Senin, 09 Juni 2014

Cinta Terlarang

vHari itu mentari bersinar dengan sangat cerah, aktifitas pun terlihat di berbagai sudut kota, karena hari ini adalah awal pekan, semua terlihat begitu sibuk nggak terkecuali pasangan suami istri yang tinggal di sebuah rumah yang cukup mewah “ Pagi Mas, sarapan dulu, aku udah buatin roti special lho.” “ Wah kebetulan… aku emang lagi lapar nih.” Kata sang suami Ketika mereka sedang asyik sarapan,tiba-tiba hp sang istri berbunyi,ia mengangkatnya “ Iya Pak… sebentar lagi saya akan segera ke kantor.” “ Siapa ?” “ Bos aku… hari ini ada clien penting yang datang… jadi aku harus cepat-cepat ke kantor, nanti kalau kamu butuh apa-apa kamu panggil Surti aja.” Surti adalah pembantu baru di rumah itu,dia baru seminggu bekerja disana, saat sang suami akan ke kamar mandi, tanpa sengaja dia melihat Surti “ Hmm nih anak badannya oke juga, mumpung istriku udah berangkat,aku nggak boleh menyia-nyiakannya.” Lantas dia pun memanggil Surti “ Surti… Surti… .” “ Iya Pak,Bapak manggil saya ?” “ Jangan panggil Bapak, panggil Mas aja.” Katanya sambil memegang tangan Surti “ Pak, jangan gitu… nanti saya dimarahi sama Ibu…” Surti ketakutan “ Kamu nggak usah takut,Ibu udah berangkat kerja.” Lalu dia mengajak Surti ke kamarnya “ Nah sekarang nggak akan ada yang ganggu kita.” Katanya sambil menutup pintu kamar “ Apa-apaan ini,saya nggak mau Pak.” Surti berteriak ketakutan “ Kamu bisa diam nggak ? sekali lagi kamu teriak, pisau ini akan membunuh kamu !!!” Ancamnya Karena diancam, Surti, gadis lugu itu pun terpaksa melakukan hal itu, beberapa jam kemudian laki-laki itu keluar,sementara Surti menangis,dia menyesali apa yang telah terjadi “ Aku sudah melakukan sebuah dosa besar.” Isak Surti Seminggu kemudian,setelah kejadian itu, sang istri melihat Surti yang mual-mual “ Kamu sakit ? kita ke Dokter ya ?” “ Nggak usah Bu, saya nggak apa-apa kok, mungkin Cuma masuk angin aja.” Kata Surti “ Ya udah kalau gitu kamu istirahat aja.” Sesudah itu sang istri pun menghapiri suaminya yang tengah asyik nonton tv “ Mas, si Surti akhir-akhir ini kok aneh ya ?” tanyanya “ Aneh gimana maksud kamu ?” “ Ya kayak orang hamil gitu,kemarin aku lihat dia mutah-mutah.” “ Kamu ini aneh-aneh aja,Surti kan belum menikah,mana mungkin dia hamil.” Sang suami berusaha untuk terlihat tenang,padahal dalam hatinya dia merasa bingung “ Gawat, kalau sampai Surti bener-bener hamil,ah tapi tunggu dulu,aku belum yakin kalau belum membuktikannya sendiri.” Pikirnya Dia berusaha membuktikan kalau Surti benar-benar hamil,maka dia memberikan alat pengetes kehamilan,dan hasilnya pembantunya itu benar-benar hamil “ Kamu harus menggugurkan kehamilan kamu.” “ Nggak Pak,sampai kapanpun saya nggak akan menggugurkan kandungan saya,kalau saya menggugurkannya sama aja saya membunuh anak saya sendiri.” “ Oke, kalau itu memang kemauan kamu.” Surti akhirnya memilih untuk berhenti bekerja di rumah itu,dia merasa malu, dia memilih untuk pulang “ Kasihan kamu nak,ayahmu nggak mau mengakui kamu sebagai anaknya,tapi ibu janji, ibu akan menjaga kamu.” Surti mengelus perutnya yang semakin besar Dengan bantuan seorang bidan