Senin, 03 Oktober 2016

Alsha (part 2)

Pagi itu mentari bersinar sangat cerah, semua orang bersiap -siap untuk melakukan aktifitas, nggak terkecuali Alsha, saat ini dia telah bekerja di perusahaan milik almarhum ayahnya
" Aku kangen sama kamu." Alsha menatap foto Ryon
Alsha membuka lemari pakaiannya,dia mengambil sebuah kotak, dibukanya kotak itu, di dalam kotak itu terdapat sebuah kaos, Alsha berencana memberikan kaos itu sebagai hadiah ulang tahun buat Ryon, namun sayang, Ryon telah tiada sebelum Alsha sempat memberikan kaos itu
" Ryon." Alsha mendekap kaos itu sambil menangis
" Kamu belum berangkat kerja sayang ?" Tanya Mama tiri Alsha
" Eh, mama." Alsha menghapus airmatanya
" Belum ma."
" Jangan sedih nak, kalau kamu sedih, Ryon juga akan ikut sedih,biarkan dia tenang disana."
Mama tiri Alsha  telah berubah sekarang,dia nggak lagi membenci Alsha, justru sekarang dia sangat menyayangi Alsha
" Iya ma, maksud Alsha juga gitu, tapi... Alsha masih belum bisa melupakan Ryon."
Alsha kini hanya tinggal bersama mamanya, 2 tahun setelah Ryon meninggal, Maura menikah dengan Arga, sahabat  SMA nya dan memilih untuk menetap di luar negeri
" Alsha berangkat kerja dulu ya ma."
Mobil Alsha meluncur membelah kepadatan ibukota, nggak lama kemudian dia sampai di kantor, dan masuk ke ruang kerjanya
" Lo kenapa sih Sha ? gue perhatiin wajah lo sedih banget... ada apa sih kalau ada masalah lo cerita aja ke gue." Kata Tya, sahabat Alsha
" Gue nggak bisa melupakan dia." Kata Alsha
" Dia ???" Tya heran.  " Dia siapa maksud lo ?" Tanya Tya
" Maksud gue Ryon, Ryon itu cowok yang pernah gue cintai waktu gue masih kuliah, dia meninggal karena tertembak sama bokapnya sendiri." Suara Alsha sedikit bergetar
" Ya ampun, kasihan banget dia Sha." Kata Tya
"  Iya Thya... gue jadi ingat waktu dia sempat  koma selama beberapa bulan, sampai akhirnya meninggal, waktu itu gue nemenin dia di saat -saat terakhirnya." Alsha menangis
" Sabar ya Sha, gue ikut sedih kalau dengerin cerita lo."
" Maaf Mbak Alsha, ada tamu yang ingin bertemu sama Mbak Alsha." Kata salah satu office boy
" Oh iya... suruh langsung ke ruangan saya aja."
" Iya Mbak." Office boy itu kembali ke lobby kantor
" Mas langsung masuk ke ruangan pimpinan aja, mari saya antar."Office boy itu mengantar tamunya ke ruangan Alsha
" Permisi." Kata sang tamu
" Ya, masuk aja." Kata Alsha,Alsha terperangah ketika menatap wajahnya
" Ryon ???" Kata Alsha
" Lagi melamun ya?" Tanya tamu itu
" Oh maaf... maaf....jadi... tujuan anda kesini apa ya ? tolong anda jelaskan ke saya." Kata Alsha
" Nggak usah pakai saya dan anda lah, kok kesannya terlalu resmi banget, pakai aku dan kamu aja lah, lagian kayanya kita seumuran."
" Oke... kalau kamu mau kaya gitu."
" Hmm... kalau gitu aku perkenalkan namaku, namaku Arkana, kamu bisa panggil aku Arka."
" Aku Alsha."
Wajah Arkana sangat mirip dengan wajah Ryon, hal itulah yang membuat Alsha semakin  penasaran dengan  pemuda itu
" Tyaaaa !!!" Teriak Alsha
" Ntar pulang kerja lo ikut gue ya, gue mau ke makamnya Ryon." Ajak Alsha
Sepulang kerja, Alsha menuju ke makam Ryon
" Udah lama banget aku nggak pernah kesini, gimana kabar kamu disana ? pasti... sekarang kamu udah bahagia, ya nggak ?" Tanya Alsha
" Aku kangen kamu, eh sekarang Maura udah nikah lho." Kata Alsha
Alsha meletakkan sebuah bunga mawar putih di atas makam Ryon
" Lo sayang banget ya sama Ryon ?" Tanya Tya
" Iya... andaikan aja dia masih hidup... mungkin sekarang  gue udah nikah sama dia." Kata Alsha
" Gue ngerti perasaan lo, kita pulang yuk, hujan udah turun nih." Ajak Tya
Alsha sedang mengerjakan laporan bulanan di rumah, tiba -tiba hpnya bunyi
" Iya, halo."
" Halo Alsha,kamu lagi ngapain ?" Tanya suara di seberang
" Ini siapa ya ?"
" Masa kamu lupa sama aku ? aku Arka."
" Astaga... iya... sori Ka." Jawab Alsha
" Nggak apa -apa Sha."
Keesokan harinya, seperti biasa,Alsha melakukan aktifitasnya di kantor
" Selamat pagi Alsha." Sapa Arka
" Arka... kok kamu ada disini ? kamu ngapain ?" Tanya Alsha
" Mulai hari ini aku kerja disini, eh kamu kenapa ? kok muka kamu pucat banget ? kamu sakit Sha ?"
" Aku nggak apa- apa Arka... kamu tenang aja." Ujar Alsha,Alsha merasa kepalanya pusing, dia pingsan
" Heh... Alsha lo apain ? kok bisa pingsan ?" Tanya Tya pada Arka
" Gue juga nggak tahu, mending sekarang lo bantuin gue,kita bawa Alsha ke Rumah Sakit." Jawab Arka
Sampai di Rumah Sakit, Alsha langsung dibawa ke ruang UGD
" Kalau sampai Alsha kenapa- napa awas lo ya." Ancam Tya
" Dokter... gimana kondisi Alsha ?" Tanya Arka
" Alsha nggak apa-apa, dia cuma kecapaian aja, tapi... dia masih harus menjalani rawat inap disini selama beberapa waktu." Kata Dokter
" Syukurlah... makasih banyak Dok." Arka merasa lega
Arka masuk ke ruang rawat Alsha,Alsha masih belum sadar dari pingsannya
" Arka... Arka." Alsha memanggil Arka
" Iya Sha... aku disini."
Perlahan -lahan Alsha membuka matanya
" Arka... aku dimana ?" Tanya Alsha
" Kamu di Rumah Sakit, tadi kamu pingsan di kantor, terus aku bawa ke sini." Ujar Arka
" Kata Dokter aku sakit apa ?" Tanya Alsha
" Kamu nggak apa- apa, kamu cuma kecapaian...kamu butuh banyak istirahat dan jangan terlalu banyak pikiran." Arka membelai rambut Alsha
" Ya Tuhan... Arka bener - bener mirip sama Ryon, nggak cuma dari wajahnya, dia juga perhatian banget sama aku." Pikir Alsha
" Kamu makan dulu ya Sha." Kata Arka
" Nggak mau !!!" Jawab Alsha
" Aku suapin ya... dikit aja."
" Nggak mau Ka, orang nggak mau juga,lagian makanan Rumah Sakit tuh nggak enak." Ucap Alsha
" Ayolah, cobain dulu, kalau nggak dicobain dulu mana tahu rasanya." Arka menyuapkan sesendok nasi ke mulut Alsha
" Gimana ??? enak nggak?" Tanya Arka
Seminggu sudah Alsha di rawat di Rumah Sakit, Arka mengajaknya jalan -jalan di sekitar Rumah Sakit
" Alsha, entah kenapa... rasanya aku tuh nggak mau kehilangan kamu, aku pengen selalu ada di dekat kamu, aku mau jagain kamu semampu aku, karena kamu adalah bidadari cantik yang udah dikirimkan Tuhan buat aku." Arka memegang tangan Alsha
" Kenapa kata -kata Arka mirip sama kata -kata yang pernah diungkapkan Ryon ke aku, apakah dia bukan Arka ??? mungkinkah cowok yang ada di depanku ini adalah Ryon ??? " Pertanyaan memenuhi otak Alsha
" Kamu mau kan jadi cewekku ?"
" Alsha !!!"
" Ii... ya aku mau jadi cewekmu... aku pengen istirahat Ka... aku ngantuk banget."  Kata Alsha
Arka mengantar Alsha ke ruang rawatnya,saat Alsha tidur, Arka melihat sebuah foto yang terjatuh,diambilnya foto itu
" Apa ??? jadi Alsha pernah dekat sama Ryon... sepupu gue,dan... dia deket sama gue hanya karena gue mirip sama Ryon ??? nggak Arka... apa yang lo lihat ini salah" Kata suara hati Arka
Arka keluar dari ruang rawat,dia ketemu Tya
" Tya... lo kan sahabat Alsha, lo bisa jelasin ke gue nggak... sebelum Alsha kenal sama gue,dia pernah deket sama cowok lain nggak ?" Tanya Arka
" Setahu gue dia nggak pernah deket sama cowok lain Ka,cuma dulu dia pernah deket sama cowok yang namanya Ryon, cuma... Ryon udah meninggal dua tahun yang lalu." Jawab Thya
" Berarti dugaan gue bener, Alsha pernah deket sama Ryon." Pikir Arka
Keesokan harinya, Alsha sudah diperbolehkan pulang, beberapa hari kemudian dia udah bisa masuk kerja
" Alsha... aku mau ngomong sama kamu, ini penting banget ... tolong kamu hentikan pekerjaannmu dulu." Kata Arka
" Mau ngomong apa sih ?...nggak bisa Arka... kamu nggak lihat aku lagi sibuk apa ?" Kata Alsha
" Aku cuma minta waktu kamu sebentar aja."
" Oke... kita ngobrol di cafe aja, jangan disini."
Mereka menuju ke cafe
" Alsha... aku mau kamu jujur sama aku... kamu cinta nggak sih sama aku ? tolong kamu jawab pertanyaanku dengan jujur."
" Iya iya lah... aku cinta sama kamu Arka... kalau aku nggak cinta sama kamu... nggak mungkin aku terima kamu jadi cowokku, kamu aneh -aneh aja."
" Bener yang kamu katakan itu ??? atau kamu terima aku jadi cowokmu hanya karena aku mirip sama Ryon ???" Suara Arka agak meninggi
" Kamu kenal sama Ryon ?" Tanya Alsha
" Iya... dia sepupu aku."
Alsha tersentak kaget, Arka adalah sepupu Ryon
" Sha... aku ini Arka... bukan Ryon... jangan samakan aku dengan Ryon." Arka kecewa dan  meninggalkan Alsha
" Kamu mau kemana Ka ?"
" Kamu nggak perlu tahu kemana aku pergi."
" Arka... tunggu." Alsha mengejar Arka
Alsha terus berlari mengejar Arka, hingga tak sadar di belakangnya ada mobil,Arka yang mengetahui hal itu segera medorong Alsha ke pinggir jalan, dan merelakan tubuhnya ditabrak mobil itu, Arka segera dilarikan ke Rumah Sakit
" Maaf Mbak, silahkan tunggu sebentar." Kata Perawat
" Gimana kondisi Arka Dok ?" Alsha cemas
" Kondisi Arka kritis,banyak darah yang keluar dari kepalanya,dan ada pendarahan di otaknya, dia harus segera dioperasi." Kata Dokter
Arka dioperasi, operasinya berlangsung selama dua jam
" Tolong selamatkan Arka ya Tuhan... aku nggak mau kehilangan orang yang aku sayangi untuk kedua kalinya." Pinta Alsha
Dokter keluar dari ruang operasi
" Gimana operasinya Dok ? Arka gimana ? apa saya boleh lihat dia ?" Tanya Alsha
" Saat ini Arka masih ada di ruang ICU, Arka mengalami koma, semoga aja dia bisa melewati masa kritisnya." Kata Dokter
Dengan menggunakan pakaian khusus, Alsha masuk ke ruang ICU, dilihatnya Arka terbaring tak berdaya diatas ranjang ruang ICU, berbagai alat medis dan selang terpasang di tubuh Arka,kalau alat itu dilepas... Arka nggak akan bisa bertahan hidup
" Kenapa aku harus lihat pemandangan seperti ini lagi ? dulu Ryon, sekarang Arka." Gumam Alsha
" Arka... ini aku Alsha... kamu harus sembuh... kamu harus bangun Arka." Alsha menggengam tangan Arka
" Alsha." Panggil Mama Ryon
" Tante... kenapa hal ini harus terjadi lagi ? kenapa setiap cowok yang dekat sama Alsha selalu aja bernasib seperti ini ?"
" Ini bukan salahmu nak, ini hanya suatu kebetulan aja, Arka dan Ryon memang sangat dekat,dari kecil mereka selalu sama-sama,setelah Ryon meninggal... Arka yang selalu  nemenin Tante."
" Ryon... jangan ajak Arka pergi... aku nggak mau ditinggal Arka." Alsha membelai rambut Arka
Alsha begitu setia menemani Arka yang masih koma
" Akhirnya pangeran itu pun menikah dengan sang putri, gimana ??? ceritanya bagus nggak ?" Tanya Alsha
" Kamu emang mirip banget sama Ryon... aku mencintai kamu bukan karena kamu mirip sama Ryon, aku mencintai kamu dengan tulus... tulus dari hatiku yang paling dalam." Alsha mencium kening Arka
" Kamu pasti sembuh sayang." Kata Alsha
" Alsha... Alsha." Erang Arka
" Iya sayang... aku disini... aku masih temenin kamu."
Alsha melihat tangan Arka bergerak,dia segera memanggil Dokter
" Luar biasa, semangat Arka untuk tetap hidup memang sangat tinggi, saat ini dia sudah melewati masa kritisnya, sebentar lagi pasti dia akan sadar." Kata Dokter
" Cepet sadar ya nak." Kata Mama Ryon
Perlahan-lahan mata Arka mulai terbuka,dia melihat di sekelilingnya
" Ini dimana ?" Tanya Arka pelan
" Kamu di Rumah Sakit nak,kamu kecelakaan dan sempat mengalami koma." Kata Mama Ryon
Arka mencoba untuk bangun
" Jangan banyak gerak dulu Arka... kamu masih harus banyak istirahat."
" Arka pengen banget ke makam Ryon... Tante."
Kondisi Arka mulai membaik,dia sudah dipindahkan ke ruang rawat biasa
" Gimana kondisi kamu sekarang sayang?" Tanya Alsha
Arka nggak menjawab, dia malah memalingkan mukanya, beberapa menit kemudian seorang perawat masuk dan mengantarkan makanan
" Kamu masih kecewa sama aku ?" Tanya Alsha
" Kalau iya emang kenapa ?"  Tanya Arka
" Sayang... kamu makan dulu ya... itu makanannya udah datang." Kata Alsha
Alsha menyuapkan sesendok nasi ke mulut Arka, Alsha perhatian banget sama Arka, perhatian itu lah yang membuat hati Arka akhirnya luluh
" Sayang... kepala aku rasanya sakit banget." Arka memegangi kepalanya
Alsha membelai rambut Arka dengan lembut
" Gimana ??? udah mendingan kan.?"
" Iya sayang... udah nggak sakit lagi, sayang... aku pengen jalan- jalan di sekitar sini, kamu mau kan nemenin aku?" Tanya Arka
Alsha menganggukkan kepalanya
" Hati- hati sayang, pelan - pelan aja, sini botol infusnya aku bawain." Kata Alsha
" Nggak usah, aku bisa bawa sendiri kok." Ujar Arka
Mereka menuju taman Rumah Sakit
" Apakah kamu bener - bener sayang sama aku ?" Tanya Arka
" Iya lah Arka... aku tuh sayang banget sama kamu, sayang... kamu dengerin aku, aku cinta banget sama kamu, bukan karena kamu mirip sama Ryon, cintaku buat kamu ini bener - bener tulus." Kata Alsha
Seminggu kemudian, Arka sudah diperbolehkan meninggalkan Rumah Sakit, namun dia masih harus banyak istirahat
" Selamat pagi Tante, Arka ada ?" Tanya Alsha
" Ada... dia lagi di kamarnya."
Alsha membuka pintu kamar Arka, cowok itu tengah tertidur pulas
" Seneng banget rasanya Arka udah sembuh." Batin Alsha
Tahun demi tahun telah berlalu, nggak terasa hubungan Arka dan Alsha telah berlangsung selama tiga tahun, mereka telah merencanakan sebuah pertunangan, seminggu sebelum pertunangan, Arka mengunjungi makam Ryon
" My bro... gue kesini mau minta izin sama lo, minggu depan gue sama Alsha mau tunangan, lo tahu nggak... gue bahagia banget bisa kenal sama Alsha, selain cantik, dia juga baik banget." Kata Arka
" Lo harus jagain Alsha baik - baik my bro, jangan sekali - kali lo menyakiti perasaan Alsha."
" Lo denger kata - kata gue Yon ?" Tanya Arka
" Iya Ka... gue setuju sama pertunangan kalian."
Arka dan Alsha akhirnya melakukan prosesi pertunagan, aura bahagia terpancar dari wajah mereka
" Ryon... gue janji... gue akan selalu jagain Alsha... seperti pesan lo, semoga lo tenang disana sahabat dan saudara gue." Kata Arka dalam hati 

