Kamis, 06 April 2017

Senyum Terakhir Untuk Kekasih

 Seorang pria muda tampak terbaring lemah di atas sebuah ranjang Rumah Sakit,disebelahnya terlihat seorang wanita paruh baya yang tengah menjaganya, tak lama kemudian pria itu sadar, matanya memandang kesana-kemari
" Renji... syukurlah kamu sudah sadar nak." Kata wanita itu
" Nadila mana ma ? Renji ingin bertemu Nadila ma."
Wanita itu terdiam sejenak
" Kenapa mama diam ?"
Wanita itu kemudian menunjukkan sebuah foto kepada sang anak
" Nggak mungkin ma,ini nggak mungkin,Nadila nggak mungkin menikah sama orang lain selain Renji ma."
"Renji... tenang nak,tenang sayang,kamu harus bisa menerima kenyataan,Nadila itu bukan jodohmu nak." Mamanya berusaha menenangkan
Renji benar-benar tidak bisa menerima kenyataan kalau Nadila,kekasihnya ternyata lebih memilih menikah sama cowok lain,Renji memilih keluar dari kamar inapnya,dia berjalan menyusuri lorong Rumah Sakit, dia menuju ke bagian atap Rumah Sakit,sepertinya dia mencoba untuk bunuh diri
" Jangan lakukan perbuatan itu, bunuh diri itu dosa!!!" Teriak seorang perawat
Renji tak mempedulikan teriakan perawat itu,dia mulai mencoba untuk bunuh diri, namun kepalanya terasa pusing,dia pun jatuh pingsan
" Bagaimana kondisi Renji Dok ?" Tanya mamanya
" Renji baik-baik saja,sebentar lagi dia akan sadar." Kata Dokter
Seorang perawat kemudian mengecek kondisi Renji, saat itulah Renji mulai tersadar
" Eh sudah bangun ya." Sapa perawat muda itu dengan ramah
" Suster bukannya yang tadi teriak waktu aku berusaha bunuh diri kan ?" Tanya Renji
" Iya, sebenarnya apa yang terjadi sama kamu,sehingga kamu memutuskan untuk bunuh diri ?"
" Aku frustasi,kekasihku ternyata telah meninggalkanku,dia memilih untuk menikah dengan pria lain,padahal aku sangat mencintainya." Jawab Renji
" Kamu harus sabar ya,mungkin dia bukan jodohmu."
Keesokan harinya,mama Renji menemui Dokter yang menangani putranya itu
" Kondisi Renji sudah sangat mengkhawatirkan Bu,kalaupun dilakukan operasi, kecil kemungkinannya kalau Renji akan sembuh." Kata Dokter
Dengan langkah lemas wanita itu meninggalkan ruangan Dokter,hatinya terasa sangat hancur ketika mengetahui kondisi putra semata wayangnya
" Mama kenapa nangis." Suara Renji membuyarkan lamunannya
" Nggak,nggak apa-apa kok sayang,mata mama kemasukan debu." Mamanya berusaha menyembunyikan kondisi Renji yang sebenarnya
" Renji tahu,ini pasti tentang kondisi Renji kan ma ? mungkin... karena itu juga lah yang membuat Nadila lebih memilih untuk meninggalkan Renji." Kata Renji
" Selamat pagi." Sapa Perawat
" Eh pagi juga Suster." Jawab Renji
" Bagaimana kondisimu hari ini ?"
" Udah agak mendingan kok"
Hari demi hari pun berlalu, sejak pertemuannya dengan perawat muda itu, Renji merasakan sesuatu yang berbeda, dia ingin mengenal perawat itu
" Nah,pemeriksaan rutinnya sudah selesai,saya keluar dulu ya."
" Tunggu, kita belum berkenalan,namaku Renji."
" Saya Stevani,tapi biasa dipanggil Stevi." Kata Perawat cantik itu
" Hmm... nama yang cantik,secantik orangnya."Puji Renji
Disisi lain,Stevi pun juga merasakan hal yang sama seperti Renji,dia penasaran akan sosok cowok ganteng itu,dia pun menanyakan tentang Renji ke Mitha,sahabatnya
" Mitha,kamu tahu pasien yang ada di ruang 105 nggak ?"
