kata Pia “ Gue juga Pi,tapi alat itu juga yang membantu dia buat tetap hidup,hidup dia sangat bergantung sama alat-alat itu.” “ Oh Tuhan,kenapa kejadian ini terulang lagi ??? kemarin aku jagain Winnie yang lagi koma,sekarang aku jagain Nanda yang koma juga.” Pikir Pia Selama Nanda koma, Pia sering membacakan sebuah cerita,hal ini dilakukan Pia untuk memancing respon Nanda “ Kamu harus sembuh sayang… kamu anak yang kuat, aku yakin kamu pasti bisa bertahan hidup.” Kata Pia sambil mengenggam tangan Nanda Pia merasakan tangan Nanda menggenggam erat jari jemarinya, Nanda sudah mulai bisa merespon suara Pia,sekalipun dia belum sadar sepenuhnya “ Pia… Pia…” Erang Nanda lirih “ Iya sayang… aku ada disamping kamu,aku akan jagain kamu.” Pia membelai rambut Nanda “ Sakit… sakit.” Nanda kembali mengerang kesakitan,sepertinya dia merasakan sakit di kepalanya, Pia membelai rambut Nanda,belaian lembut Pia membuat cowok itu kembali tenang, Pia lalu mencium kening Nanda Sayup-sayup terdengar pembicaraan antara mama Nanda dan Dokter “ Bagaimana Bu ? alat-alat di tubuh Nanda itu ada batas waktunya,kalau sampai batas waktu yang telah ditentukan Nanda belum juga sadar,mohon maaf… maka kami akan melepas alat-alat itu.” Kata Dokter “ Tolong kasih kesempatan sebentar aja Dok,saya pengen Nanda bisa merayakan ulang tahunnya mungkin untuk yang terakhir kali, setelah itu Dokter bisa melepas semua alat itu.” Pinta Mama Nanda “ Iya Bu… kami akan memberikan waktu.” Kata Dokter Dengan langkah lemas,mama Nanda meninggalkan ruangan Dokter, hati ibu mana yang tak miris ketika melihat buah hatinya terbaring lemah di ruang ICU, hatinya tak tega melihat penderitaan yang harus dirasakan putra kesayangannya “ Tante.” Sapa Pia “ Eh Pia,maaf Tante nggak dengar suara kamu.” “ Nggak apa-apa kok Tante.” “ Nanda beruntung bisa ketemu sama kamu, sejak Winnie meninggal… Dia seperti nggak punya semangat hidup, setelah dia ketemu kamu,semangat hidupnya mulai muncul,dia pengen banget bisa membahagiakan kamu… sayangnya hidup dia udah nggak lama lagi” Ucap Mama Nanda “ Pia tahu Tante,Pia juga sayang banget sama Nanda,Pia janji… Pia akan selalu ada buat Nanda,apapun kekurangan Nanda, Pia ikhlas menerima dia.” “ Makasih nak… kamu anak yang baik,kehadiran kamu akan menjadi semangat buat Nanda agar dia bisa melewati masa kritisnya.” Hari demi hari pun telah berlalu,semenjak Nanda koma,Pia menjadi semakin dekat dengan Gilang,di hati Gilang pun mulai tumbuh benih-benih cinta terhadap gadis manis itu “ Pia… lo udah makan belum ?” tanya Gilang “ Belum Lang,gue nggak sempat makan.” Kata Pia “ Lo gimana sih ? biar gimana pun lo juga harus makan, Nanda udah sakit,kalau lo juga ikutan sakit kan gue juga yang repot,nih gue bawain mie ayam… enak lho.” Kata Gilang “ Makasih ya… lo perhatian banget sama gue.” “ So pasti lah… lo kan pacar sahabat gue,jadi… lo juga sahabat gue… sahabat itu harus saling menjaga, ya nggak ?” Kemungkinan Nanda untuk sadar dan sembuh sangat tipis,walaupun begitu Pia tak pernah lelah untuk menunggu Nanda sadar “ Aku yakin kamu pasti sadar sayang,aku janji… kalau kamu udah sadar nanti, aku akan ajak kamu ke danau,kita bisa menghabiskan waktu sepuasnya di danau.” Bisik Pia di telinga Nanda “ Ya ampun… baju kamu bau keringat, sebentar ya aku ganti baju yang baru ya.” Kata Pia Sebelum Pia mengganti baju Nanda, dia membasuh kedua lengan Nanda dengan handuk basah,kemudian memakaikan baju itu di tubuh Nanda “ Cakep banget pacar aku hehehe…” Pia terlihat seperti orang gila,dia bicara sama orang yang masih koma “ Pia… gue mau ngomong sesuatu ke lo,sebenernya gue.”kata Gilang “ Sebenarnya apa Lang ? lo tuh mau ngomong apa sih ? “ Gue itu…” Gilang ragu untuk mengungkapkan perasaannya ke Pia