Minggu, 02 Oktober 2016

Alsha

" Alsha...cepet ambilin tas gue...gue udah mau berangkat kuliah nih ."
" Iya... bentar Maura." Jawab Alsha
 Dengan tergopoh - gopoh Alsha berlari dan memberikan tas itu pada Maura
" Ini tasnya Ra." Kata Alsha
" Ya ampun Al, bukan tas ini yang gue maksud, maksud gue ambilin tas gue yang ada di atas lemari, cepetan lo ambil lagi !!!" Bentak Maura
" Maaf Maura, bukannya gue nggak mau ambilin tas lo, tapi... gue lagi buru- buru karena gue udah telat kuliah." Jawab Alsha
" Aduh... kalian berdua ini, kok pagi -pagi udah ribut ?" Tanya Mama
" Ini ma... si Alsha, kan Maura nyuruh dia buat ambilin tas Maura di atas lemari kamar, eh dianya nggak mau." Kata Maura
"  Alsha !!! sekarang kamu udah berani ya nolak perintah Maura ? asal kamu tahu ya, kalau nggak karena papa kamu,saya nggak sudi kamu tinggal disini."
" Tapi ma, bukannya Alsha nolak perintah Maura, Alsha buru - buru ma, Alsha ada kuliah pagi, dosennya killer ."
" Nggak usah banyak alasan lo, bilang aja kalau lo nggak mau ambil tas gue, Maura berangkat kuliah dulu ya ma." Kata Maura
" Alsha juga berangkat ya ma." Alsha mencium tangan Mamanya
" Heh... mau kemana kamu ?" bentak mamanya
" Alsha mau kuliah ma.."
" Mulai hari ini kamu nggak usah kuliah !!!"
Alsha adalah seorang putri dari seorang pengusaha kaya, ibunya sudah meninggal waktu dia duduk di bangku SMP, kemudian ayahnya menikah lagi, awalnya kehidupan Alsha sama seperti gadis seusianya, namun kehidupannya berubah setelah ayahnya meninggal, dia sering diperlakukan tidak adil oleh ibu  dan adik tirinya, Maura
" Coba kalau papa masih ada, mungkin nasib gue nggak akan kaya gini." Alsha merenungi nasibnya
" Udah Non, Non Alsha nggak usah sedih, kan masih ada bibik, bibik udah menganggap Non Alsha seperti anak sendiri."
" Makasih ya bik, bibik udah baik banget sama Alsha."
Tiba- tiba terdengar suara bel berbunyi
" Biar bibik yang bukain ya non."
" Nggak usah bik, biar Alsha aja yang bukain pintu."
Alsha pun membuka pintu, namun dia terbelalak kaget saat mengetahui siapa yang ada di balik pintu
" Siapa ya ? dan ada perlu apa kesini ?" tanya Alsha
" Gue Ryon, cowoknya Maura, Maura ada kan ?"
" Ryooon !!!" teriak Maura, aku udah tungguin kamu dari tadi, masuk yuk,Sha... kenalin,ini Ryon,cowok gue,Eh lo ngapain disitu ? cepet bikinin minum sana !" Perintah Maura
" Siapa sih dia Ra ?" tanya Ryon
" Oh itu Alsha, dia pembantu aku." kata Maura
" Ini minumannya, silahkan diminum Kak." kata Alsha, dia lalu bergegas pergi,
" Ya Tuhan, cakep banget cowok tadi." Pikir Alsha, dia senyum - senyum sendiri
" Hmm... Non Alsha, kayanya lagi jatuh cinta nih ?" tanya bibik
" Bibik nih, Alsha jadi malu ah,lagian cowok itu kan pacarnya Maura." Alsha tersipu malu
" Ngapain malu Non, bibik juga pernah muda, pernah merasakan apa yang Non Alsha rasakan,bibik rasa dia nggak pantas kalau jadi cowoknya Non Maura."
Keesokan harinya, Ryon bermaksud untuk menemui Maura, tapi Maura lagi nggak ada di rumah, dia bertemu Alsha
" Jadi, Maura itu saudara tiri kamu Sha ?" tanya Ryon
" Iya Yon, mamanya Maura nikah sama papa aku, dan setelah papaku menikah sama mamanya Maura kehidupanku jadi berubah, aku nggak pernah lagi mendapatkan kasih sayang dari orangtua seperti dulu."
" Kamu masih lebih beruntung daripada aku, dari kecil aku nggak pernah mendapatkan kasih sayang dari seorang ayah, papaku nggak pernah memperhatikan aku, dan setiap malam aku selalu tidur dengan suara pertengkaran dari papa dan mamaku, bukan lagu pengantar tidur." kata Ryon
" Kamu yang sabar Ryon." kata Alsha
 Ryon melihat airmata mengalir dari mata Alsha,dia mengusapnya
" Jangan nangis Alsha, ada aku disamping kamu, aku akan jagain kamu semampu aku,kamu adalah bidadari yang turun dari surga, aku beruntung bisa ketemu bidadari kaya kamu,aku sayang kamu Sha." kata Ryon
" Maksud kamu apa Ryon ??? kamu itu cowoknya Maura, dan aku nggak mau menyakiti perasaan Maura, Maura itu sayang banget sama kamu Yon, tolong jangan kamu sakiti perasaannya." Pinta Alsha
" Aku nggak pernah mencintai Maura Sha, aku jadian sama dia itu hanya karena terpaksa,karena aku nggak mau dijodohkan sama cewek pilihan papaku." Kata Ryon
Nggak lama kemudian Maura pulang
" Eh sayang, kamu udah lama disini ? aduh... maaf ya jadi kelamaan nunggunya." Kata Maura
" Nggak apa -apa kok, untung ada Alsha,tadi aku ngobrol sama Alsha sambil nungguin kamu pulang." Jawab Ryon
" Lo ikut gue Sha." Maura menarik lengan Alsha dan mengajaknya masuk ke kamar
" Heh... udah berapa kali gue bilang sama lo, jauhin Ryon, gue nggak mau Ryon deket sama lo." Suara Maura agak meninggi
" Gue nggak deketin dia Maura, justru Ryon yang deketin gue." Jawab Alsha polos
" Lo nggak usah banyak alasan Alsha, harusnya lo itu sadar diri dong,dan asal lo tahu... Ryon itu cowok gue,dan... yang boleh deket sama dia itu cuma gue doang, gue minta saat ini lo nggak usah keluar dari kamar." Maura keluar dari kamar Alsha
Alsha hanya bisa melihat kemesraan Maura dan Ryon dari balik jendela kamarnya, hatinya sangat sedih, dia sebenarnya begitu mencintai Ryon
" Non Alsha." panggil Bibik
" Bik... Alsha memeluk Bibik
" Cuma Bibik yang bisa ngertiin perasaan Alsha." Isak Alsha
" Yang sabar ya Non, Bibik tahu... Non Alsha begitu mencintai Den Ryon."
" Ya udah deh kalau gitu,aku pulang dulu ya." Ryon berpamitan
" Iya sayang, hati- hati ya." Kata Maura
Ryon menyalakan mesin motornya, sebenarnya dia malas buat pulang, karena suasana rumah kurang bersahabat baginya, papa- mamanya selalu aja bertengkar, seakan -akan nggak ada kedamaian di rumah itu
" Paling juga berantem lagi." Pikir Ryon
Dugaan Ryon benar, saat dia membuka pintu ruang tamu, dia melihat sang mama yang tersungkur di dekat sofa
" Pa... udah... kasihan mama,jangan pukulin mama lagi pa." Kata Ryon
" Kamu jangan membela mamamu terus, mamamu ini udah melakukan kesalahan,tapi kamu terus -terusan membela mamamu !!!" Bentak papa Ryon
" Mama nggak mungkin melakukan kesalahan, justru papa yang banyak melakukan kesalahan, kemarin Ryon lihat papa bergandengan tangan sama sekretaris papa yang baru itu, apakah papa nggak sadar kalau papa udah melakukan kesalahan ??? jangan melemparkan kesalahan sama orang lain!!!" Teriak Ryon
" Kamu bener - bener kurang ajar sama orang tua, siapa yang udah ngajarin kamu kurang ajar sama orangtua !!!" Bentak Papanya
" Sikap papa lah yang membuat Ryon jadi seperti ini !!!" Ryon mulai terpancing emosinya
" Ryon, udah... lebih baik kamu mengalah nak." Mamanya berusaha menenangkan Ryon
" Nggak ma, Ryon nggak bisa membiarkan mama disakiti terus." Kata Ryon
Entah apa yang ada di pikiran papa Ryon, dia mengeluarkan sebuah pistol dari saku celananya, diarahkannya pistol itu ke arah sang istri
DORR !!!
Ryon terkapar di lantai dengan kepala yang bersimbah darah, dia berusaha melindungi mamanya, hingga akhirnya dia yang tertembak
" RYOONN !!!"
Papa Ryon kaget bukan kepalang,dia telah menembak anaknya sendiri
"  Ryon... maafkan papa,papa nggak bermaksud untuk menembak kamu." Sesal Papa Ryon
Ryon pun segera dilarikan ke Rumah Sakit
" Maaf, silahkan menunggu di luar dulu Bu." Kata Perawat
" Tolong selamatkan anak saya, dia anak saya satu-satunya."
" Iya Bu, kami akan berusaha untuk menolong anak Ibu."
" Ini salah papa, ma, kalau aja papa nggak gelap mata karena emosi, pasti... kejadian ini nggak akan terjadi."
" Mama juga salah pa, papa jangan terlalu menyalahkan diri papa sendiri, kita sama -sama salah, dan Ryon harus jadi korban karena keegoisan kita."
Nggak lama kemudian Dokter keluar
" Ryon gimana Dok ?" Tanya Papanya
" Peluru itu bersarang di otak Ryon, dan kami akan mengupayakan agar segera melakukan operasi untuk mengangkat peluru itu, namun kondisi Ryon menjadi kendala dalam melakukan operasi." Kata Dokter
Mama Ryon menghubungi Maura
" Halo Maura... kamu ada dimana  nak ? kamu bisa ke Rumah Sakit Pelita sekarang ? Ryon masuk Rumah Sakit, kondisnya kritis."
" Maafkan papa nak, ini semua salah papa, papa yang membuat kamu jadi seperti ini." Sesal papanya
" Om, Tante gimana kondisi Ryon, dia ada dimana sekarang ?" tanya Maura
Mama Ryon mengantar Maura ke ruang ICU
" Ryon, ini aku Maura,kamu harus bangun,aku nggak mau lihat kamu kaya gini."
"Ma... Alsha... Alsha." Erang Ryon lirih
" Alsha ??? siapa dia Maura ?" tanya mama Ryon
" Maura juga nggak tahu Tante." Maura terpaksa berbohong
" Siapapun dia Tante nggak peduli,sekarang tolong kamu cari gadis itu sampai ketemu, Ryon sangat membutuhkan Alsha." mama Ryon meminta Maura untuk mencari Alsha
" Kalau aja bukan karena Ryon, gue males menghubungi dia." Maura menelpon Alsha
" Lo harus segera ke Rumah Sakit Pelita,Ryon masuk Rumah Sakit, dan dia selalu mencari -cari lo."
Setelah menerima telpon dari Maura, Alsha sangat shock
" Kenapa Non ?" Tanya Bibik
" Ryon masuk Rumah Sakit Bik." Suara Alsha sedikit bergetar
" Ya ampun, kalau gitu kita harus segera ke Rumah Sakit Non,Bibik akan temani Non Alsha."
Dalam perjalanan menuju Rumah Sakit, hati Alsha sangat khawatir
" Semoga Ryon nggak apa- apa ya Bik, Alsha takut kalau Ryon kenapa -napa."
" Maura, gimana kondisi Ryon ?" tanya Alsha setelah tiba di Rumah Sakit
Maura menggandeng tangan Alsha, dia berhenti di dekat sebuah jendela kaca, Alsa terkejut bukan kepalang, melihat Ryon tergolek lemah tak berdaya diatas ranjang ruang ICU dengan alat -alat medis di sekujur tubuhnya
" Ryon mengalami koma Sha,tanpa alat -alat itu, dia nggak akan bisa bertahan hidup,hidup Ryon sangat tergantung dengan alat itu." Jelas Maura
Alsha bermaksud masuk ke ruang ICU, tapi... Maura menghalanginya
" Lo nggak boleh masuk ke ruang ICU tanpa seizin gue, kalau lo mau lihat kondisi Ryon, lo lihat dari sini aja."
" Tapi Maura, gue pengen lihat keadaan Ryon dari dekat, gue harap lo ngerti." kata Maura
Alsha hanya bisa duduk di kursi depan ruang ICU,hatinya nggak tega melihat cowok yang dicintainya terbaring tak berdaya, kondisi Ryon berada diantara hidup dan mati
" Kamu harus kuat Ryon, maafin aku, aku nggak bisa temenin kamu disaat seperti ini, ingin rasanya aku masuk ke dalam, tapi Maura melarangku." gumam Alsha
" Non Alsha jangan sedih, serahkan semuanya sama Tuhan... Bibik yakin... Den Ryon pasti sembuh."
" Alsha... Alsha... Ryon kembali mengerang lirih
" Kamu udah ketemu Alsha nak ?" tanya Mama Ryon
" Udah Tante." Jawab Maura
" Sekarang tolong kamu panggil dia ya nak."
Maura mengajak Alsha ke ruang ICU,setelah itu dia keluar
" Saya Alsha Tante, saya adalah sahabatnya Ryon." Kata Alsha
" Kamu kemana aja ?  Ryon terus aja memanggil namamu, Tante keluar dulu ya, biar kamu bisa berdua sama Ryon." Kata Mama Ryon
Alsha mengenggam tangan Ryon yang terkulai lemah
" Cepet sembuh Ryon, jangan berbaring disini terus, kamu nggak kasihan apa sama Maura ? dia nggak mau kehilangan kamu." Kata Alsha
" Seandainya Ryon tahu perasaan gue." Pikir Alsha
Sementara itu, di taman belakang Rumah Sakit, Maura duduk termenung sendirian, dia mulai menyadari... kalau Ryon lebih mencintai Alsha
" Ternyata... Ryon lebih mencintai Alsha daripada gue... tapi... gue juga nggak bisa mengingkari perasaan gue sendiri, gue juga sayang banget sama dia." Gumam Maura
" Maura." Sebuah suara lembut memanggil Maura
" Gue tahu kalau lo nggak rela Ryon deket sama gue, tapi lo nggak usah khawatir, gue tahu siapa diri gue, gue akan menjauh dari Ryon." Kata Alsha
" Lo jangan menjauh dari Ryon, mending gue aja yang menjauh dari Ryon." Kata Maura
" Lo nggak boleh menjauh dari Ryon, lo kan ceweknya, lo harus ada disamping dia." Ujar Alsha
" Dia lebih mencintai lo daripada gue, lo yang lebih pantas menemani dia." Ucap Maura
" Nggak Maura... gue pengen lo yang menemani Ryon, gue ikhlas Maura... gue ikhlas kalau harus meninggalkan cowok yang gue cintai buat adek gue." Alsha berusaha menahan airmatanya agar tidak jatuh
Maura dan Alsha kembali ke Rumah Sakit, mereka menuju ruang ICU, mereka semakin nggak tega melihat kondisi Ryon
" Sha, gue minta tolong banget sama lo, tolong lo bisikkan ke telinga Ryon, katakan kalau lo bener- bener sayang sama dia." Pinta Maura
" Tapi Maura, gue..." Alsha bingung
"Tolonglah, ini demi kesembuhan Ryon." Maura terus mendesak Alsha
Alsha masuk ke ruang ICU
" Aku sayang kamu Ryon." Bisik Alsha lembut di telinga Ryon
Dan, setelah mendengar suara Alsha, tangan Ryon bergerak perlahan, dia sudah bisa merespon orang di sekitarnya, walaupun Ryon belum sadar sepenuhnya
" Semoga ini awal yang baik buat kesembuhan kamu Ryon." Alsha membelai rambut Ryon
Maura masuk ke ruang ICU
" Ryon, aku udah tahu semuanya, ternyata kamu lebih mencintai Alsha, dan sebenernya kamu nggak pernah mencintai aku, aku mohon... setelah kamu sadar nanti... kamu harus jadian sama Alsha, dan aku akan pergi dari kehidupan kalian." Kata Maura
Maura mencium kening Ryon
Di luar ruang ICU, Alsha duduk termenung, dia ingat waktu Ryon ngajak ke pantai
" Ternyata pantai ini pemandangannya bagus juga ya kalau udah malam." Kata Ryon
" Iya, romantis banget, apalagi kalau kita datangnya sama pasangan kita, emang kamu pernah ngajakin Maura kesini ?"
" Hmm... belum pernah sih, kamu adalah orang pertama yang aku ajak kesini, karena kamu adalah orang yang spesial di hati aku." Kata Ryon
" Kamu kenapa sih ? selalu aja bilang aku spesial buat kamu, kamu itu udah punya Maura, kamu nggak mikirin perasaan dia apa ?" Tanya Alsha
" Maura ??? bodo amat ah,aku nggak peduli sama dia, karena aku nggak pernah mencintai dia." Jawab Ryon cuek
" Kamu nggak boleh gitu Ryon... cewek itu perasaannya lembut banget, aku nggak mau kamu nyakitin perasaan Maura." Kata Alsha
Alsha menghela nafas panjang, dia memang mencintai Ryon, disisi lain dia nggak mau melukai perasaan adik tirinya
" Tuhan apa yang harus aku lakukan ? aku akan berdosa kalau aku menyakiti perasaan Maura."
Maura tertidur di samping Ryon,tangan Maura memegang tangan Ryon
" Maura"
" Ryon, apa bener ini kamu ? kamu udah sadar ?" Tanya Maura
" Iya Maura, ini aku, mungkin ini akan jadi pertemuan terakhir kita, karena aku akan pergi jauh, relakan aku ya." Ryon berpamitan pada Maura
" Aa... aku ikut Ryon, emang ??? kamu mau pergi kemana ?"
" Ntar juga kamu akan tahu kemana aku pergi." Ryon terseyum, setelah itu dia pergi dari hadapan Maura
"RYOONNN !!!"
" Lo kenapa Maura ?" Alsha kaget mendengar teriakan adiknya
" Gue ngimpi Ryon ninggalin gue, apakah itu pertanda kalau Ryon akan..."
" Sst, lo nggak boleh ngomong kaya gitu." Alsha menempelkan jarinya ke bibir Maura
" Selamat pagi Maura dan Alsha." Sapa Dokter
" Pagi juga Dok." Jawab Maura
" Kami mau memeriksa kondisi Ryon, kalian tunggu di luar dulu ya."
Dokter memeriksa pupil mata Ryon,perawat mengecek selang infus di tangan Ryon
Saat  Dokter tengah memeriksanya, tiba - tiba Ryon mengalami kejang
" Detak jantungnya melemah Dok." Kata Perawat
Dokter mengambil sebuah alat yang mirip dengan setrika dan menekan dada Ryon dengan alat itu
" Gimana kondisi Ryon Dok ?" Tanya Alsha
" Kondisi Ryon menurun sangat drastis, sepertinya terjadi pendarahan hebat di otaknya,dia harus segera dioperasi untuk mengeluarkan peluru yang ada di otaknya." Kata Dokter
Keeokan harinya, perawat membawa Ryon ke ruang operasi
" Ya Tuhan lindungilah anakku, semoga operasinya berhasil.." Kata Mama Ryon dalam hati
" Kamu harus tetep hidup Ryon." Batin Alsha
Sayup-sayup terdengar lagu Ajari Aku nya Adrian Martadinata, lagu favorit Ryon
" Ini lagu favorit dia Sha." Kata Maura sedih
Alsha menangis, dia ingat waktu Ryon menyanyikan lagu itu buat dia
Operasi Ryon berlangsung selama kurang lebih empat jam,perawat kembali membawa Ryon ke ruang ICU
" Gimana kondisi Ryon Dok ?" Tanya Mamanya
" Kondisi Ryon naik turun, dan... kemungkinan dia untuk bertahan hidup sangat kecil sekali,dia masih harus melewati masa kritis setelah operasi." Ujar Dokter
Namun... setelah operasi, kondisi Ryon justru makin memburuk, cowok itu akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya, tepat di hari jadiannya dengan Maura
Hujan deras mewarnai pemakaman Ryon, Maura dan Alsha merasa sangat kehilangan Ryon, mereka nggak bisa menahan airmata saat peti jenazah diturunkan ke liang lahat
" Selamat jalan Ryon, tenanglah di alam sana." Ucap Alsha dan Maura dalam hati