" Oh itu,ya jelas aku tahu lah Stev,pasien itu namannya Renji,dia adalah seorang pemuda blasteran Indonesia-Jepang, dia kan pasiennya Dokter Naura,memangnya kenapa ?" Tanya Mitha
" Nggak apa-apa sih... tadi dia mengajakku berkenalan." Kata Stevi
" Apa ??? dia ngajak kamu kenalan ??? duh beruntung banget kamu Stev,dia itu pasien terganteng yang ada di Rumah Sakit ini."
Hari ini adalah jadwal pemeriksaan rutin untuk Renji, Stevi segera menuju ke ruang 105, dia kaget waktu melihat Renji tak berada di kamar inapnya,ternyata Renji sedang bermain gitar di taman belakang Rumah Sakit
" Hmm... ternyata kamu ada disini,pantas... dicari di kamar nggak ada." Kata Stevi
"Iya Suster,aku bosan di kamar terus." Kata Renji
" Jangan panggil aku Suster,panggil aku Stevi aja deh,oh iya kamu suka banget main gitar ya ?"
" Iya Suster,eh maksud aku Stevi,iya, dulu waktu kuliah,aku sempat bergabung dengan sebuah band,sebelum penyakit itu menghancurkan seluruh impianku." Kata Renji
" Kamu sakit apa Ren ?" Tanya Stevi
" Aku kena kanker otak Stev,penyakit itu telah menghancurkan seluruh hidupku." Kata Renji
" Kamu jangan menyerah dengan penyakitmu Ren,aku yakin kamu pasti sembuh." Stevi menguatkan Renji
" Makasih banyak Stev,betapa beruntungnya seorang lelaki yang  memiliki kekasih sepertimu,tak seperti kekasihku yang meninggalkan aku dan lebih memilih menikah dengan laki-laki lain
" Mungkin dia bukan jodohmu Ren,percayalah,di luar sana masih banyak wanita yang bisa mencintaimu lebih dari kekasihmu itu." Kata Stevi
" Iya Stev,tapi... seandainya wanita itu adalah kamu, apakah kamu mau menerimaku  dengan kondisiku yang seperti ini ?" Tanya Renji
" Aku menerima kamu apa adanya, aku ikhlas menerima kondisimu." Jawab Stevi dengan mantap
" Benarkah itu ???" Tanya Renji
" Iya sayang,aku serius." Kata Stevi
 Mereka pun resmi menjadi sepasang kekasih,dan mereka sering sekali menghabiskan waktu bersama
" Suster Stevi kemana ya Dok ? kok hari ini saya nggak melihatnya."
" Saya juga tidak tahu Ren,mungkin dia sedang libur,saya tinggal dulu ya." Kata Dokter Naura
" Kemana ya Stevi ?" Pikir Renji
Tak lama kemudian,terdengar suara langkah kaki,sepertinya itu suara langkah kaki Stevi
" Hai Ren,kamu pasti sudah menungguku kan,oh iya ini aku bawakan bubur,bubur ini aku masak sendiri loh." Kata Stevi
" Siapa dia Ren ?" Tanya Mamanya
" Ini Stevi ma,Stevi ini adalah salah satu perawat di Rumah Sakit ini,nah,Stevi ini cewek yang sering Renji ceritakan ke mama,gimana... cantik nggak ma ?" Tanya Renji
" Iya... Stevi cantik sekali." Kata Mama Renji sambil tersenyum
Penampilan Stevi hari itu benar-benar berbeda, dia menggunakan t-shirt warna pink,dan rambut indahnya dibiarkan tergerai begitu saja
" Kamu cantik kalau pakai pakaian seperti itu." Puji Renji
" Ren,mama tinggal dulu ya." Mama Renji berjalan ke luar ruangan
" Sayang,kamu udah makan belum ?" Tanya
" Belum sayang." Jawab Renji
" Aku suapin ya."