desa, Surti melahirkan seorang bayi laki-laki,bayi itu dia beri nama Arjuna,Arjuna pun tumbuh menjadi seorang anak yang lincah dan cerdas Arjuna kecil pun beranjak dewasa, dia tumbuh jadi seorang cowok yang cakep,sekarang dia kuliah di salah satu perguruan tinggi,dia juga menjabat sebagai kapten tim basket di kampusnya “ Juna… udahan dong basketnya.” Teriak Luna,pacarnya “ Iya.. bentar lagi tanggung nih.” Kata Juna,dia berlari menghampri Luna “ Stop.. udah disitu aja… gue paling anti sama orang yang lagi keringetan.” Kata Luna “ Alah gak usah gaya lo,lo juga demen kan sama bau keringet gue ? hehehe.” Arjuna mencubit pipi Luna “ Idihh geer lo,udah cepetan mandi sana, habis tolong anterin gue pulang .” Ajak Luna Setelah mandi, Juna dan Luna menuju ke rumah Luna,Luna memperkenalkan Juna ke papa mamanya, Juna segera pamit pulang setelah itu “ Lun… Juna itu pacar kamu ?’ Tanya papanya “ Iya pa ?” jawab Luna “ Papa sarankan kamu lebih baik putus sama Arjuna “ Lho kenapa pa ? “ Ya papa nggak suka aja sama dia.” Juna tinggal di sebuah kontrakan kecil,di kontrakan itulah dia tinggal bersama Surti,ibunya “ Belum tidur kamu nak ?” “ Eh ibu, belum bu… lagian Juna juga belum ngantuk.” “ Ya udah ibu ke dapur dulu.” Sesaat kemudian ibunya kembali,dilhatnya Juna sedang tertidur pulas di kursi “ Ibu sayang banget sama kamu.” Hari ini Juna berlatih basket,sinar matahari begitu terasa menyengat di kulit,saat akan memasukkan bola, kepala Juna terasa pusing,pengelihatannya terasa agak kabur,dia meminta izin untuk pergi ke klinik Seminggu setelah kejadian itu,saat Juna tengah mengikuti kuliah,rasa pusing itu kembali menderanya,kali ini Juna merasakan ada sedikit darah yang keluar dan merembes di kepalanya “ Apa yang terjadi sama gue ? kenapa keluar darah dari kepala gue ?” pikirnya Melihat ada sesuatu yang nggak beres terjadi padanya, Juna pergi ke klinik kampusnya “ Saya rasa kamu harus segera memeriksakan diri ke Rumah Sakit.” Saran Dokter Sorenya Juna pergi ke Rumah Sakit “ Gimana Dok ? penyakit apa yang saya derita ?” “ Berdasarkan hasil ct scan di kepala kamu, saya rasa kamu menderita penyakit aneurisma.” “ Aneurisma ??? penyakit apa itu ? Tanya Juna “Aneurisma merupakan penyakit yang menyerang otak yang ditandai dengan adanya tonjolan menyerupai balon dalam pembuluh darah yang ada dalam otak. Lama kelamaan, tonjolan tersebut dapat bocor dan kemudian pecah.” “ Tapi selama ini saya nggak pernah merasakan gejalanya Dok ?” “ Memang pada awalnya semua orang tidak menyadarinya,penyakit ini termasuk penyakit yang sangat mematikan.” “ Saya mohon jangan sampai ibu saya tahu.” Juna meninggalkan Rumah Sakit dengan lemas,dia nggak menyangka bahwa penyakit yang dideritanya sangat parah “ Kamu kenapa nak ?” Tanya ibunya ketika melihat Juna pulang dengan wajah lesu “ Nggak apa-apa Bu.” Dia masuk ke kamarnya “ Ternyata penyakit gue separah itu.” Kata Juna Sejak dia difonis menderita aneurisma, sikap Juna mendadak berubah,yang dulunya dia selalu ceria kini berubah,Juna menjadi sangat pemurung “ Lo kenapa sih ? nggak biasanya lo kaya gini.” Kata Dion,sahabat Juna “ Gue nggak apa-apa.” “ Lo jangan gitu… kalau