Kamis, 14 Juli 2016

Tegar

 Suasana disebuah Rumah Sakit hari itu tampak begitu ramai, sementara di ruang bersalin tampak seorang ibu yang tengah melahirkan, raut wajah tegang sangat terasa di wajah ibu itu, tak beberapa lama kemudian, terdengarlah suara tangis bayi " Ibu, selamat ya, bayinya cowok, ganteng lagi." kata Dokter Kandungan
 "Boleh saya gendong bayinya Dok ?" tanya ibu itu 
Ibu itu pun menggendong sang bayi, diciumnya putera pertamanya itu Perawat kemudian membaringkan bayi itu di sebuah books bayi di samping tempat tidur ibunya,sang ibu pun memberi nama bayi itu Tegar
" Tegar, kamu bener - bener mirip sama almarhum ayahmu nak, dulu waktu ayahmu masih ada, ayahmu janji kalau kamu sudah lahir,ayahmu akan menjaga kamu, sayang... ayahmu udah meninggal sebelum kamu lahir. 
Beberapa hari setelah kelahiran Tegar, sang ibu sudah boleh meninggalkan Rumah Sakit
" Jadi... total jumlah biayanya berapa Mbak ?"
" Semuanya 9 juta Bu."
" Saya cuma bawa uang 3 juta Mbak, apakah boleh kalau dicicil dulu ?"
" Maaf Ibu, kalau dicicil nggak bisa, ini sudah menjadi prosedur pembayaran di Rumah Sakit ini."
" Oh iya, terima kasih ya Mbak." Ibu itu meninggalkan loket administrasi 
" Darimana aku bisa mendapatkan kekurangan uang itu ?"
 " Kenapa Bu ? kok dari tadi saya perhatikan Ibu kelihatan bingung ?" tanya seorang wanita disebelahnya
" Ini Bu, saya bingung untuk melunasi biaya persalinan saya, biaya persalinannya sekitar 9 juta, tapi... saat ini saya cuma bawa uang 1 juta aja."
" Oh gitu ya bu, ngomong - ngomong nama Ibu siapa saya Sonya"
" Saya Fatma bu,saya ini sudah janda, suami saya sudah meninggal satu bulan yang lalu, sebelum Tegar, anak saya lahir."
" Ibu Fatma nggak usah khawatir, saya akan melunasi semua biaya persalinan ibu, tapi... dengan syarat kalau Tegar akan saya adopsi menjadi anak saya, gimana ?
"Fatma akhirnya menyerahkan Tegar kepada Sonya,dengan harapan agar Tegar bisa mendapatkan kehidupan yang lebih baik
" Saya janji Bu, kalau nanti Tegar sudah berusia 25 tahun saya akan mempertemukan dia dengan ibu." kata SonyaTahun demi tahun pun telah berlalu sejak Fatma berpisah dengan Tegar" Apa kabar kamu sekarang nak ? ibu kangen sama kamu." batin Fatma
 " Bu Fatma, kita jadi ke pasar nggak ?" tanya tetangga Fatma
" Oh iya sebentar Bu."
Fatma dan tetangganya pun berjalan ke pasar, di tengah perjalanan, sebuah mobil hampir aja menabrak Fatma
" Maaf Bu saya nggak sengaja Ibu nggak apa- apa kan ?" seorang pemuda keluar dari mobil
" Aduh... kok pakai berhenti segala sih ? mama udah telat nih ?" teriak seorang wanita
" Maaf ma, Tegar nggak sengaja nabrak orang ?"
" Nabrak orang ? kamu ini gimana sih ?" wanita itu kemudian keluar dari mobil
" Bu Sonya apa kabar ? masih ingat sama saya kan ?"
 " Fatma ???"
Sonya lalu menarik lengan Tegar
" Ayo kita pergi ke supermarket aja, mama nggak jadi belanja disini." 
" Lha... mama gimana sih ? katanya pengen belanja di pasar, tapi begitu Tegar udah anterin ke pasar eh malah nggak jadi."" Udah ntar mama jelasin di mobil aja."
" Mama kenal sama perempuan tadi ?" tanya Tegar" "
"Nggak kok, mama nggak kenal sama perempuan itu." jawab Sonya
" Tapi kok perempuan itu tahu nama mama sih ? Tegar juga lihat kalau tadi perempuan itu sempat ngobrol sama mama, mama nggak usah bohong sama Tegar ma." kata Tegar
" Kamu nih kok nggak percaya sama mama sih, mungkin aja perempuan itu orang gila yang lagi nyari saudaranya yang kebetulan mirip sama mama, jadi... mama dikira saudaranya."
" Nggak mungkin, perempuan itu bukan orang gila kok." kata Tegar
Lagi asyik nyetir tiba- tiba hp Tegar berbunyi
" Gar, lo dimana ?" tanya Arga, sahabat Tegar
" Gue lagi nganterin nyokap Ga, ada apa emangnya ?"
" Lo bisa mampir ke tempat gue nggak, gue ada perlu sama lo, penting banget."
" Oke, tapi gue nganter nyokap gue bentar ya."
Setelah mengantar mamanya, Tegar meluncur ke rumah Arga
" Ada perlu apaan sih ? kok tiba - tiba lo nelpon gue ?" 
"Biasa bro, masalah kerjaan ?
"Emang ada kerjaan apaan ? " Gini Gar, sebentar lagi kan sepupu gue mau nikah, terus dia minta gue sama lo buat jadi fotografer waktu preweed."
" Oh gitu, terus dia minta lokasi preweednya dimana Ga ?
" Dia mintanya di Bandung sih."
Sepintas Tegar melihat sosok Fatma melintas di depan rumah Arga
" Ga, gue cabut ya, besok gue kesini lagi."Tegar menyalakan mesin mobilnya dan mengejar Fatma,saat Fatma sudah dekat, Tegar menghampirinya
" Saya Tegar bu, yang tadi pagi hampir saya tabrak kan ?"
Mendengar nama Tegar, Fatma langsung menoleh dan memperhatikan cowok itu, matanya nyaris tak berkedip sama sekali
" Ibu nggak apa -apa kan ?" suara Tegar mengagetkan Fatma
" Nggak, Ibu nggak apa-apa kok Mas."jawab Fatma
" Ya udah kalau gitu bu, saya pamit dulu." 
" Itu pasti Tegar anakku yang telah terpisah denganku sejak beberapa tahun yang lalu, sekarang dia sudah dewasa, dia benar - benar tampan, mirip seperti almarhum ayahnya." batin Fatma
" Darimana kamu ?" tanya mamanya"
"Dari rumah Arga ma," kata Tegar
Tegar lalu masuk ke kamarnya, dia melihat kalender kecil di samping tempat tidurnya
" Astaga, besok kan ulang tahun Raisa." 
Tegar langsung menelpon Raisa
" Halo sayang, besok kamu ada acara nggak ?"
 " Nggak sayang, emangnya kenapa ?" tanya Raisa
" Besok malam jalan yuk, aku jemput kamu ya."   
Keesokan harinya, jam 7 tepat Tegar menjemput Raisa di rumahnya
" Kamu mau ngajak aku jalan kemana sih ?" tanya Raisa
" Kamu tenang aja, aku akan ajak kamu ke tempat yang romantis   Mereka berdua sampai di sebuah bukit, bukit itu memang sangat indah, seluruh pemandangan kota bisa terlihat dari atas bukit itu
" Wow... bagus banget pemandangannya!!!" seru Raisa"  Aku tutup  mata kamu ya sayang." kata TegarTegar menutup mata Raisa dengan sehelai kain, dia mengeluarkan sebuah kalung dari kantong celana jeansnya dan memakaikan kalung itu di leher Raisa" Sekarang kamu buka mata kamu, kamu lihat apa yang ada di leher kamu." 
Raisa melihat sesuatu di lehernya, dia terbelalak kaget, sebuah kalung cantik melingkar di lehernya
" Happy birthday ya sayang, semoga makin dewasa, makin cantik, nggak bawel lagi, cepet selesai kuliahnya." Tegar mengacak -acak rambut Raisa
" Makasih ya sayang, jadi makin cinta deh sama kamu." Raisa memeluk Tegar
" Sayang, coba kamu lihat pemandangan di bawah, keren banget deh, lampu-lampu udah nyala semua, jadi berasa kaya di luar negeri... hahaha." kata Tegar 
Hari demi hari telah berlalu, nggak terasa udah hampir akhir pekan, dan Tegar pun sibuk dengan pekerjaannya di kantor, selintas sosok Fatma melintas di depan ruang kerja Tegar,dan cowok itu mengejarnya
" Jadi ibu kerja disini ?" tanya Tegar
" Iya mas,kan disini saya tinggal sendiri,suami saya sudah meninggal mas." kata Fatma" "Lalu.. anak Ibu sekarang dimana?"
"Anak saya sudah diadopsi oleh orang lain sejak dia masih bayi,sekarang saya juga nggak tahu ada dimana sekarang, mas... boleh nggak kalau saya peluk mas Tegar sebentar aja, karena mas itu mirip sama anak saya.
"Fatma memeluk Tegar, saat Fatma memeluknya, Tegar merasakan bahwa ada ikatan batin yang sangat kuat antara dia dan Fatma
" Kenapa ya kalau gue ada di dekat bu Fatma, gue merasa kalau ada di dekat bu Fatma rasanya kaya gue ada di dekat nyokap gue ? beda kalau gue ada di dekat mama." pikir Tegar" Bu, Tegar kembali ke dalam dulu ya, soalnya kerjaan Tegar masih banyak banget."Tegar kembali ke ruang kerjanya
" Gar, lo harus putusin Raisa sekarang juga," kata Arga
" Lho kenapa Ga, kok lo dateng- dateng langsung ngomong gitu ?" tanya Tegar
 " Raisa selingkuh Gar, gue lihat pakai mata kepala gue sendiri... gue gak mungkin bohong sama lo, lo itu sahabat gue dari SD."
" Lo nggak usah ngaco deh Ar, Raisa nggak mungkin kaya gitu, gue yakin kalau dia itu cewek baik-baik."
" Lo masih aja nggak percaya, nih gue ada bukti foto kalau Raisa bener- bener selingkuh." Arga menunjukkan foto perselingkuhan Raisa
" Bener, bener nggak bisa dipercaya." Tegar menggelengkan kepalanya" Gue harus bikin perhitungan sama Raisa." Tegar memakai jaketnya
" Lo mau kemana Gar ?" tanya Arga
" Gue mau ke kampus Raisa."
Tegar menuju ke kampus Raisa, kebetulan saat itu Raisa udah selesai kuliah jam terakhir" Raisa, ayo ikut aku." Tegar menarik lengan Raisa
" Kamu apa-apaan sih ? pelan dikit kenapa ?"
" Sekarang kamu jujur aja sama aku, kamu selingkuh kan dibelakang aku ?" tanya Tegar
" Kamu jangan sembarangan nuduh, aku cuma cinta sama kamu sayang, aku nggak mungkin selingkuh sama orang lain." kata Raisa" Nggak usah bohong kamu, kalau kamu nggak selingkuh, terus cowok yang ada di foto ini siapa ?
Raisa hanya terdiam seribu bahasa, dia merasa bersalah
" Kenapa diam ? kalau kamu nggak selingkuh kamu pasti bisa jawab pertanyaan aku, berarti bener dong dugaan Arga selama ini kalau kamu itu suka selingkuh dibelakang aku."
" Aku bisa jelasin semuanya Gar, aku nggak seperti yang kamu kira." jawab Raisa
" Aku nggak butuh penjelasan dari kamu, mulai saat ini jangan pernah kamu muncul di depan aku." Tegar pergi meninggalkan Raissa
Tegar merasa sangat kecewa dengan sikap Raisa,dia mampir ke sebuah diskotik, untuk mengusir rasa kecewanya, Tegar memilih untuk menenggak minuman keras,setelah merasa puas, dengan langkah sempoyongan dia meninggalkan diskotik 
Karena  masih ada di bawah pengaruh minuman keras,Tegar mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi, tiba- tiba dari arah berlawanan, muncul sebuah truk, Tegar nggak bisa mengendalikan laju motornya, tabrakan keras pun terjadi, tubuh Tegar terhempas dan kepalanya membentur aspal jalan,dia nggak sadarkan diri seketika