Dari balik jendela ruangan,mama Renji melihat Stevi yang begitu perhatian terhadap putranya itu, beliau pun tersenyum lega melihatnya
" Sayang... aku ingin sekali jalan-jalan,aku bosen disini terus,kamu bisa kan membawaku berjalan-jalan ?" Kata Renji
" Memangnya kamu mau jalan-jalan kemana ? aku takut kalau Dokter tidak memberikan izin untuk mengajakmu berjalan-jalan." Kata Stevi
" Nggak apa-apa sayang,aku sudah dapat izin dari Dokter kok."
Stevi dan Renji pun berjalan-jalan ke sebuah Taman Hiburan,disana mereka menaiki semua wahana permainan yang ada,mereka juga menyempatkan berfoto saat menaiki wahana itu, Renji memperlihatkan hasil fotonya
" Aku ingin memberikan senyum terakhirku untuk kamu, sebelum aku pergi." Kata Renji
"Kamu ini bicara apa sayang ? jangan berbicara seperti itu."
Setelah puas berjalan-jalan mereka kembali ke Rumah Sakit,Renji terlihat beberapa kali memegangi kepalanya,terlihat darah mengalir dari hidungnya,Stevi mengambil tissu dan membersihkan darah di hidung Renji
" Kamu mau kemana ?" Tanya Renji
" Aku dipanggil sama Dokter,kamu istirahat aja dulu." Kata Stevi
Stevi menutup pintu kamar Renji,dia berjalan menuju ke lobby Rumah Sakit,saat dia masih berada di depan taman,tiba-tiba Mitha menghampirinya
" Stev,Renji Stev." Kata Mitha
" Iya Mit,Renji kenapa ?" Tanya Stevi
" Renji kritis Stev,dan Dokter Naura sudah membawanya ke ruang ICU." Kata Mitha
Mitha kemudian mengajak Stevi ke ruang ICU, disana terlihat Renji yang tengah terbaring tak berdaya dengan beberapa peralatan medis yang terpasang di tubuhnya,melihat hal itu Stevi langsung masuk ke ruang ICU
" Apa yang terjadi denganmu sayang ? kenapa kamu bisa jadi seperti ini ?"
" Yang sabar Stev." Kata Mitha
Stevi pun menangis,dia tak tega melihat kondisi Renji sekarang,dia menghubungi mama Renji,dan mamanya pun segera menuju ke Rumah Sakit
" Gimana kondisi Renji Stev ?" Tanya Mama Renji
" Renji koma Tante." Kata Stevi
" Apa ??? Renji koma ???"
" Iya Tante,maafkan Stevi,Stevi nggak bisa menjaga Renji." Kata Stevi
" Nggak sayang,ini bukan salah kamu,Renji ada dimana sekarang ?" Tanya Mama Renji
Stevi mengantar mama Renji ke ruang ICU,saat berada di ruang ICU,mama Renji tak kuasa menahan tangis ketika melihat kondisi Renji
" Kamu harus sadar ya nak."
Bulan demi bulan pun telah berlalu, kondisi Renji masih tetap sama,dia belum menunjukkan tanda kalau dia akan segera sadar
" Ibu harus siap dengan segala kemungkinan terburuk yang akan terjadi,karena kondisi Renji semakin lemah." Kata Dokter Naura
Stevi masuk ke dalam ruang ICU,dia duduk di samping tempat tidur Renji
" Kamu harus bangun sayang,demi aku dan cinta kita,aku yakin kamu pasti bisa sembuh." Stevi membelai rambut Renji
Kondisi Renji semakin memburuk,Dokter menyarankan agar semua alat bantu di tubuhnya segera dilepas, karena tak ada perkembangan dari kondisinya
Seminggu kemudian Renji berulang tahun,Stevi dan Mama Renji pun merayakan ulang tahun Renji,mereka merayakannya di Rumah Sakit
" Selamat ulang tahun sayang."
Beberapa jam kemudian,kondisi Renji kembali drop,Dokter pun segera memeriksa keadaan Renji
" Tekanan darahnya menurun Dok."