ada masalah lo cerita aja ke gue.” “ Gue kena penyakit aneurisma,tapi gue minta tolong ke lo, jangan sampai semua orang tahu, termasuk nyokap gue dan Luna.” “ Berarti penyakit lo ini bukan penyakit yang ringan.” “ Iya… kalau penanganannya terlambat sedikit aja, pembuluh darah di kepala gue bisa pecah.” Sementara itu di rumah Luna “ Kenapa sih papa menentang banget hubungan Luna sama Juna ?” Tanya Luna “ Ya… papa merasa kalau kamu nggak cocok aja sama Juna, kamu ini kan anak seorang direktur,masa kamu pacaran sama anak seorang pembantu.” Kata papanya “ Kok papa tahu kalau Juna itu anak seorang pembantu ? papa tahu dari mana ?” “ Aduh mampus, kenapa aku bisa keceplosan sih ? kalau Luna tahu bahwa Juna itu anaknya Surti bisa gawat nih.” Pikir papa Luna “ Pa… kok ngelamun sih ? papa belum jawab pertanyaan Luna.” “ Oh iya… papa nebak-nebak aja.” Jawabnya ngasal Keesokan harinya,tanpa sengaja papa Luna bertemu dengan Surti “ Pak, Juna sekarang sudah besar, apa Bapak nggak ingin bertemu dia ?” Tanya Surti “ Ngapain saya harus ketemu dia ?” “ Dia itu anak Bapak.” “ Apa ??? anak ??? sampai kapan pun saya nggak akan pernah mengakui bahwa dia adalah anak saya,dan perlu kamu tahu bahwa dia sekarang pacaran sama Luna,anak saya, kamu harus menyuruh anak itu buat menjauhi Luna.” “ Oh jadi Luna itu anak Bapak ? sekalipun Bapak mengancam saya, saya nggak akan menyuruh Juna buat menjauhi Luna,bila perlu saya akan mengatakan tentang apa yang sudah Bapak lakukan ke istri Bapak.” “ Jangan Surti, ini ada uang 30 juta,anggap aja ini sebagai uang tutup mulut.” “ Maaf Pak, saya nggak butuh uang ini,yang saya butuhkan adalah tanggung jawab Bapak.” Luna dan Arjuna tengah berjalan-jalan di taman kota “ Lun, kalau seandainya gue pergi… lo ikhlas gak ?” “ Ngomong apaan sih lo ?” “ Nggak… nggak apa-apa kok.” “ Lo ngapain sih ? kok lihatin gue kaya gitu ?” Tanya Luna “ Gue cinta banget sama lo Lun… .” gumam Juna,dia ingat akan kata Dokter “ Hidup kamu kemungkinan nggak akan lama lagi.” Juna menatap langit “ Tuhan… berikan aku kesempatan sebentar aja, aku pengen buat Luna bahagia di saat-saat terakhirku,sebelum ajal itu datang menjemput aku.” Pikir Juna “ Gue nggak mau kehilangan lo,buat gue lo adalah cinta sejati gue.” Luna memeluk Arjuna “ Kita pulang yuk,gue anter ke rumah ya.” Ajak Juna Setelah mengantar Luna,Juna pulang “ Juna… ada yang ingin ibu ceritakan sama kamu.” “ Tentang apa bu ?” “ Ini mengenai sebuah rahasia yang telah ibu simpan selama 22 tahun, rahasia ini menyangkut tentang siapa ayahmu.” “ Ayah Juna ? siapa dia Bu ?” “ Dia adalah papanya Luna.” “ APA ???” jangan bilang kalau ibu bohong, berarti Luna itu adik tiri Juna ?” “ Iya nak… sebenarnya ibu juga nggak tega mengatakannya sama kamu.” Juna nggak bisa berkata-kata apa-apa lagi,seakan mulutnya tercekat,saat dia tahu kalau Luna, cewek yang dia cintai adalah adik tirinya sendiri,dia berjalan menuju kamarnya,disaat dia berdiri pandangan matanya terasa kabur “ Kamu nggak apa-apa nak ? sini ibu bantu Ibunya membantu Juna berjalan menuju kamarnya Ketika Juna berjalan menuju kamarnya,dia pingsan “ Juna… bangun,kamu kenapa ?” Ibunya