Kamis, 22 Januari 2015

Kisah Sang Idola


Suasana ramai hari ini begitu terasa di salah satu sudut kota, tampak segerombolan anak muda tengah asyik menonton konser, para gadis pun histeris berteriak memanggil nama Sean, dia adalah seorang bintang idola remaja, usianya memang baru menginjak 23 tahun,ya… Sean emang cakep banget (Aliando aja kalah cakep sama dia hehehe) dia dikenal sebagai model, musisi, dancer yang juga mempunyai bakat di dunia acting… tercatat beberapa peran di sinetron dan film pernah sukses dimainkannya Di luar aktifitasnya di dunia hiburan, Sean adalah seorang mahasiswa yang juga cukup berprestasi, dia menjabat sebagai kapten tim basket cowok di kampusnya “ Duh capek banget gue.” Kata Sean “ Hehehe… sabar bro.” Kata Virzha, sahabat sekaligus manager Sean yang juga satu kampus sama dia “ Gue pengen keluar dari ukm basket.” “ Wah jangan dong, lo kan kapten tim.” Menjelang petang, mereka baru aja selesai latihan basket, Sean segera pulang, tapi begitu dia sampai di rumah “Jangan lupa kalau hari ini kamu masih ada pemotretan loh.” Kata Mamanya “ Ma… bisa nggak sih ada waktu kosong sehari aja… Sean kan juga butuh istirahat.” Kata Sean “ Iya mama ngerti nak.” “ Ya udah Sean mandi dulu.” Sehabis mandi, Sean melihat hpnya bergetar, dia mengangkatnya “ Halo sayang... udah selesai latihan basketnya ?” Tanya Vika, pacar Sean “ Udah sayang, ini aku udah di rumah.” Jawab Sean “ Hmm… ya udah… cepet istirahat, jangan lupa minum vitamin, jadwal kamu itu padat banget, aku nggak mau kamu sakit.” “ Iya sayang… aku nggak akan lupa kok.” Sebagai seorang idola remaja, jadwal Sean memang sangat padat, selain kuliah,hari-harinya diisi dengan kegiatan shooting, latihan band, latihan dance ,belum kalau ada shooting sinetron stripping,apalagi saat ini dia sedang menapaki puncak popularitasnya Keesokan harinya, Sean mengikuti kuliah, karena dosennya belum datang,mereka pun menunggu , Sean terkantuk kantuk dan akhirnya ketiduran, lihat Sean yang ketiduran Virzha kumat isengnya “ Kebakaran… kebakaran!!!” Teriak Virzha “ Hah… kebakarannya dimana ? Tanya Sean “ Satu kosong… kena deh lo… hehehe.” “ Sialan lo… gangguin gue aja… mimpi indah gue jadi buyar gara-gara lo.” “ Emang lo ngimpi apaan sih ?” “ Ada deh… kepo banget sih lo, oh iya malam minggu ini gue nggak jadi jalan sama lo, gue ada janji sama Vika.” “ Iya nggak apa-apa bro… kasihan Vika,karena kesibukan lo dia jadi jarang jalan sama lo.” Malam minggu pun tiba,Sean dan Vika jalan-jalan, baru aja melangkahkan kaki, mereka udah dicegat oleh wartawan infotainment untuk interview, mau nggak mau mereka harus mengikuti “ Kalian kan udah lama pacaran nih, ada keinginan buat nikah muda nggak sih ?” “ Hmm… gimana ya ? kita sih belum kepikiran buat sampai kesana… lagian aku sama Vika juga belum selesai kuliah.” Kata Sean “ Terus kemarin ada yang bilang kalau kalian udah nikah diam-diam itu bener nggak sih ?” “ Nggak… itu Cuma gossip aja… ntar kalau aku nikah pasti kasih tahu kalian kok, ya.. doain aja deh biar kita cepet nikah… hehehe.” Tegas