Perawat pun menaikkan kadar oksigen dan mengecek selang infus di tangan Renji,mereka berusaha menyelamatkan nyawa Renji,tapi sayang,nyawa Renji tidak tertolong lagi
" Gimana kondisi Renji Dok ?" Tanya Stevi
" Maaf Stevi,kami tak bisa menyelamatkan Renji,dia sudah tiada." Kata Dokter
" Nggak,nggak mungkin,Renji nggak mungkin meninggal!!!" Stevi berteriak histeris
Stevi menuju ke kamar jenazah,dibukanya kain yang menutupi tubuh Renji yang telah terbujur kaku,Stevi menangis,dia tak bisa menerima kenyataan kalau kekasihnya telah tiada
Hujan deras pun turut mengiringi pemakaman Renji,tangis Stevi pun semakin menjadi saat peti jenazah mulai diturunkan ke liang lahat
" Sudah Stev,kamu harus ikhlas." Kata Mitha
" Iya Mit." Kata Stevi
Memang berat rasanya ketika Stevi harus melepas kepergian Renji,tapi dia berusaha untuk ikhlas menerimanya,agar Renji bisa bahagia disana




Senin, 27 Februari 2017

Malaikat Tanpa Sayap

Oleh : Cicilia Wulan

Hari ini matahari bersinar dengan sangat terik,panasnya terasa seperti membakar kulit kuteguk sebotol air mineral dingin, rasa sejuk sangat terasa ketika tetes demi tetes airnya membasahi tenggorokanku,kupercepat laju mobilku  agar segera sampai di rumah,namun saat aku tiba di rumah,tiba-tiba mama menghampiriku
"  Sheryl,mama ingin menjodohkan kamu dengan Gilang, anak Tante Karina." Kata Mama
Aku tak mengerti dengan apa yang ada di pikiran mama, kenapa tiba-tiba mama menjodohkanku dengan Gilang
" Mama yakin mau menjodohkan Sheryl dengan Gilang ?" Tanyaku
"Iya sayang,memangnya kenapa ?Gilang itu kan juga teman masa kecil kamu,dan sepertinya dia sangat mencintai kamu" Tanya Mama
" Tapi Sheryl tidak pernah mencintai Gilang ma, Sheryl hanya menganggap Gilang sebagai sahabat... tidak pernah lebih dari itu."
" Mama tidak mau tahu, besok,Gilang mau ngajak kamu jalan-jalan."
Aku berusaha meyakinkan mamaku, kalau sebenarnya aku tak pernah mencintai Gilang,aku hanya menganggap Gilang sebagai sahabatku, namun mama tak mempercayaiku
" Pokoknya kamu harus menikah sama Gilang... titik." Kata-kata itu masih terngiang di telingaku,mana mungkin aku menikah dengan orang yang tak penah kucintai
" Hai Sheryl." Sapa Gilang
" Eh kamu Lang, tumben kamu ada disini." Kataku
" Kebetulan tadi aku barusan ketemuan sama klien di dekat sini,oh iya kamu sudah makan siang ?" Tanya Gilang
Aku menggelengkan kepala
" Jadi... kamu sudah tahu tentang rencana perjodohan kita ?" Tanya Gilang
" Iya Lang,mamaku yang memberitahukannya."
Setelah selesai makan siang,aku kembali ke kantorku,saat aku melewati jalan di depan kantorku,tiba-tiba seorang pemuda menabrakku
" Tolong kalau ada orang yang mencariku,jangan beritahu kalau aku sembunyi disini." Katanya
" Kemana anak itu ya ?,ah mungkin dia lari ke sebelah sana." Orang itu pun pergi
" Orangnya sudah pergi kok." Kataku
" Benarkah ???"
" Kenapa sih mereka mengejar-ngejar kamu ?" Tanyaku
" Aku juga tidak tahu kenapa mereka ngejar-ngejar aku,oh iya... namaku Adrian,aku biasa dipanggil Rian,kalau kamu."