melihat ada darah yang keluar dari kepala Juna,dia berteriak meminta tolong “ Ada apa Bu ?” “ Anak saya pingsan,dari kepalanya keluar darah.” “ Wah ini harus segera dibawa ke Rumah Sakit,biar saya yang antar.” Sesampainya di Rumah Sakit, perawat membawa Juna ke ruang tindakan “ Maaf silahkan anda menunggu di luar dulu.” Keesokan harinya, selesai kuliah, Dion berlari-lari menghampiri Luna “ Lun… heeeh… heeeh… “ Dion terengah-engah,dia meminum milkshake milik Luna “ Heh… itu milkshake gue, ngapain lo minum ?” “ Sori Lun, gue haus banget,ada berita buruk buat lo.” “ Berita buruk apaan ?” “ Juna masuk Rumah Sakit, sebaiknya lo cepet kesana, kondisinya parah, kata nyokapnya dari kepala Juna keluar darah.” Tanpa pikir panjang,Luna segera pergi ke Rumah Sakit,dia menghentikan sebuah taksi “ Rumah Sakit Setia Pak.” Kata Luna “ Iya Mbak.” Luna tiba di Rumah Sakit, betapa terkejutnya dia saat melewati ruang ICCU, di ruangan ICCU Juna terbaring nggak berdaya,beberapa peralatan medis terpasang di tubuh Juna,selang oksigen terpasang di mulut Juna dan juga ada beberapa kabel di dadanya, Luna melihat ibu Arjuna “ Juna sakit Luna.” Ibu Arjuna memeluk Luna Bersamaan dengan itu Dokter keluar “ Penyakit apa yang dia derita ?” “ Juna menderita aneurisma, penyakit ini disebabkan karena adanya tonjolan di pembuluh darah yang ada di otaknya.” Kata Dokter Mendengar penjelasan Dokter, tubuh Surti terasa lemas “ Ibu nggak nyangka kalau Juna menderita penyakit yang separah ini.” Kata Surti “ Lalu gimana kondisi Juna Dok ?” Tanya Luna “ Dia mengalami koma akibat pendarahan di otaknya.” “ Apa ada cara buat menyelamatkan dia Dok ?” “ Cara satu-satunya adalah melakukan pembedahan, pembedahan ini harus cepat dilakukan… sebelum dinding pembuluh darah otaknya pecah.” Surti dan Luna keluar dari ruangan Dokter “ Luna… ngapain kamu disini ?” Tanya papanya yang ternyata juga sedang berada di Rumah Sakit itu “ Juna sakit pa, kondisinya kritis, jadi Luna harus ada disini.” “ Papa kan udah bilang sama kamu, kamu nggak usah lagi ketemuan sama anak itu, sekarang juga kamu harus ikut papa pulang.” Papanya menarik paksa tangan Luna “ Tapi pa… .” “ Udah… kamu nggak usah banyak alasan.” Dalam perjalanan pulang, Luna menangis, dia teringat akan kondisi Juna “ Sekarang juga kamu masuk kamar !!!” Papanya menyuruh Luna masuk kamar “ Maafin gue… gue nggak ada disamping lo, padahal gue tahu lo sedang berjuang untuk tetap hidup.” Pikir Luna “ Maafkan papa Luna… bukan papa nggak menyetujui hubungan kamu sama Juna, tapi Juna itu kakak tiri kamu nak.” Juna masih terbaring lemah di ruang ICCU,Dokter mengatakan kalau dia nggak akan bisa bertahan hidup tanpa alat bantu “ Sabar ya nak. “ Surti membelai rambut anaknya itu Dari kejauhan terlihat papa Luna, dia berlalu begitu aja, tanpa melihat ke arah ruang ICCU yang tepat ada di depannya “ Bagus ya… disaat anak sakit kamu nggak memperhatikan dia.” “ Surti, ngapain kamu disini ?” “ Juna sedang sakit parah, apa kamu nggak tahu ?” “ Juna sakit ??? sakit apa ?” “ Dia menderita penyakit aneurisma, dan penyakit itu sangat mematikan.” Luna memandang sebuah gitar yang tergantung di kamarnya,gitar