Sean “ Oke deh… makasih buat waktunya ya.” Kemudian mereka masuk ke cafĂ© “ Aku ada hadiah special loh buat kamu.” Kata Sean “ Hadiah special ? apaan tuh ?” tanya Vika “ Ada deh… tapi kamu harus tutup mata dulu.” “ Kenapa pakai tutup mata segala sih.” “ Biar surprise dong.” Sean memakaikan sebuah kalung di leher Vika “ Aku udah boleh buka mata belum ?” “ Udah.” Jawab Sean Vika pun membuka mata, dia kaget kalau di lehernya udah ada kalung “ Makasih ya sayang, kalungnya bagus… aku suka banget.” “ Sama-sama sayang… tapi kalau misalnya kalung itu putus, berarti sesuatu udah terjadi sama aku.” Kata Sean “ Sesuatu ? maksudnya apa ?” “ Maksudnya aku kecelakaan atau gimana gitu.” Jawab Sean “ Kamu ngomong apaan sih ? nggak boleh tahu ngomong kayak gitu, omongan adalah doa loh.” “ Iya… hmm… lupain aja deh omongan aku tadi.” Tiba-tiba hp Sean berdering “ Halo… iya kenapa Vir ?” “ Gue Cuma mau ngingetin… jangan lupa kalau besok lo ada jadwal buat jumpa fans.” “ Iya bro… makasih.” “ Siapa sayang ?” “ Si Virzha, dia ngingetin aku kalau besok aku ada jumpa fans.” Hari ini ada latihan basket, tapi Sean memilih untuk absen dulu, karena dia baru aja pulang dari tour ke luar kota dan untuk persiapan buat jumpa fans nanti sore “ Ma… ntar jam 4 Sean ada jumpa fans, tolong dibangunkan ya.” Pesan Sean pada mamanya Mungkin karena merasa sangat lelah,Sean ketiduran, Virzha yang kebingungan pun menelponnya “ Lo dimana sih ? fans udah nungguin lo.” “ Sori gue ketiduran bro, gue capek banget, bentar lagi gue kesana deh.” “ Ya udah… cepetan.” “ Duh mampus gue, mana udah jam setengah 5 lagi.” Sean pun segera mandi,setelah mandi dia segera mengambil kunci kontak motornya, dalam kondisi yang masih sangat kelelahan dia mengendarai motornya, tiba-tiba dari arah berlawanan muncul sebuah mobil, Sean berusaha menghindari mobil itu,namun akibat kelelahan dia kehilangan konsentrasi hingga motor ninja yang dikendarainya malah menabrak pohon di pinggir jalan, tubuh Sean pun terpelanting dan kepalanya membentur trotoar ,dia nggak sadarkan diri seketika itu juga “ Duh kemana sih nih anak ? jam segini belum datang juga.” Pikir Virzha, dia lalu berusaha menghubungi Sean, sayang hpnya nggak di angkat “ Gimana sih ? sms nggak dibalas,telpon nggak diangkat ? maksudnya apa coba ?” Virzha ngomel sendirian Kemudian hp Virzha berdering “ Selamat malam,apa benar nomornya Mas Virzha ?” “ Ya,ini saya sendiri ini dari siapa ?” “ Ini dari kepolisian Mas,kami mau memberitahukan kalau teman anda Sean mengalami kecelakaan,sekarang dia ada di Rumah Sakit.” “Oh iya Pak,makasih infonya.” Virzha menutup teleponnya,dan segera menghubungi Vika “ Vik, ini gue… ada berita penting, Sean kecelakaan.” “ Serius lo ???” Tanya Vika “ Iya Vik… masa gue bohong sih .” “ Terus dimana Sean sekarang ?” Tanya Vika “ Dia ada di Rumah Sakit, gue mau kesana sekarang.” Kata Virzha “ Gue ikut Vir.” “ Iya… sekalian lo ajak mamanya Sean, ntar gue yang jemput.” Setelah menjemput Vika dan mama Sean, Virzha menuju ke Rumah Sakit “ Maaf Mas, silahkan tunggu