" Aku Sheryl." Jawabku
Entah kenapa, semenjak pertemuan itu wajah Rian selalu saja terbayang di pikiranku, wajahnya begitu tampan,dan aku pun merasa begitu nyaman ketika ada di dekatnya
Keesokan harinya Gilang mengajakku jalan -jalan
" Kamu kenapa Sheryl ? kok dari tadi kamu diam aja." Kata Gilang
" Aku nggak apa-apa Lang." Jawabku
" Sialan." Suara Gilang mengagetkanku."
" Kenapa Lang ?"
" Ada pembalap liar yang berusaha memotong laju mobilku,kamu tunggu disini sebentar ya." Gilang menghampiri pembalap itu
" Lo pikir jalanan ini punya bokap lo apa, seenaknya aja main balapan liar di jalan raya." Bentak Gilang
Pembalap itu pun membuka helmnya
" Emang apa urusannya sama lo kalau jalanan ini punya bokap gue ?" Tanyanya
Aku memperhatikan wajah pembalap itu dari kejauhan, sepertinya aku mengenal wajah itu,dan dia pun juga memperhatikanku
" Ngapain lo lihatin wajah cewek gue ?" Tanya Gilang
Aku heran... mengapa Gilang menganggapku sebagai kekasihnya,padahal... aku tak pernah menganggap dia sebagai kekasihku
" Udahlah Lang,nggak usah berantem." Aku berusaha menenangkan Gilang
" Awas lo ya." Ancam Gilang
" Gue nggak takut sama ancaman lo !!!"
Kenapa wajah pembalap itu mirip sekali dengan Rian ? apakah dia adalah Rian ? tapi... kenapa dia menjadi seorang pembalap liar ?
" Sheryl." Terdengar suara seseorang memanggilku
" Eh Rian." Jawbku
" Kebetulan aku barusan dari rumah temanku yang ada disekitar sini, jadi... sekalian aja aku mampir kesini." Kata Rian
" Aku menganggukkan kepalaku
" Sheryl, kamu kenapa ??? wajahmu pucat sekali, kamu sakit ?" Tanya Rian
" Aku nggak apa-apa Rian." Kataku, namun saat aku berdiri,kepalaku terasa pusing,pandangan mataku juga terasa kabur
" Sheryl,bangun,kamu kenapa ?"
Aku tidak tahu apa yang terjadi,tiba-tiba saja aku sudah berada di Rumah Sakit,kulihat Rian tertidur disampingku
" Rian." Panggilku lemah
" Iya Sheryl,kamu tadi pingsan,dan aku yang membawamu kesini." Jawab Rian
" Sheryl,kamu nggak apa-apa sayang ? mama khawatir sekali sama kamu nak." Kata Mama
" Sheryl nggak apa-apa kok ma,cuma kurang istirahat aja, untung tadi Rian cepat-cepat membawa Sheryl kesini." Kataku
Mama memperhatikan Rian dengan teliti, Rian tersenyum ramah ke arah mamaku, namun mamaku hanya membalas senyuman Rian dengan senyuman sinis
Rian kemudian mengajakku berjalan-jalan di sekitar Rumah Sakit, dia berhenti di sebuah taman
" Maafkan aku ya, atas sikap mamaku tadi." Aku meminta maaf
" Nggak apa-apa Sheryl,aku juga tahu kok, tapi... aku iri denganmu,orangtuamu begitu memperhatikan kamu,sedangkan aku,sedikitpun aku tak pernah mendapatkan kasih sayang dari orangtuaku."