Fatma sedang memasak di rumahnya, waktu dia memotong sayur, tanpa sengaja tangannya teriris dan mengeluarkan darah
 " Astaga, kok tiba - tiba aku ingat Tegar ? kok perasaanku nggak enak ya ? apa sesuatu yang buruk tengah menimpa anakku ?" tanya Fatma dalam hati 
Beberapa saat kemudian terdengar suara pintu diketuk" Ya, silahkan masuk, pintunya nggak dikunci kok."
" Bu Fatma, Kak Tegar kecelakaan barusan,sekarang Kak Tegar ada di Rumah Sakit Kasih Ibu." kata Riana, anak pemilik kontrakan yang selama ini dihuni oleh Fatma
" Iya, makasih ya nak." kata Fatma 
Fatma segera menuju ke Rumah Sakit Kasih Ibu, disana dia bertemu dengan Sonya, Sonya juga terlihat tidak tenang menanti kepastian tentang kondisi Tegar
" Om, Tante gimana kondisi Tegar ?" tanya Raisa yang barusan datang
" Om sama Tante juga belum tahu tentang kondisi Tegar nak." jawab papa Tegar
Raisa mengintip dari balik pintu ruang UGD, seorang perawat melepas kaos yang dipakai Tegar, yang satunya lagi sedang membersihkan dan membalut luka di kepala Tegar" Gimana kondisi anak saya Dok ?" tanya Sonya, mama angkat Tegar
" Tegar kondisinya kritis Bu, dia mengalami pendarahan otak yang sangat serius karena benturan keras di kepalanya,dia akan dipindahkan ke ruang ICU ." kata Dokter 
Dari balik pintu ruang ICU, Fatma melihat kondisi Tegar, hatinya bagaikan tersayat sembilu melihat Tegar yang tengah terbaring koma dan nggak berdaya 
" Kamu harus bertahan ya nak." kata Fatma" Fatma, ternyata kamu ada disini juga." kata Sonya yang baru keluar dari ruang ICU 
" Iya bu,apakah saya boleh masuk ke ruang ICU ? saya pengen menemani Tegar ?" tanya Fatma
" Kamu pikir saya akan mengizinkan kamu untuk masuk ke ruang ICU ? dengar ya!!! kamu itu sudah berbeda level dengan Tegar, dan sampai kapanpun saya nggak akan mengizinkan kamu dekat dengan Tegar." bentak Sonya
" Ma... mama ini apa- apaan sih ? ini Rumah Sakit ma, jangan bentak - bentak kaya gitu dong." kata papa Tegar
" Habis si Fatma ngotot pengen ketemu sama Tegar pa, mama nggak rela kalau Tegar dekat sama dia pa."
" Mama nggak boleh seperti itu, biar gimana punu Bu Fatma itu ibu kandungnya Tegar, mama nggak boleh menghalangi dia untuk ketemu sama ibu kandungnya."
Raisa yang sejak tadi ada di luar pun masuk ke ruang ICU
" Sayang, ini aku Raisa,ini semua gara- gara aku, kalau aja kamu nggak marah sama aku, ini semua nggak akan terjadi sama kamu." Raisa menggengam tangan Tegar
Raisa membelai rambut Tegar
" Aku sayang banget sama kamu, kamu harus kuat ya sayang, kamu nggak boleh nyerah,ada aku disamping kamu." Raisa mencium kening Tegar
" Raisa." sapa Sonya
" Iya Tante."
" Sebenernya Tante pengen membawa Tegar menjalani pengobatan di luar negeri, tapi Om melarang Tante untuk membawa Tegar ke luar negeri."
    Hari demi hari berlalu, tak terasa, sudah tiga bulan Tegar terbaring di Rumah Sakit,Raisa tetap
setia menemaninya
" Sampai kapan kamu kaya gini sayang, aku takut kalau aku lelah nungguin kamu."
Raisa keluar dari ruang ICU,dia duduk disamping Fatma
" Kamu pacarnya Tegar ya nak ?"
" Iya, Tante siapanya Tegar ?" tanya Raisa
" Saya ini ibu kandungnya Tegar,Tegar itu sudah diadopsi sama Ibu Sonya sejak dia masih bayi, sebenernya saya pengen masuk ke ruang ICU,tapi Bu Sonya melarang saya."
Raisa mengajak Fatma ke ruang ICU
" Beneran ini nggak apa-apa nak ?"
" Nggak kok Tante,Tante Sonya belum datang
Fatma membuka pintu ruang ICU, di dalam ruang ICU sayup- sayup terdengar suara hembusan nafas Tegar yang tertutup oleh alat bantu pernafasan yang menutupi hidung dan mulutnya serta alat pendeteksi detak jantung Tegar,hal ini makin membuat Fatma semakin tak tega melihatnya
" Ini Ibu nak,Ibu kangen sekali sama kamu, kamu sebenarnya adalah anak kandung Ibu,kamu cepet sembuh, ibu nggak tega melihat kondisimu sekarang nak  ." Fatma membelai rambut Tegar
Raisa terharu menyaksikan pertemuan antara ibu dan anak itu, dia meneteskan airmata
Fatma teringat beberapa tahun yang lalu, ketika dia melahirkan Tegar
" Tegar, kamu harus bangun sayang, ini ada ibu kamu disini." kata Raisa
" Ngapain kamu masuk ke dalam sini ? saya kan udah bilang kalau kamu nggak boleh masuk ke ruang ICU." bentak Sonya
"  Bu... saya cuma pengen membelai rambut Tegar, andaikan Ibu nggak memperbolehkan saya menyentuh Tegar, saya cuma pengen melihat dia dari dekat,itu aja kok Bu." jawab Fatma
" Apapun alasan kamu,saya tetap nggak rela kalau Tegar dekat sama kamu,sekarang kamu keluar dari ruangan ini
" Udah tante, mending kita keluar dulu ya." Raisa membawa Fatma keluar
" Tante yang sabar,Raisa akan bantu tante,biar tante bisa ketemu sama Tegar, sebentar tante, hp Raisa bunyi." kata Raisa
" Halo... kenapa Ga ? iya... Tegar masih koma, ini gue lagi ada di Rumah Sakit, lo kesini sekarang ya." Raisa menutup telponnya
Jauh di bawah alam sadarnya, Tegar berada di sebuah tempat, tempat itu sangat terasa asing baginya
" Gue ada di mana sih ? kok gue merasa kalau gue belum pernah ke tempat ini ?"
" Tegar." sebuah suara memanggil namanya dengan lembut
" Siapa anda ? anda tahu nama saya darimana ?"
" Kamu nggak perlu tahu siapa saya." orang itu menarik lengan Tegar
" Eh saya mau dibawa kemana? lepasin saya !!!" teriak Tegar
Tubuh Tegar tiba-tiba mengalami kejang
" Tegar kamu kenapa nak? " Dokter tolongin anak saya!!!" teriak Sonya
Dokter pun segera datang dan masuk ke ruang  ICU
" Maaf Bu, silahkan tunggu di luar dulu."
" Tapi suster..."
" Tegar kenapa tante? " tanya Raisa
" Tegar mengalami kejang,  tante juga nggak tahu kenapa dia bisa kejang."
" Suster, tolong cek selang infusnya." perintah Dokter
Dokter membuka sebagian kancing baju Tegar,beberapa perawatan tampak memegangi tangan Tegar  lalu  Dokter menekan dada Tegar dengan sebuah alat yang mirip setrika
" Gimana kondisi Tegar Dok? "
" Detak jantung Tegar sempat melema selama beberapa detik ."
" Lalu... apa yang membuat dia kejang Dok? " tanya Raisa
" Ada sesuatu yang terjadi di alam bawah sadarnya, sekarang kondisi Tegar sudah stabil."
" Makasih banyak Dok."
" Raisa... gimana kondisi Tegar? " tanya Arga yang baru tiba di Rumah Sakit."
" Tadi dia sempat kejang, tapi sekarang kondisinya udah stabil, dia kecelakaan gara - gara gue ." kata Raisa
" Lo bukan penyebab dia kecelakaan Sa.  lo jangan nyalahin diri lo sendiri, ini musibah." hibur Arga
" Nggak Ga, dia frustasi waktu habis adu mulut sama gue, kata polisi dia kecelakaan dalam kondisi mabuk berat." tutur  Raisa
Arga melihat kondisi sahabatnya itu dari balik pintu, Tegar terbaring dengan kedua mata yang masih terpejam, selang infus tertancap di tangannya
" Karena kecelakaan itu Tegar mengalami pendarahan otak yang cukup fatal." kata Raisa
" Tabrakan yang dialami Tegar emang cukup  keras, kata temen gue,helm yang dia pakai sampai pecah."
Arga masuk ke ruang ICU
" Lo harus sembuh Gar, kantor rasanya sepi banget kalau nggak ada lo. "
" Itu nyokap kandung Tegar Ga." Raisa melirik ke arah Fatma
Arga tersenyum saat bertatap muka dengan Fatma
Tanpa sepengetahuan Sonya, Arga dan Raisa membantu Fatma agar dia bisa melihat Tegar lebih dekat
" Jangan tinggalin ibu nak, ibu udah kehilangan ayahmu... ibu nggak mau kehilangan kamu." Fatma mengusap pipi Tegar
" Sa... tangan Tegar bergerak." ujar Arga
" Raisa... Raisa..." erang Tegar lirih
" Iya sayang... aku ada disini."
Raisa menyalakan musik di hpnya, dia memutar lagu, diletakkannya hp itu didekat telinga Tegar
Oh Tuhan kucinta dia
Berikanlah aku hidup
Takkan kusakiti dia
Hukum aku bila terjadi
Airmata Tegar mengalir saat mendengar syair itu
" Tuhan... berikanlah Tegar kesempatan hidup... aku janji akan selalu menjaga dia." Raisa menggenggam tangan Tegar
Raisa tertidur disamping Tegar, Fatma melihatnya
" Raisa benar-benar gadis yang baik, dia rela menunggu Tegar sampai Tegar sadar ... ya Tuhan berikanlah keajaiban buat anakku." pikir Fatma
" Jadi apa yang  bisa dilakukan untuk menghentikan pendarahan di otak Tegar Dok?" tanya Sonya
" Jalan satu-satunya adalah dengan melakukan operasi... tapi kalau operasi, ini dilakukan ada resikonya Bu. "
" Resikonya apa Dok?
" Tegar akan mengalami amnesia... atau yang lebih parah lagi... dia bisa meninggal."
Kondisi Tegar semakin hari kian melemah, dia cuma bisa bertahan hidup dengan alat-alat bantu itu
" Sudahlah ma, lebih baik kita lepaskan aja alat-alat itu, kasihan Tegar, dia akan semakin tersiksa." kata papa Tegar
" Nggak pa, mama nggak mau kehilangan Tegar."
" Kalau memang kamu mau pergi... papa ikhlas nak, atau kamu ingin bertemu ibu kandungmu sebelum kamu pergi? "
Papa Tegar memanggil Fatma
" Pergilah dengan tenang nak, ibu sudah ikhlas." kata Fatma
 Detak jantung Tegar melemah, dan perlahan- lahan berhenti berdetak, dan Tegar menghembuskan nafas terakhirnya, dia meninggal karena pembuluh darah di otaknya pecah
Raisa memandang tubuh   yang kini terbujur kaku di ruang jenazah, dibukanya kain penutup yang menutupi tubuh dingin Tegar
" Kenapa kamu yang harus pergi." isak Raisa
" Yang ikhlas Raisa, gue juga nggak nyangka kalau dia bakal pergi secepat ini." Arga berusaha menghibur Raisa walaupun dia juga sedih atas kepergian Tegar
Seminggu setelah kepergian Tegar, Raisa termangu di kamarnya, pandangan matanya tampak kosong
" Raisa... Raisa." Terdengar suara lembut Tegar memanggil namanya
" Kamu dimana sayang, tunggu aku." kata Raisa
" Mau kemana kamu sayang? " tanya mama Raisa
" Tegar manggil Raisa ma."
" Udah sayang, Tegar udah meninggal, kamu yang tenang nak."
Keesokan harinya, Raisa pergi ke makam Tegar, dia meletakkan setangkai bunga mawar putih diatas makam itu
" Makasih banyak kamu udah hadir di kehidupan aku... udah bikin hari- hariku indah... semoga kamu tenang disana ya sayang