di luar dulu.” Beberapa saat kemudian, perawat membawa Sean keluar ruang tindakan “ Kami harus segera melakukan operasi, Sean mengalami pendarahan otak yang cukup serius akibat benturan yang sangat keras di kepalanya.” Kata Dokter Setelah operasi, Dokter memindahkan Sean ke ruang ICCU, karena pasca operasi kondisi Sean menurun drastis dan dia mengalami koma, oksigen terpasang di mulutnya,kabel-kabel terpasang di dadanya, beberapa selang juga terlihat meliliti tubuhnya “ Saat ini hidup Sean sangat tergantung pada alat-alat bantu itu,tanpa alat itu dia nggak akan bisa bertahan hidup.” Kata Dokter Sang idola koma, itulah yang menjadi headline di beberapa tabloid dan Koran terbitan ibukota, berita itu mengundang simpati dari beberapa kalangan, beberapa fans Sean juga datang, mereka datang untuk menjenguk sang idola yang tengah terbaring kritis, namun mereka nggak diizinkan untuk masuk ke ruangan,jadi mereka Cuma bisa mengintip dari kaca ruang ICCU “ Bertahan ya sayang… kamu kuat.” Vika memegang tangan Sean, lalu Vika membelai rambut Sean Vika emang perhatian banget, hampir setiap hari dia membacakan dongeng buat Sean,katanya sih ini bisa bikin Sean cepat sadar “Vik,gue ke kampus dulu, hari ini ada persiapan buat pertandingan basket bulan depan,gue ditunjuk buat ngisi posisinya Sean.” Kata Virzha “ Iya, Vir,kita harus menang.” Jawab Vika “ Tapi kayaknya kalau menang sulit,lawan kali ini agak berat, apalagi nggak ada Sean,gue akui kalau kemampuan gue masih dibawah kemampuan Sean.” “ Lo nggak boleh ngomong gitu… kan setiap orang punya kemampuan sendiri-sendiri.” “Iya sih… ya udah gue berangkat, Sean… doain kita ya… biar kita menang dalam pertandingan basket bulan depan.” Virzha meninggalkan ruangan “ Permisi Mbak, kami mau melakukan pemeriksaan rutin.” Kata Dokter “ Oh iya Dok.” Dokter memeriksa kondisi Sean,Dokter membuka mata Sean dan memeriksanya dengan senter,sementara perawat mengecek selang infus di tangan Sean “ Darah yang mengalir keluar dari luka Sean sulit untuk dihentikan.” “ Jadi… sampai saat ini darah masih aja keluar dari lukanya Dok ?” Tanya Vika “ Iya Mbak, anda bisa lihat kalau darah masih merembes keluar.” Dokter menunjukkan perban di kepala Sean yang telah bercampur dengan darah,sementara itu di luar ruangan terlihat mama Sean “ Vika… hari ini biar Tante aja yang jagain Sean, kamu pasti capek bolak-balik kampus-Rumah Sakit terus.” “ Tapi Tante… “ kata Vika “ Udah… kamu istirahat aja dulu, kamu besok kan masih kuliah.” Vika pulang, mama Sean masuk ke ruang ICCU “ Ma… sakit… “ terdengar suara Sean lirih,dia mengerang kesakitan, mungkin dia kesakitan karena luka di kepalanya Mama Sean pun segera membelai rambut Sean,sesaat kemudian mamanya teringat akan kata-kata Sean tempo hari “ Sean udah capek ma… Sean pengen banget istirahat.” Sementara itu Virzha tengah berlatih basket, ketika jam istirahat tiba, Virzha meminta izin untuk ke ruang ganti, di ruang ganti pemain, tampak Virzha yang tengah termenung “ Lo kenapa Vir ?” Tanya Ryan “ Sean kecelakaan gara-gara gue, kalau