" Memangnya orangtuamu kemana ?" Tanyaku
" Entahlah... aku juga nggak tahu dimana mereka sekarang,sejak kecil aku tak pernah mengenal mereka,wajah mereka aja aku juga nggak tahu." Kata Rian
Tanpa kusadari, dari kejauhan Gilang memperhatikan kedekatanku dan Rian
Hari ini aku sudah diperbolehkan pulang dari Rumah Sakit, namun aku masih harus istirahat total di rumah,Gilang menjenguk aku di rumah
" Sheryl, maukah kamu menikah denganku ?" Suara Gilang membuyarkan lamunanku
" Kamu apa-apaan sih ? jangan bercanda Lang." Jawabku
" Aku serius sayang, maukah kamu menikah denganku,aku janji... aku akan berusaha membahagiakanmu di sepanjang hidupku,aku sangat mencintaimu Sheryl." Gilang berusaha meyakinkanku
" Maafkan aku Gilang,aku tak bisa menerima pinanganmu, karena aku tak pernah mencintaimu, selama ini aku hanya mengganggapmu sebagai sahabatku,tak pernah lebih dari itu." Kataku
" Oh,jadi kamu lebih mencintai pembalap itu daripada aku ???"
" Pembalap ??? maksud kamu apa ??? aku nggak ngerti."
" Kamu pikir aku nggak tahu tentang kedekatan kalian selama ini,kamu nggak usah pura-pura nggak ngerti."
Setelah kondisiku sudah benar-benar pulih,aku kembali masuk kerja,di tengah kesibukanku bekerja,asistenku menghampiriku
" Maaf Mbak,diluar ada yang mau bertemu." Kata asistenku
Aku bergegas keluar, ternyata Rian sudah ada di depan ruanganku, tak seperti biasanya, Rian yang biasanya selalu tampil seperti preman,kini penampilannya rapi sekali, ah betapa tampannya dia dengan penampilan seperti itu,dia benar-benar membuatku terpana
" Kenapa ??? kamu kaget melihat penampilanku," Tanya Rian
" Nggak kok,justru aku lebih suka melihatmu berpenampilan seperti ini."
Entah kenapa hati ini rasanya berdebar- debar sekali,apakah aku mulai jatuh cinta kepada Rian,Rian mengajakku ke sebuah cafe
" Aku mencintaimu Sheryl,apakah kamu juga mencintaiku ? katakanlah kalau kamu benar-benar mencintaiku" Tanya Rian
Aku terdiam seribu bahasa,aku bingung harus menjawab apa
" Sheryl,aku hanya ingin kamu jujur,apakah kamu juga mencintaiku, aku ingin menjadikanmu sebagai kekasih hatiku."
" A...ku juga mencintaimu Rian." Jawabku dengan sedikit terbata-bata
Kini aku sudah resmi berpacaran dengan Rian, tanpa sepengetahuan mamaku, aku sering menemani dia balapan di jalanan
" Sayang... lebih baik kamu berhenti dari balapan liar ini,aku takut kamu kenapa-napa." Aku sangat mengkhawatirkan Rian
" Kamu tenang aja sayang,ini sudah jadi profesiku, kamu nggak usah khawatir,aku nggak apa-apa kok." Kata Rian sambil membelai rambutku
Aku benar-benar tak ingin kehilangan Rian, jantung ini terasa berdebar kencang ketika Rian naik motornya,dan mulai balapan
" Kamu tahu nggak, kamu adalah malaikat di hidupku,tapi... malaikatnya nggak punya sayap." Kata Rian
Entah kenapa perasaanku hari ini terasa sangat aneh,aku merasakan bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi pada Rian
" Oh ternyata begini kelakuanmu." Gilang tiba-tiba muncul di hadapanku
" Gilang,ngapain kamu disini ?" Tanyaku
" Kamu tak perlu tahu apa yang aku lakukan disini,yang jelas, aku cuma ingin memberitahu,kalau kamu adalah kekasihku,dan... kita sudah dijodohkan oleh orangtua kita." Gilang berusaha memancing emosi Rian
" Jangan gila lo, Sheryl itu pacar gue,lo nggak usah sok ngaku-ngaku jadi pacarnya Sheryl.!!!"
" Oh... jadi... lo pacarnya Sheryl juga ya,tapi... sori ya... gue rasa gue lebih pantas jadi pacarnya Sheryl daripada lo."