                   

Senin, 09 Mei 2016

Antara Cinta Dan Sahabat


Jujur saja ku tak mampu Tuk pergi menjauh darimu Buat kalian pecinta lagu pop Indonesia pasti udah gak asing lagi kan sama lagu yang satu ini Yups... ini adalah lagu cinta terbaik dari band cassandra yang sempat ngehits beberapa tahun yang lalu, liriknya yang sederhana dan musik yang easy listening membuat lagu ini jadi begitu digemari banyak orang Eits... tapi yang pengen aku bahas disini bukan lagunya... disini aku mau bahas tentang video klipnya... kalau dari segi video klip... video klip ini bagus juga... tapi dibalik video klip ini ada cerita yang sedikit menggelitik buat aku Video klip ini menceritakan tentang dua orang cewek, mereka ini bersahabat, suatu hari mereka ini lagi olahraga, disaat olahraga ini mereka ketemu sama cowok, seiring dengan berjalannya waktu, ada seorang cewek yang jatuh cinta sama cowok itu, sayangnya disaat bunga - bunga cinta udah mulai tumbuh... cowoknya malah jadian sama sahabatnya sendiri... wew... gimana gak sakit banget rasanya lihat pujaan hati jadian sama sahabat sendiri... rasanya tuh udah kaya dunia mau runtuh (agak lebay dikit gak apa -apalah hehehe) Guys... aku juga pernah mengalami kisah yang sama kaya di video klip ini, mungkin kalian yang punya pengalaman yang sama kaya aku kalau lihat video klip ini pasti pada baper semua kan ? hehe... sama dong... bahkan kalau aku nonton video klip ini bisa nangis dan ngabisin satu kotak tissue Banyak diantara kita yang merasa benci banget dengan situasi ini, disaat persahabatan kita lagi akrab -akrabnya, eh ada cowok/ cewek yang masuk dalam persahabatan kita dan dia jatuh cinta sama salah satu diantara kita,awalnya seru juga kita berjanji ntar kalau ada lawan jenis yang suka sama salah satu diantara kita salah satu harus ngalah ya, lama - lama sakit juga guys, apalagi kalau kita yang ngomong dan kita juga lah yang harus ngalah (hiks gak kebayang sakitnya kaya apa tuh ) Oke deh teman – teman, sekian dulu ya curhatan aku, maaf kalau misalnya ada salah – salah kata, jangan lupa mampir ke blog aku ya