aja waktu itu gue nggak nyuruh dia buat cepet-cepet datang ke acara itu, pasti hal ini nggak akan terjadi.” “ Ini musibah Vir… bukan salah lo.” “ Iya.. tapi tetep aja gue ngerasa bersalah.” “ Udah… lo nggak usah bingung… mending kita berdoa aja buat kesembuhannya Sean.” Sudah tiga bulan Sean terbaring nggak berdaya di Rumah Sakit, banyak jadwal yang terpaksa dibatalkan… begitu juga dengan kuliahnya, dia udah banyak ketinggalan materi kuliah,terlihat mama Sean tengah berkonsultasi dengan Dokter “ Ibu… mohon maaf sebelumnya, saya mohon kesediaan Ibu untuk menandatangani surat ini.” Kata Dokter “ Surat apa ini Dok ?” “ Ini adalah surat persetujuan yang menyatakan bahwa Ibu telah bersedia untuk melepas semua alat bantu yang selama ini membuat Sean tetap bertahan hidup,karena hari ini adalah batas terakhir dari pemasangan alat tersebut.” “ Saya nggak akan pernah menandatangani surat itu,kalau saya melepas alat penyokong kehidupan itu, sama aja dengan saya membunuh anak saya sendiri, Dokter juga punya anak kan ? coba bayangkan… kalau misalkan anak Dokter yang mengalami kondisi seperti ini, pasti Dokter juga nggak akan tega kan ?” Beberapa jam kemudian Vika pun tiba di Rumah Sakit, dia datang bersama Virzha “ Gimana kondisi Sean Tante ?” Tanya Vika “ Belum ada perubahan Vika, masih sama kayak yang kemarin, mungkin Tante akan membawa Sean berobat ke luar negeri.” “ Maaf Tante, tapi kalau melihat kondisi Sean sekarang, lebih baik Sean menjalani pengobatan disini aja,nanti setelah dia sembuh.. baru dia bisa menjalani pemulihan di luar negeri.” Kata Virzha “ Iya… kapan hari Sean pernah cerita ke Tante, kalau sebenernya dia udah capek sama aktifitasnya di dunia hiburan.” “ Betul Tante, dia cerita ke Virzha juga kayak gitu.” Kata Virzha “ Sekarang biar Vika aja yang jaga disini, Tante istirahat aja dulu,ntar biar Virzha yang anter Tante pulang.” Kata Vika Mama Sean pun pulang dan Virzha mengantarnya “ Pagi sayang, aku bawa buku cerita baru loh, mau dengerin nggak?” Vika mengajak Sean berbicara Sean tetap aja terdiam, kedua matanya masih tertutup dengan rapat,seakan dia nggak menyadari apa yang terjadi di sekitarnya, Vika pun mulai membacakan cerita “ Sayang… ceritanya sedih banget, aku sampai nangis waktu baca cerita ini, apa kamu juga nangis ?” Tanya Vika Vika melihat ada air mata yang mengalir keluar dari mata Sean, air mata itu membasahi pipi Sean, diusapnya air mata Sean “ Cepet sembuh ya… I love you sayang.” Diciumnya kening Sean “ Apapun yang terjadi aku nggak akan pernah ninggalin kamu.” Vika memegang tangan Sean dan menempelkannya di pipinya Hati Vika pun serasa tersayat-sayat, miris ketika dia melihat kondisi Sean, badan Sean yang dulunya berisi, sekarang menjadi agak sedikit kurus, karena saat ini Sean hanya mendapatkan makanan dari cairan infus, kata Dokter harapan Sean untuk sembuh sangat tipis, berdasarkan hasil ct-scan, selain mengalami pendarahan, Sean juga mengalami cedera otak yang sangat fatal,cedera otak itulah yang membuat Sean koma “ Tuhan, andaikan aku bisa