ini adalah gitar kesayangan Arjuna “ Dengan gitar ini gue akan bikin lagu yang bagus, terus gue tawarin ke label,kali aja lagu itu bisa buat band gue terkenal.” Kata Arjuna “ Terus kalau band lo udah terkenal, dan lo punya banyak fans cewek lo pasti lupa sama gue ya kan?” Tanya Luna “ Ya nggak lah… biarpun gue punya banyak fans cewek… satupun nggak akan ada yang bisa gantiin lo, karena lo adalah bidadari di hati gue.” “ Alah… gombal lo.” Kata Luna “ Gue serius Lun.” Luna mencoba memainkan gitar itu “ Kalau gue main gitar ini… rasanya… gue jadi inget lo.” Hari demi hari pun berlalu, kesepian pun menyelimuti hati Luna, karena malam minggu ini Luna nggak bisa melewatkannya bersama Juna “ Juna gimana Lun ? udah sadar dia ?” Tanya mamanya “ Luna juga nggak tahu ma.” Jawab Luna “ Lho kok nggak tahu sih ? Juna itu kan cowok kamu.” “ Papa nggak memperbolehkan Luna ketemu sama Juna.” Kata Luna “ Papamu tuh aneh banget, masa anak ketemu sama pacarnya nggak boleh.” Mama Luna menggelengkan kepalanya Di Rumah Sakit, Dokter tengah memeriksa Juna “ Kondisi Juna makin hari makin memburuk… ibu harus mempersiapkan segala kemungkinan terburuk yang akan terjadi.” Kata Dokter “ Luna… Luna… .” Juna mengerang lemah “ Iya sayang, sabar ya, sebentar lagi Luna kesini kok.” “ Gue kangen sama lo.” Luna memeluk sebuah boneka beruang pemberian Arjuna “ Sayang…. .” “ Eh mama… .” “ Mama mau menceritakan sebuah rahasia ke kamu.” Kata mamanya “ Rahasia apa ma ?” “ Ini tentang Juna, kamu jangan kaget ya… sebenarnya Juna itu adalah…. “ “ Adalah apa ?” “ Juna adalah kakak tiri kamu.” “ Nggak mungkin ma… .” Luna tercengang Sementara itu di Rumah Sakit “ Bu kondisi Juna kritis.” Kata Dokter Dokter dan beberapa perawat masuk ke ruang ICCU, Surti berusaha menghubungi Luna, Luna bergegas ke Rumah Sakit “ Mau kemana kamu ?” “ Mau ke Rumah Sakit, Juna kritis pa.” Mendengar kalau Juna kritis, papa Luna terdiam “ Juna kritis ? kalau gitu papa akan antar kamu ke Rumah Sakit.” Mereka berdua pergi ke Rumah Sakit “ Gimana kondisi Juna sekarang Tante ?” Tanya Luna “ Keluarga silahkan masuk.” Kata Dokter Mereka semua masuk ke ruang ICCU “ Juna… ini gue Luna.” Kata Luna “ Nak… kalau memang kamu mau pergi, ibu ikhlas,ibu nggak mau lihat kamu tersiksa seperti ini.” Kata Surti Luna merasakan genggaman tangan Juna semakin lama semakin lembut hingga tak ada lagi nadinya yang berdetak, Juna meninggal karena pembuluh darah di otaknya pecah Di pemakaman, airmata Luna kembali mengalir,terutama saat peti jenazah diturunkan ke liang lahat Semua orang sudah kembali pulang,hanya tinggal Luna, dan Dion, sahabat Juna ,guyuran hujan deras pun menambah kelamnya suasana “ Kenapa lo ninggalin gue secepat ini ?” Isak Luna sambil mengusap nisan Juna “ Lun ini semua udah jadi rencanaNya, gue tahu rencana Tuhan akan indah pada waktunya,walau nggak jarang kita harus menangis dahulu,seperti sekarang ini.” Dion menghibur Luna Hari ini tepat tujuh hari sejak kepergian Juna,masih terasa sulit bagi Juna untuk melupakan Juna “Berat rasanya kehilangan lo gue berusaha ikhlas,pergilah dengan tenang,semoga lo mendapat tempat yang indah disisiNya.”