Jumat, 11 Maret 2016

Akhir kisah cinta sang Raja Jalanan


Pagi itu suasana di sebuah Rumah Sakit tampak begitu ramai, disebuah ruangan tampak seorang Dokter bersama dengan sepasang suami – istri yang menjadi pasiennya “ Jadi gimana Dok ? apa istri saya bisa hamil ?” “ Mohon maaf Pak, sepertinya istri anda mengalami masalah di rahimnya, hal ini membuat istri anda tidak bisa hamil.” “Nggak mungkin Dok, Dokter pasti salah ambil hasil tesnya, itu pasti hasil test dari orang lain, hasil itu pasti tertukar kan ?” wanita itu terisak “ Sabar sayang,sabar.” “ Mas, aku udah ngecewain kamu, aku nggak bisa kasih keturunan buat kamu.” “ Nggak apa- apa kok, kita kan masih bisa mengadopsi anak.” Sepulang dari Rumah Sakit, suami – istri itu menuju ke sebuah panti asuhan “ Selamat siang Pak, Bu, apakah ada yang bisa kami bantu ?” tanya petugas panti “ Begini Bu, kami bermaksud untuk mengadopsi anak dari panti asuhan ini, kalau bisa apakah ada syarat- syarat yang harus kami penuhi ?” Pada saat suami – istri itu tengah berbincang dengan pemilik panti, pegawai panti datang dengan menggendong seorang bayi “ Bu, saya menemukan bayi ini di dekat tempat sampah.” “ Di tempat sampah, tega sekali orang yang membuang bayi ini,tolong kamu rawat ya.” Kata pemilik panti “ Iya Bu.” Kata pegawai itu “ Maaf Pak , Bu, jadi agak lama nunggunya, ini syarat – syarat yang harus dipenuhi.” Pemilik panti memberikan secarik kertas yang berisi persyaratan untuk proses adopsi Pemilik panti kemudian mengajak ke ruang bayi, tempat dimana bayi yang baru ditemukan tadi “ Kasihan sekali bayi- bayi disini, sebagian dari mereka kelahirannya tidak diharapkan oleh orang tuanya.” Kata pemilik panti Saat pemilik panti menjelaskan tentang asal – usul bayi, pandangan mata pasutri itu tertuju pada seorang bayi laki – laki, bayi itu adalah bayi yang baru ditemukan tadi, mereka sepakat untuk mengadopsi bayi itu Setelah memenuhi persyaratan yang telah ditentukan, mereka bisa membawa bayi itu pulang, nama Alyandra pun mereka berikan untuk bayi itu Tahun demi tahun pun telah berlalu, dan kini Andra ( nama panggilan Alyandra ) telah dewasa, dia adalah seorang pembalap muda yang disegani oleh lawan- lawannya, di arena balap, karena itu dia memiliki julukan sebagai “ Sang Raja Jalanan” “ Gimana tangan kamu Ndra ? udah sembuh belum ?” tanya papanya “ Udah lumayan pa, yang penting Andra udah bisa balapan lagi, hehehe.” Jawab Andra “ Jangan lupa buat mikirin masa depan kamu nak, mama berharap kamu bisa lanjutin kuliahmu, udah dua tahun kamu cuti kuliah gara – gara balapan.” Kata mamanya “ Iya ma, tenang aja, Andra nggak akan lupa kok pasti Andra akan lanjutin kuliah, kan… nggak selamanya Andra balapan terus, Andra juga pengen kerja ma” Andra menuju sirkuit , dia akan melakukan latihan, setelah satu bulan absen karena mengalami cedera “ Udah sembuh lo Ndra ?” tanya Vano, manager tim yang juga adalah kakak dari Nadia, kekasih Andra “ Udah lumayan sih Van, Nadia mana ? kok lo nggak ngajak dia kesini ?” “ Dia masih ada kuliah Ndra, ntar dia pulang sekitar jam sebelas .” Kata Vano “ Hmm… gitu, ntar gue jemput dia, oh iya motor gue udah selesai dibetulin belum ?” tanya Andra “ Kayanya sih masih belum selesai, eh tadi gue dapat brosur ini nih .” Vano menunjukkan sebuah brosur “ Kejuaraan balap motor internasional di Bali, wah seru nih, harus ikutan nih gue, gue pengen coba berkarir di dunia internasional.” “ Lo mau berkarir di dunia internasional ? eh mas lihat dulu kemampuan lo, level nasional aja masih kacau, gimana mau ke internasional ?” ejek Rigo, rekan satu tim sekaligus rival Andra “ Lo tuh bisa nggak sih nggak ngejekin orang sehari aja, panas telinga gue dengerin omongan lo, kalau emang lo berani, kita berantem satu lawan satu.” Tantang Andra “ Alah kalau satu lawan satu pasti yang menang gue.” Kata Rigo “ Mau lo apa sih ?” Andra berdiri dari kursi “ Ndra udah , jangan berantem disini, sekarang udah jam sebelas, mending lo jemput Nadia.” Vano berusaha menenangkan Andra Dengan wajah kesal Andra meninggalkan sirkuit,dia menuju ke kampus Nadia “ Kok tumben agak lama ? aku udah keluar dari tadi.” Kata Nadia “ Iya sayang, maafin aku, aku tadi nyempatin buat latihan sebentar.” Kata Andra sambil membuka helmnya “ Latihan ??? emangnya kamu udah sembuh beneran sayang ?” tanya Nadia “ Belum sih, Cuma buat melemaskan tangan aja.” Kata Andra sambil mengemudikan motor “ Kita berhenti sebentar sayang, tangan aku sakit lagi.” Kata Andra, dia membuka sarung tangannya “ Ya ampun tangan kamu berdarah sayang.” Nadia mengambil syal dari dalam tasnya,lalu dia membalut telapak tangan kekasihnya “ Makasih ya, tangan aku nyeri banget rasanya.” “ Aku pijitin ya,biar nggak nyeri, aku tuh nggak tega kalau lihat kamu kesakitan, waktu kamu balapan aja aku teriak – teriak kaya orang gila.” “ Hahaha… itu mah biasa kali, aku kan pembalap, kita makan siang dulu yuk,habis itu kita ke sirkuit.” Andra dan Nadia memilih untuk makan di café yang berada di dekat sebuah danau “ Sayang, sebentar lagi aku mau ikut kejuaraan internasional di Bali, doain aku ya, biar aku menang.” “ Jangan sayang, kamu jangan ikut kejuaraan itu, cari kejuaraan yang disekitar Jakarta ini aja.” Kata Nadia “ Kamu ini kenapa sih ? nggak biasanya deh kamu kaya gini, biasanya kalau aku ada kejuaraan di luar Jakarta kamu nggak bingung kaya gini.” Andra heran dengan sikap Nadia “ Aku nggak mau kamu kenapa – napa.” Kata Nadia “ Iya sayang, aku ngerti kok.”Andra membelai rambut Nadia “ Dulu papaku juga meninggal di sirkuit balap, sekarang aku nggak mau orang yang aku sayangi harus meregang nyawa lagi di sirkuit balap.” Kata Nadia “ Udah sayang, kamu jangan ingat –ingat itu lagi, ikhlasin aja papa kamu, mungkin itu jalan yang terbaik.” “ Kenapa sih orang yang aku sayangi harus terjun ke dunia balap ? papa aku pembalap, Kak Vano juga dulu mantan pembalap, dan kamu juga pembalap, sayang… aku minta tolong sama kamu, habis kejuaraan selesai, kamu tinggalin dunia balapan ya, please banget.” “ Iya sayang… mau aku juga kaya gitu, tapi pihak sponsor minta aku jadi pembalap, aku juga pengen focus ke kuliah aku, udah dua tahun aku cuti kuliah karena balapan, aku akan tinggalin dunia balap pelan – pelan.” Hari demi hari Andra semakin giat berlatih, namun emosinya kembali lagi nggak bisa dikontrol ketika dia melihat foto – foto Nadia bersama dengan Rigo, pertengkaran pun terjadi, dan masalah pun semakin rumit ketika Andra tahu asal – usul dirinya,dia menghampiri orang tuanya “ Pa, ma… Andra pengen papa dan mama jujur sama Andra, apakah Andra ini Cuma anak angkat yang papa mama ambil dari panti asuhan?” “ Nggak sayang, kamu anak kandung papa dan mama.” “ Papa sama Mama nggak usah bohong, Andra Cuma pengen kejujuran dari papa dan mama.” Sang mama akhirnya menceritakan tentang asal –usul Andra yang sebenarnya “ Andra kecewa sama papa dan mama.” Dua minggu menjelang kejuaraan, Andra sudah sampai di Bali, dia pergi sama Vano dan juga Nadia “ Lo ada masalah apa sih sama Nadia ?” tanya Vano “ Lo tanya sendiri aja sama adek lo tuh.” Jawab Andra cuek Hari kejuaraan pun tiba, Andra berada di posisi start paling depan , begitu balapan dimulai, semua pembalap bersaing ketat, namun tanpa disadari, ada motor lain yang menyerempet motor Andra hingga tubuh cowok itu terpelanting ke tanah, darah segar mengucur dari kepalanya “ Kak, Andra kenapa ?” tanya Nadia “ Andra kecelakaan Nad, kamu tunggu disini ya, kakak mau lihat kondisi Andra dulu.” Kata Vano Beberapa jam kemudian Vano kembali “ Kak Vano, Andra gimana ?” tanya Nadia “ Andra nggak sadarkan diri Nad, sekarang juga dia mau dibawa ke Jakarta, kamu hubungi orang tuanya.” Hari itu juga Andra langsung dibawa ke Jakarta, malam harinya dia tiba di salah satu Rumah Sakit di Jakarta “ Andra harus segera dioperasi, dia mengalami cedera kepala yang cukup serius karena benturan keras di kepalanya.” Kata Dokter “ Ya Tuhan lindungilah anakku,selamatkanlah dia.” Batin mama Andra Operasi Andra berlangsung selama dua jam, setelah operasi selesai Dokter keluar “ Gimana kondisi Andra Dok ?” tanya Vano “ Kondisi Andra masih kritis, dan darah masih terus keluar dari lukanya.” Karena kondisinya yang kritis, Andra harus mendapat perawatan khusus di ruang ICU, pembalap ganteng ini mengalami koma, berbagai alat medis terpasang di tubuhnya agar dia tetap bertahan hidup, Nadia merasa sangat menyesal, dia teringat waktu berantem sama Andra “ Aku nggak nyangka kamu bisa berbuat kaya gitu sama Rigo,dibalik wajah kamu yang polos, ternyata kamu adalah seorang pembohong, kamu selingkuh sama Rigo !!!” “ Itu bohong Ndra, aku bukan cewek yang seperti itu,aku sayang sama kamu, Cuma kamu yang ada di hati aku.” “ Alah… nggak usah banyak alasan, buktinya udah ada !!!” teriak Andra “ Maafin aku sayang.” Nadia terduduk sambil menangis di depan ruang ICU “ Nadia… kamu kenapa Nad ? Vano berlari menghampiri adiknya “ Kak Vano.” Nadia terisak sambil memeluk kakaknya “ Tuh kan gue bilang juga apa, Andra tuh nggak ada apa – apanya, menang nggak, eh malah kecelakaan.” Kata Rigo “ Eh, itu mulut lo pernah disekolahin nggak sih ? jaga bicara lo ya.” Ancam Vano “ Lho gue kan bicara sesuai sama kenyataan.” “ Mending lo pergi dari sini, sebelum gue usir lo pakai cara gue sendiri.” “ Oke, oke gue akan pergi.” Rigo berjalan keluar Kecelakaan yang dialami Andra telah menjadi headline di berbagai media masa,mereka menulis “Pembalap muda, Alyandra “ sang Raja Jalanan ”mengalami kecelakaan dan sedang koma di Rumah Sakit” “ Ayo bangun nak, mama disini.” Kata mama Andra “ Ma… Nadia… Nadia.” Erang Andra lirih “ Iya nak, ini Nadia.” “ Ini aku Nadia sayang.” Nadia mengenggam tangan Andra Selama Andra koma, Nadia sering membacakan sebuah cerita,hal ini dilakukan Nadia untuk memancing respon Andra “ Kamu harus sembuh sayang, kamu kuat,biar kamu bisa balapan lagi.” Nadia mengenggam tangan Andra Nadia merasakan tangan Andra menggenggam erat jari jemarinya, Andra sudah mulai bisa merespon suara Nadia,sekalipun dia belum sadar sepenuhnya “ Nadia… Nadia…” Erang Andra lirih “ Iya sayang… aku ada disamping kamu,aku akan jagain kamu.” Nadia membelai rambut Andra “ Sakit… sakit.” Andra kembali mengerang kesakitan,sepertinya dia merasakan sakit di kepalanya, Nadia membelai rambut Andra,belaian lembut Nadia membuat cowok itu kembali tenang, Nadia lalu mencium kening Andra “ Nadia.” Panggil mama Andra “ Iya tante, ada apa ?” “ Sebelum Andra berangkat ke Bali dia beli ini,coba kamu buka,.” Mama Andra memberikan sebuah benda berbentuk hati dan berwarna merah dan Nadia membukanya “ Cincin ??? ini kan cincin yang pernah Andra ceritakan ke Nadia tante.” “ Iya, dia bilang kalau itu adalah cincin pertunanga kalian, dia pengen sekali bisa tunangan sama kamu secepatnya, tapi, kalau melihat kondisi Andra sekarang, apakah kesempatan itu masih ada, sedangkan harapan hidup dia sangatlah tipis.” Mamanya menatap Andra yang masih terlelap dalam koma “ Nadia ngerti tante, kemarin Dokter bilang, benturan keras itu mengakibatkan kerusakan di syaraf otak Andra yang membuat dia kehilangan kesadaran dan terbaring koma sampai saat ini.” “ Kamu bantu dengan doa ya nak, biar Andra bisa cepat sadar dan sembuh.” Entah sudah berapa banyak biaya yang harus dikeluarkan papa mama Andra untuk pengobatannya, dan Andra telah dibawa pulang, katanya sih lebih baik Andra dirawat di rumah aja, kamar Andra pun ditata seperti ruang ICU di Rumah Sakit Di kamar itu terdapat sebuah poster, poster itu adalah poster dari Norick Abe, seorang pembalap Jepang yang jadi idola Andra sedari duduk di bangku SMP “ Sampai kapan kamu harus seperti ini ? aku nggak tega lihat kamu tersiksa kaya gini sayang,cepet sembuh ya.” Bisik Nadia di telinga Andra Nadia terlihat seperti orang gila, dia ngomong sama orang yang masih koma, dan kondisi Andra terlihat sangat menyedihkan dengan kepala yang masih terbalut perban dan bercampur dengan darah. Nadia melihat tanggalan di samping tempat tidur Andra “ Sebentar lagi hari valentine.” Pikir Nadia “ Apa ada kemungkinan Andra bisa sembuh Nad ? kasihan dia, kondisinya ada diantara hidup dan mati, kalau emang dia harus meninggal itu akan lebih baik.” Kata Vano “ Kakak ngomong apaan sih ? jangan ngomong kaya gitu dong, aku yakin, Andra pasti sembuh, aku nggak mau ditinggalin sama Andra.” “ Yah… kakak juga berharap kaya gitu, soalnya Dokter juga udah angkat tangan, semoga aja ada mujizat buat dia, oh iya, kakak denger kamu mau tunangan sama Andra ?” “ Iya kak, mungkin pas hari valentine itu, karena kita nggak tahu sampai kapan Andra bisa bertahan hidup.” Hari valentine pun tiba, pertunangan jadi dilakukan, namun suasana haru begitu terasa, saat Nadia memasangkan cincin di jari Andra, Nadia tak mampu menahan tangis “ Buka mata kamu sayang, kalau kamu sembuh, kita akan segera menikah.” “ Lo harus sadar Ndra, sirkuit balap udah nungguin lo, katanya lo pengen kaya idola lo, banyak kejuaraan yang harus lo ikuti, ayo bro, lo harus bangun.” “ Iya sayang… kamu pembalap muda yang hebat, kamu adalah sang Raja Jalanan yang ditakuti lawan – lawanmu.” Kata Nadia, dia menangis di samping Andra Tanpa disadari oleh Nadia, airmata juga mengalir dari kedua mata Andra, dan Nadia pun memeluk tubuh cowok itu “ Tiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiit.” Tiba- tiba alat pendeteksi detak jantung Andra menunjukkan tanda garis Dokter yang pada saat itu juga berada di kamar Andra pun segera melakukan tindakan, sayang… nyawa cowok itu sudah tidak bisa diselamatkan lagi, setelah melepas semua alat medis, Dokter menutupi tubuh Andra dengan selimut “ Sekarang dia udah benar – benar ninggalin dunia balapan untuk selamanya.” Kata Vano Nadia benar – benar nggak bisa menahan airmatanya, ketika melihat wajah sang kekasih untuk terakhir kalinya sebelum Andra dimakamkan, Nadia histeris waktu peti jenazah akan ditutup “ ANDRAAA !!!” teriak Nadia “ Sabar Nad, ikhlaskan Andra, mungkin ini jalan yang terbaik buat dia sayang.” Mama Andra menenangkan Nadia Beberapa bulan setelah Andra meninggal, Nadia melihat motor kesayangan Andra masih teronggok di sirkuit, dia mengambil kostum balap Andra yang tergantung di dalam lemari, mata Nadia berkaca- kaca saat memegang kostum itu, kostum terakhir yang dipakai Andra waktu kecelakaan di Bali Sang Raja Jalanan kini telah terbaring untuk selamanya, dia sudah beristirahat dengan tenang di alamnya yang abadi, kini hanya tinggal secuil kenangan manis yang masih tersimpan dalam hati kekasih dan sahabat – sahabat Andra