gantiin Sean, biar aku aja yang menderita, jangan dia.” Isak Vika Seseorang memegang pundak Vika “ Eh lo Vir… bikin gue kaget aja.” Kata Vika sambil berusaha menghapus air matanya “ Lo nangis Vik ?” Tanya Virzha “ Nggak kok, mata gue Cuma kemasukan debu aja.” “ Lo nggak bisa bohongin gue, gue tahu kalau lo nangis Vik, sebenernya lo kenapa sih ? akhir-akhir ini gue sering lihat lo nangis di kampus.” “ Gue nggak tega kalau Sean harus menderita… apa sih salah dia ? kenapa dia harus menanggung penderitaan kayak gini ?” “ Yang salah itu gue Vik,harusnya gue yang ada di ruang ICCU… bukan Sean,gue penyebab dia kecelakaan,gue adalah manager terbodoh, Cuma ngejar duit aja.” Sesal Virzha “ Lo jangan nyalahin diri lo sendiri Vir, ini musibah, nggak ada yang salah dan nggak ada yang benar,oh iya lo nggak balik ke kampus ? katanya ada pertandingan basket ?” Tanya Vika “ Ah… iya gue lupa… kalau gitu gue ke kampus dulu ya.” Pamit Virzha “ Iya… semoga menang.” Kata Vika Virzha kembali ke kampus, beberapa jam setelah Virzha kembali ke kampus, Sean mengalami kejang,Vika memanggil Dokter “ Tolong siapkan alat kejut.” Kata Dokter Dokter membuka kancing baju Sean, kemudian menekan dadanya dengan alat itu “ Masih belum ada perubahan Dok.” Kata Perawat Setelah berusaha sekuat tenaga, akhirnya Dokter menyatakan bahwa Sean telah menghembuskan nafas terakhirnya,setelah berjuang kurang lebih selama tiga bulan, Dokter pun melepas semua alat bantu yang selama ini membantu Sean untuk bertahan hidup Di kampus Sean, pertandingan basket telah usai,dan tim kampusnya keluar menjadi juara umum “ Lo pasti seneng, kita juara bro.” Virzha bergegas menuju ke Rumah Sakit Namun, ketika dia melewati ruang ICCU, dia melihat bahwa ruangan itu telah kosong “ Sean dipindahkan kemana ?” Tanya Virzha dalam hati “ Vik… Sean ada dimana ?” “ Lo ikut gue.” Kata Vika Ternyata Vika mengajak Virzha ke ruang jenazah, Virzha pun nggak bisa menahan tangis, ketika dia melihat bahwa sahabatnya itu telah meninggal,Virzha pun tertunduk lemas Suasana duka begitu terasa di rumah Sean, Vika memandang wajah Sean yang kini telah terbujur kaku di dalam peti, Sean kelihatan begitu cakep,senyum terukir di bibir cowok itu, seakan dia telah terlepas dari beban yang selama ini dirasakannya “ Sekarang saatnya kamu istirahat ya nak, mama tahu kamu pasti capek banget.” Kata Mamanya Hujan deras pun mewarnai proses pemakaman Sean,pemakaman itu dihadiri oleh sahabat,keluarga dan para fans Sean, saat peti jenazah dimasukkan ke dalam liang lahat, Vika mengucapkan salam perpisahan untuk yang terakhir kalinya “ Selamat jalan sayang,tenang disana ya… istirahatlah dalam tidur panjangmu yang abadi.” Kata Vika Tujuh hari setelah kepergian Sean,Virzha melewati locker yang biasa digunakan oleh Sean untuk menyimpan segala peralatan basket miliknya ,termasuk kostum,diambilnya kostum itu,dia teringat akan pesan terakhir Sean sebelum meninggal “ Suatu saat nanti kalau gue udah nggak ada… lo harus jagain Vika.” “ Gue akan jagain Vika, gue janji.” Kata Virzha dalam hati