Senin, 18 Januari 2016

Kutunggu Di Pintu Surga (Part II)


“ Gue suka sama lo… lo mau jadi pacar gue?” Kata Gilang “ Maafin gue Lang, gue nggak bisa terima lo… awalnya gue jadian sama Nanda itu hanya karena permintaan Winnie… tapi… gue baru menyadari kalau gue sayang sama Nanda.” Kata Pia “ Gue serius Pi,gue janji nggak akan ngecewain lo.” Gilang berusaha menyakinkan Pia “ Sekali lagi… maafin gue… gue nggak bisa nerima lo di saat kaya gini,Nanda itu masih koma dan,dia masih butuh gue.” Pia meninggalkan Gilang “ Kenapa gue jadi kaya gini sih ? kenapa gue Cuma mikirin ego gue ? gue nggak mikirin perasaan sahabat gue.”gumam Gilang “ Arghhhh !!!” teriak Gilang,dia lalu berlari menuju ke ruang ICU,terlihat ada mama Nanda dan Pia “ Biaya pengobatan Nanda semakin banyak, Tante nggak tahu bisa bayar semua biaya itu atau nggak.” “ Tante jangan memikirkan hal itu dulu,yang penting sekarang adalah kesembuhan Nanda, kalau masalah biaya,mungkin Pia bisa bantu,ya… walaupun sedikit.” “ Sabar ya nak… kamu harus sembuh.” Mama Nanda membelai rambut anak tunggalnya itu “ Mau sampai kapan kamu tidur terus ? aku kangen kamu, kamu kan udah janji kalau kamu bakal ngajak aku jalan-jalan ke pantai lagi.” Ucap Pia “ Selamat pagi semua.” Sapa Dokter “ Pagi juga Dok.” “ Maaf kami mau memeriksa kondisi Nanda silahkan menunggu di luar dulu.” Dokter memeriksa kondisi Nanda,perawat mengecek selang infus yang ada di tangan cowok itu,kemudian Dokter keluar “ Nanda gimana Dok ?” tanya Gilang “ Kondisi Nanda sangat lemah,kami sudah angkat tangan, sekarang kita hanya bisa tunggu keajaiban untuk menyelamatkan dia, dia nggak bisa hidup tanpa alat-alat itu.” Pia masuk ke ruang ICU “ Kamu harus hidup sayang, demi aku, dulu aku kehilangan Winnie,sekarang aku nggak mau kehilangan kamu.” Airmata membasahi pipi Pia Tanpa disadari oleh Pia, titik airmata juga membasahi pipi Nanda “ Kamu nangis juga sayang ?” Pia mengusap airmata di pipi Nanda,dia memeluk Nanda dan tertidur di samping Nanda,Winnie pun datang dalam mimpi Pia “ Nanda,ikut aku yuk.” Kata Winnie “ Winnie ??? bukannya kamu udah meninggal ?”tanya Nanda “ Iya Nanda,aku mau jemput kamu,kamu mau ikut aku kan ?” “ Kamu mau ngajak aku kemana ?” “ Ke tempat yang indah banget,mau ikut nggak ?” Nanda mengikuti Winnie “ Winnie, lo mau ngajak Nanda kemana ? Nanda kamu mau kemana ?” Mereka nggak menghiraukan pertanyaan Pia, mereka berjalan lalu menghilang di balik sebuah bukit “ NANDA !!!” Seru Pia,dia terbangun dari tidurnya “ Astaga… ngimpi apa gue tadi ?” Dia melihat ke arah Nanda,Nanda masih tetap tidak bergeming, dia masih terlelap dalam komanya “ Lo udah bangun Pi ?” tanya Gilang “ Gue takut kehilangan Nanda Lang.” Pia tampak ketakutan “ Lo kenapa sih ? pagi-pagi udah ketakutan gitu,ada apa ? lo cerita aja ke gue.” “ Semalam gue mimpi, Winnie ngajak Nanda pergi, lo tahu nggak arti mimpi gue apa ? feeling gue rasanya nggak enak banget.” “ Sama… gue juga ngerasa nggak enak,lebih baik kita banyakin doa,semoga nggak terjadi apa-apa dan… Nanda cepet sembuh.” Gilang mengeluarkan hpnya,kayanya dia lagi cari-cari sesuatu di internet “ Eh Pi… lo coba cara ini,siapa tahu Nanda bisa sadar dari koma.” Pia membaca judul di halaman itu “ Dengerin lagu favoritnya, pasien yang sedang koma terbangun ??? eh jangan konyol lo.” “ Nggak Pia… lo coba aja.” Pia memutar lagu Hingga Akhir Waktu milik band Nine Ball, lalu dia meletakkan hpnya di disamping telinga Nanda, lagu ini adalah lagu favorit Nanda “ Gue mohon jangan bawa Nanda pergi Winnie.” Batin Pia Hari demi hari telah berlalu, tak terasa hari ini adalah hari ulang tahun Nanda yang ke 25 “ Lang,rasanya gue masih belum rela kalau harus kehilangan dia, kehadiran Nanda benar-benar berarti buat gue.” Jawab Pia “ Iya... gue ngerti kok” Kemudian mereka merayakan ulang tahun Nanda secara sederhana “ Selamat ulang tahun nak.” Mama Nanda mencium kening putranya itu “ Happy Birthday sayang.” Kata Pia Rupanya perayaan ulang tahun kali ini merupakan perayaan ulang tahun terakhir buat Nanda, karena setelah itu Nanda menghembuskan nafas terakhirnya, dia meninggal karena pembuluh darah di otaknya pecah Derasnya air hujan pun turut mengantarkan Nanda ke peristirahatannya yang terakhir, makam Nanda berada tepat di samping makam Winnie “ Udah Pi… lo harus ikhlas, Nanda udah bahagia disana,dia udah nggak ngerasain sakit lagi.” Gilang menghibur Pia “ Iya Lang.” Pia menangis sesenggukan Setelah pemakaman Nanda, Pia pulang, saat Pia tertidur, terdengar suara Nanda memanggilnya “ Pia… Pia.” “Nanda… kamu dimana ?” tanya Pia “ Pia kamu kenapa nak ?” tanya Mamanya “ Itu suara Nanda ma, dia manggil Pia.” “ Sayang, Nanda udah meninggal.” Seminggu setelah Nanda meninggal, Pia pergi ke danau tempat mereka biasa menghabiskan waktu bersama, Pia pun berlinang airmata ketika mengingat kenangannya bersama Nanda “ Mungkin hanya doa yang bisa aku kasih buat kamu sayang, semoga kamu tenang di alam keabadian.” TAMAT

Kutunggu Di Pintu Surga (Part I)


Kutunggu Di Pintu Surga (Part I) Oleh : Cicilia Wulan Hari itu mendung tampak menggantung di langit ibukota, tampak seorang laki-laki muda yang tengah mengusap sebuah batu nisan “ Udahlah Nanda,ikhlasin dia, lo nggak boleh terus meratapi kepergian Winnie.” “ Lo nggak ngerasain apa yang gue rasain Lang, gue nggak sanggup hidup kalau harus tanpa Winnie,gue sayang banget sama dia.” “ Iya… gue tahu Nda… lebih baik sekarang kita pulang, lo itu kan masih baru aja sembuh dan lo juga harus banyak istirahat.” Winnie adalah kekasih Nanda yang meninggal karena penyakit ginjal,Nanda memang begitu menyayanginya, kepergian Winnie sangat memukul hati Nanda “ Nanda sayang... makan dulu ya nak.” Kata Mama Nanda “ Nggak ma… Nanda lagi males makan.” Jawab Nanda “ Kamu nggak boleh kaya gitu,kamu juga harus memperhatikan kondisi kamu,ingat apa kata Dokter, kamu nggak boleh terlalu banyak pikiran.” Sejak kepergian Winnie,Nanda seperti kehilangan semangat hidupnya, sehari-hari dia hanya mengurung diri di kamar terus “Nanda… udah… sampai kapan lo mau kaya gini terus ?” tanya Gilang “ Gimana Lang ?” tanya mama Nanda “ Tetap aja tante… Gilang sampai capek.” “ Iya… tante tahu, tapi kalau dia seperti itu terus juga nggak baik buat kesehatannya,kamu juga pasti udah tahu tentang penyakit Nanda.” Mama Nanda masuk ke kamar Nanda, dilihatnya Nanda sedang tidur,dibelainya rambut putra kesayangannya itu, namun alangkah kagetnya sang mama begitu mengetahui ada beberapa rambut Nanda yang mulai rontok “ Jangan ambil nyawa anakku ya Tuhan.” Gumam mama Nanda Hangat sinar mentari pun membangunkan Nanda dari tidurnya,sehabis mandi dia menuju ke meja makan “ Pagi ma.” Sapa Nanda “ Pagi juga sayang,oh iya mama kemarin beli shampoo,katanya sih bisa menyuburkan rambut.” Kata mamanya “ Mama apa-apaan sih ? sejak kapan Nanda suka pakai shampoo penyubur rambut ?” Nanda merasa sedikit aneh dengan sikap mamanya itu “ Pokoknya kamu pakai aja shampoo itu.” Nanda memanasi mesin mobilnya,setelah itu dia segera menuju ke tempat kerjanya “ Oii bro.” Sapa Gilang “ Eh lo Lang.” Jawab Nanda “ Kok lemes banget bro ? lo kenapa ?” tanya Gilang “ Gue inget kalau hari ini adalah hari pertunangan gue sama Winnie, tapi… kenapa dia ninggalin gue secepat ini ? gue belum siap kalau harus kehilangan dia,Winnie itu cinta mati gue Lang.” Kata Nanda “ Yang sabar Nanda… Tuhan punya rencana lain yang lebih indah buat lo.” Gilang merangkul sahabatnya itu “ Harusnya gue duluan yang pergi.” Kata Nanda “ Lo ngomong apaan sih ? jangan ngomong gitu ah,eh hidung lo kenapa Nda ?” tanya Gilang saat melihat ada darah mengalir dari hidung Nanda Nanda segera berlari menuju toilet, dia melihat pancaran wajahnya yang terlihat sedikit pucat di cermin “ Apakah ajal gue akan segera tiba ?” tanya Nanda dalam hati Sepulang bekerja,Nanda menyempatkan diri menuju ke sebuah danau,di tempat itu lah dia biasa menghabiskan waktunya bersama Winnie saat Winnie masih hidup “ Aku kangen kamu sayang,dulu kita sepulang kuliah kita selalu menghabiskan waktu disini, kamu selalu bawain aku kue kesukaan aku yang kamu buat sendiri.” Nanda memejamkan matanya dan membayangkan saat terindah itu “ Tapi… sekarang kamu udah nggak ada disamping aku lagi.” Tiba-tiba sebuah bola mengenai punggung Nanda “ Maaf Kak, aku nggak sengaja.” Seorang anak kecil menghampiri Nanda “ Maafin adek aku ya ?dia benar- benar nggak sengaja.” Seorang cewek kemudian menghampiri Nanda “ Astaga !!! cewek ini mirip banget sama Winnie.” Mata Nanda nyaris tak berkedip ketika memperhatikan cewek itu “ Kamu nggak apa-apa kan ?” tanya cewek itu “ Aku nggak apa-apa, oh iya boleh kenalan nggak ? nama aku Nanda , hmm… anak kecil tadi itu adek kamu ya?” “ Iya…nama aku Sylvia, tapi biasanya aku dipanggil Pia ?” “ Pia ??? kok kaya nama kue ya ?” Wajah Pia berubah jadi cemberut “ Iya… iya aku kan Cuma bercanda, eh kita ngopi yuk,enak lho dingin-dingin kaya gini,aku yang traktir deh.” Kata Nanda Mereka menuju ke kedai kopi di dekat danau itu,Nanda merasakan kalau Pia sangat mirip dengan Winnie,bukan hanya dari wajahnya,sikapnya pun sama dengan sikap Winnie “ Kamu kenapa Nanda ? kok aku perhatiin kamu melamun aja dari tadi.” Kata Pia “ Aku ingat Winnie,mantanku yang udah meninggal beberapa tahun yang lalu.” Jawab Nanda “ Oh jadi Winnie itu mantan kamu Nda ?” tanya Pia “ Iya… emang kamu kenal sama Winnie ?” “ Ya iya lah… Winnie itu sepupu aku,dari kecil aku memang akrab banget sama Winnie,Cuma bedanya… kalau aku agak tomboy,sedangkan Winnie itu cewek banget.” “ Tapi… waktu pemakaman Winnie kemarin aku kok nggak lihat kamu ?” “ Hah ??? perasaan aku ikut deh,mungkin kamu yang nggak lihat,eh muka kamu kok pucat banget ? kamu sakit ?” “ Nggak kok,aku nggak sakit,Cuma kecapaian aja.” Hujan mulai turun rintik – rintik “ Pia,aku antar kamu pulang ya,hujannya udah turun.” “ Iya… boleh.” Nanda mengantar Pia sampai di depan rumahnya “ Makasih ya Nda… udah anterin aku.” “ Sama-sama Pia.” Kehadiran Pia ternyata sedikit mampu mengubah kehidupan Nanda,sejak bertemu Pia,Nanda kembali bersemangat dalam menjalani hidupnya “ Ehem… senyam-senyum melulu nih,kayanya ada yang lagi jatuh cinta nih…hehehe.” Goda Gilang “ Apaan sih ? sok tahu lo.” “ Nggak usah bohong Nda… gue udah tahu,lo pasti jatuh cinta sama si Miss P itu kan ? “ Miss P ??? siapa lagi tuh ?” “ Haduhh… pakai pura-pura nggak tahu lagi, itu tuh sepupunya Winnie, yang kemarin ketemu di danau, ya kan ? apa dia tahu tentang penyakit lo ?” “ Nggak… dia nggak tahu tentang penyakit gue, gue mohon lo jangan cerita ke dia tentang penyakit gue.” Hari demi hari pun berlalu,nggak terasa udah malam minggu, Nanda mengajak Pia ke pantai, disana mereka menghabiskan malam berdua “ Pia, malam ini indah banget ya rasanya.” Kata Nanda “ Iya… apalagi kalau kita menghabiskan malam ini dengan orang yang kita sayangi, pasti… itu akan lebih indah,sayangnya, orang yang aku sayangi udah pergi jauh ninggalin aku,mantan aku udah meninggal dua tahun yang lalu.” Pia meneteskan airmata “ Jangan sedih… aku juga merasakan apa yang kamu rasakan,ditinggalkan sama orang yang kita cintai itu benar-benar menyakitkan.” “ Aku pengen banget ketemu seseorang yang nggak akan ninggalin aku lagi sampai maut yang memisahkan kita.” “ Pia … sebenernya aku….” Kata Nanda ragu “ Sebenernya apa Nanda ??? sebenernya aku jelek gitu, iya…aku ngerti kok, banyak orang yang bilang kaya gitu ke aku.” “ Maksud aku bukan gitu… aku sayang banget sama kamu,kamu mau kan jadi pacarku ?” Nanda berlutut sambil memegang tangan Pia “ Ya aku mau jadi pacar kamu.” Jawab Pia Nanda mengajak Pia ke rumahnya,dia memperkenalkan Pia ke mamanya “ Ma ini Pia… pacar baru Nanda.” “ Wajahnya mirip banget sama Winnie sayang.” Bisik mama Nanda “Iya ma… Pia ini memang sepupunya Winnie.” Keesokan paginya, ketika Pia akan berangkat kerja,hpnya berdering “ Halo Pia, ini gue Gilang,gue sahabatnya Nanda, Nanda masuk Rumah Sakit.” “ Iya… di Rumah Sakit mana Lang ? sebentar lagi gue kesana.” “ Di Rumah Sakit Bintang Permata… oke gue tunggu.” Gilang menutup teleponnya Pia bergegas ke Rumah Sakit,dia bertemu mamanya Nanda “ Nanda gimana tante ?” “ Dia nggak apa-apa nak, tapi Nanda masih belum sadar.” Pia membuka pintu ruangan Nanda dirawat,dilihatnya cowok itu masih belum sadar,kata Dokter Nanda membutuhkan banyak istirahat, Pia mengurungkan niatnya untuk masuk ke ruangan “ Lo pasti Pia kan ? gue Gilang.” “ Oh… jadi lo yang telepon gue tadi.” “ Iya… hehehe.” Gilang tertawa.” “ Lang… sebenernya Nanda sakit apa sih ? beberapa hari yang lalu gue sempat lihat darah keluar dari hidungnya dan… dia juga sering pingsan.” “ Dia nggak sakit apa-apa kok, mungkin dia kecapaian,Nanda memang gitu anaknya, kalau kecapaian pasti darah keluar dari hidungnya.” Gilang asal jawab “ Nggak mungkin,masa Cuma kecapaian aja darahnya bisa keluar dari hidung, Nanda pasti menderita suatu penyakit yang parah.” Pia mendesak Gilang untuk menceritakan apa yang terjadi pada kekasihnya itu “ Nanda menderita kanker otak, dia melarang gue buat cerita ke lo,tapi berhubung lo yang minta… gue terpaksa menceritakannya.” Kata Gilang Terdengar suara erangan Nanda,dia memanggil Pia “ Kamu udah sadar sayang ?” “ Gue ada dimana ?” tanya Nanda “ Lo ada di Rumah Sakit bro.” Kata Gilang “ Kamu belum boleh banyak bergerak dulu.” Kata Pia “ Aku pengen ke danau,anterin aku ya sayang.” Kata Nanda pada Pia “ Kamu mau ngapain di danau ? kamu itu masih sakit sayang,lebih baik kamu istirahat… biar kondisi kamu pulih.” “ Ayolah… sekali ini aja.” Pinta Nanda Atas izin Dokter dan mama Nanda, Pia mengajak Nanda ke danau “ Aku bosen kalau di Rumah Sakit terus.” Nanda menyandarkan kepalanya di bahu Pia “ Sayang… aku punya sesuatu buat kamu.” Kata Pia “ Apa itu sayang ?” “ Taraa...” Pia mengeluarkan sebuah syal “ Gimana ??? kamu suka nggak ?” tanya Pia “ Suka banget… makasih sayang.” Kata Nanda Pia memakaikan syal itu di leher Nanda Pia menatap wajah Nanda, pandangan mata Nanda terlihat sayu, begitu juga wajahnya tampak pucat, meski begitu, sinar ketampanan masih terpancar dari wajah Nanda “ Jadi… kamu udah tahu kan tentang penyakit aku ?” tanya Nanda “ Iya sayang,aku tahunya dari Gilang.” Kata Pia “ Rambut aku juga udah mulai rontok,berarti nggak lama lagi aku akan segera menyusul Winnie.” Nanda memperlihatkan beberapa helai rambutnya yang rontok “ Udah… jangan ngomong gitu sayang,aku nggak mau dengar kamu ngomong itu lagi,lebih baik sekarang kita pulang ya, udara disini nggak baik buat kamu.” Beberapa hari setelah dari danau badan Nanda mengalami panas yang cukup tinggi, kondisinya drop hingga dia tak sadarkan diri dan harus mendapat perawatan di ruang ICU,berbagai alat medis terpasang di tubuhnya agar dia tetap bertahan hidup,Pia sangat sedih melihat kondisi kekasihnya sekarang,Dokter menyatakan Nanda koma “ Kenapa kondisi kamu jadi kaya gini ? kalau aku tahu jadinya bakal kaya gini aku nggak ngizinin kamu buat pergi ke danau.” Sesal Pia Pia hanya bisa melihat Nanda dari sebuah jendela kaca,Dokter belum mengizinkan dia buat masuk ke ruang ICU “ Lang lo bisa anterin gue nggak ?” tanya Pia Emang lo mau kemana Pi ?” “ Gue mau ke makam Winnie,udah lama gue nggak ke makam dia.” Kata Pia “ Tapi nggak ada yang jagain Nanda, masa lo mau ninggalin dia ?” tanya Gilang “ Sebentar lagi nyokapnya kesini.” Nggak lama kemudian mama Nanda tiba di Rumah Sakit “ Tante… Pia sama Gilang mau keluar dulu,Cuma sebentar kok.” Kata Pia “ Iya nak,nggak apa-apa.” Pia dan Gilang menuju ke makam Winnie “Winnie… ini gue Pia.” Pia meletakkan bunga di atas makam Winnie “ Gue udah jadian sama Nanda seperti yang lo inginkan, awalnya gue terpaksa jadian sama dia,tapi ternyata gue baru menyandari, gue benar-benar jatuh cinta sama dia.” Angan Pia pun melayang ke masa dimana dia masih kecil dan bermain bersama Winnie “ Tapi sekarang gue sedih Win, Nanda saat ini lagi sekarat di Rumah Sakit, dan… gue mohon sama lo, jangan ajak dia ikut sama lo,gue masih pengen nemenin dia di sisa hidupnya.” Pia terisak “ Pia… udah lo jangan nangis, yang penting sekarang kita berdoa buat kesembuhan Nanda.” Hibur Gilang Mereka kembali ke Rumah Sakit,Pia mencoba masuk ke ruang ICU “ Maaf kalian keluarga pasien ?” “ Iya sus,kami temen dekatnya,apa kami udah boleh masuk ?” tanya Gilang “ Silahkan Mas,tapi karena ruangan ini sangat steril kalian harus memakai baju yang telah kami sediakan.” Sudah lima hari Nanda terbaring di Rumah Sakit “ Kamu nggak capek apa tidur terus ? nggak kangen kue buatan aku ? kemarin aku buat kue kesukaan kamu loh.” “ Gimana kondisi Nanda ? udah sadar dia ?”tanya Gilang yang baru aja pulang kerja “ Gue ngerasa ngeri waktu lihat kabel-kabel yang ada di dada Nanda.” Kata Pia “ Gue juga Pi,tapi alat itu juga yang membantu dia buat tetap hidup,hidup dia sangat bergantung sama alat-alat itu.” “ Oh Tuhan,kenapa kejadian ini terulang lagi ??? kemarin aku jagain Winnie yang lagi koma,sekarang aku jagain Nanda yang koma juga.” Pikir Pia Selama Nanda koma, Pia sering membacakan sebuah cerita,hal ini dilakukan Pia untuk memancing respon Nanda “ Kamu harus sembuh sayang… kamu anak yang kuat, aku yakin kamu pasti bisa bertahan hidup.” Kata Pia sambil mengenggam tangan Nanda Pia merasakan tangan Nanda menggenggam erat jari jemarinya, Nanda sudah mulai bisa merespon suara Pia,sekalipun dia belum sadar sepenuhnya “ Pia… Pia…” Erang Nanda lirih “ Iya sayang… aku ada disamping kamu,aku akan jagain kamu.” Pia membelai rambut Nanda “ Sakit… sakit.” Nanda kembali mengerang kesakitan,sepertinya dia merasakan sakit di kepalanya, Pia membelai rambut Nanda,belaian lembut Pia membuat cowok itu kembali tenang, Pia lalu mencium kening Nanda Sayup-sayup terdengar pembicaraan antara mama Nanda dan Dokter “ Bagaimana Bu ? alat-alat di tubuh Nanda itu ada batas waktunya,kalau sampai batas waktu yang telah ditentukan Nanda belum juga sadar,mohon maaf… maka kami akan melepas alat-alat itu.” Kata Dokter “ Tolong kasih kesempatan sebentar aja Dok,saya pengen Nanda bisa merayakan ulang tahunnya mungkin untuk yang terakhir kali, setelah itu Dokter bisa melepas semua alat itu.” Pinta Mama Nanda “ Iya Bu… kami akan memberikan waktu.” Kata Dokter Dengan langkah lemas,mama Nanda meninggalkan ruangan Dokter, hati ibu mana yang tak miris ketika melihat buah hatinya terbaring lemah di ruang ICU, hatinya tak tega melihat penderitaan yang harus dirasakan putra kesayangannya “ Tante.” Sapa Pia “ Eh Pia,maaf Tante nggak dengar suara kamu.” “ Nggak apa-apa kok Tante.” “ Nanda beruntung bisa ketemu sama kamu, sejak Winnie meninggal… Dia seperti nggak punya semangat hidup, setelah dia ketemu kamu,semangat hidupnya mulai muncul,dia pengen banget bisa membahagiakan kamu… sayangnya hidup dia udah nggak lama lagi” Ucap Mama Nanda “ Pia tahu Tante,Pia juga sayang banget sama Nanda,Pia janji… Pia akan selalu ada buat Nanda,apapun kekurangan Nanda, Pia ikhlas menerima dia.” “ Makasih nak… kamu anak yang baik,kehadiran kamu akan menjadi semangat buat Nanda agar dia bisa melewati masa kritisnya.” Hari demi hari pun telah berlalu,semenjak Nanda koma,Pia menjadi semakin dekat dengan Gilang,di hati Gilang pun mulai tumbuh benih-benih cinta terhadap gadis manis itu “ Pia… lo udah makan belum ?” tanya Gilang “ Belum Lang,gue nggak sempat makan.” Kata Pia “ Lo gimana sih ? biar gimana pun lo juga harus makan, Nanda udah sakit,kalau lo juga ikutan sakit kan gue juga yang repot,nih gue bawain mie ayam… enak lho.” Kata Gilang “ Makasih ya… lo perhatian banget sama gue.” “ So pasti lah… lo kan pacar sahabat gue,jadi… lo juga sahabat gue… sahabat itu harus saling menjaga, ya nggak ?” Kemungkinan Nanda untuk sadar dan sembuh sangat tipis,walaupun begitu Pia tak pernah lelah untuk menunggu Nanda sadar “ Aku yakin kamu pasti sadar sayang,aku janji… kalau kamu udah sadar nanti, aku akan ajak kamu ke danau,kita bisa menghabiskan waktu sepuasnya di danau.” Bisik Pia di telinga Nanda “ Ya ampun… baju kamu bau keringat, sebentar ya aku ganti baju yang baru ya.” Kata Pia Sebelum Pia mengganti baju Nanda, dia membasuh kedua lengan Nanda dengan handuk basah,kemudian memakaikan baju itu di tubuh Nanda “ Cakep banget pacar aku hehehe…” Pia terlihat seperti orang gila,dia bicara sama orang yang masih koma “ Pia… gue mau ngomong sesuatu ke lo,sebenernya gue.”kata Gilang “ Sebenarnya apa Lang ? lo tuh mau ngomong apa sih ? “ Gue itu…” Gilang ragu untuk mengungkapkan perasaannya ke Pia