" Sialan lo." Rian berusaha memukul Gilang
" Jangan berkelahi bro, mending kita balapan aja, siapa yang menang, berarti dia pantas mendapatkan cintanya Sheryl." Kata Gilang
 Rian tak tahu kalau rem motornya blong,dan Rian baru menyadari itu saat dia berpapasan dengan sebuah truk,rem motornya tak berfungsi,tabrakan pun terjadi,tubuh Rian terpental dan kepalanya menghantam pembatas jalan
"Kenapa Rian lama sekali?" Pikirku
" Rian kecelakaan." Teriak salah satu teman Rian
,Rian segera dilarikan ke Rumah Sakit,setibanya di Rumah Sakit,dia langsung dibawa ke ruang tindakan, sesaat kemudian aku melihat Rian dibawa keluar dari ruang tindakan,ternyata perawat membawanya ke ruang ICU
" Bagaimana kondisi Rian Dok ?" Tanyaku
" Saat ini kondisi Rian sangat kritis,terjadi pendarahan serius di otak ,yang disebabkan oleh sebuah benturan keras di kepalanya." Kata Dokter
Di Ruang ICU, kulihat Rian tergolek tak berdaya di atas ranjang ruang ICU,banyak selang dan kabel yang dipasang di tubuhnya
" Kamu harus kuat Rian,kamu harus kuat sayang." Bisikku di telinganya
Sedih rasanya melihat orang yang aku sayangi terbaring koma di ruang ICU,oh Tuhan,sembuhkanlah Rian,sadarkanlah dia,aku tak ingin melihat malaikatku seperti ini
 Suasana di ruangan ICU sangat membuat bulu romaku meremang, dari balik kaca, terlihat seorang perawat tengah memeriksa kondisi kekasihku itu
" Aku mengerti dengan apa yang kamu rasakan sekarang."
" Gilang."
" Kamu lebih mencintai Rian kan ?"
" Maafkan aku Lang... aku tak bermaksud untuk melukai perasaanmu."
" Aku tahu itu Sheryl,aku memang sangat mencintaimu,tapi aku juga tak bisa memaksamu untuk mencintaiku."
" Aku tak tega melihat kondisi Rian sekarang,Dokter mengatakan bahwa harapan dia untuk tetap bertahan hidup sangat tipis."
" Kita berdoa saja,doakan yang terbaik untuk Rian." Gilang menghiburku
Aku menghela napas panjang
Sementara itu,di luar terlihat rintik hujan mulai turun,aku teringat ketika Rian mengajariku bermain gitar,dia menyanyikan lagu Aku Lelakimu untukku,
Aku kemudian masuk ke ruang ICU ,terlihat selang infus yang tertancap di tangannya,kedua matanya masih terpejam rapat, aku  mencium kening Rian,aku menggenggam tangannya yang terkulai lemah,tak lama kemudian kondisi Rian mulai kritis,dia kejang dan mengalami kesulitan bernafas, Dokter berusaha untuk menyelamatkan nyawanya
" Rian selamat kan Dok ?" Tanyaku
" Maaf Mbak, kami telah berusaha semampu kami,tetapi... Tuhan berkata lain, Rian telah meninggal." Kata Dokter
Aku menerobos masuk ke ruang ICU,kulihat tubuh Rian yang telah ditutupi dengan selimut,aku membuka selimut itu,kupandangi wajah Rian, wajahnya terlihat begitu tenang,dia telah pergi dengan damai
Seminggu setelah kepergian Rian,aku masih saja termenung sambil mendekap foto Rian,aku tak menyangka kalau dia akan pergi secepat ini,namun aku berusaha untuk ikhlas melepas Rian,aku tahu,kini malaikatku itu telah bahagia disana

Rabu, 11 Januari 2017

Alya

 

                11 Januari 2017
                 
                       Seorang gadis tampak duduk termenung di sebuah taman, tatapan matanya begitu           kosong
                        " Kamu pasti masih memikirkan Vano kan Al ?" Tanya Ghea, sahabat Alya
                        " Iya Ghea, aku masih belum bisa melupakan Vano, secepat itukah dia pergi                  meninggalkan aku ? udah gitu dia pergi dengan cara yang begitu tragis." Kata Alya
                        " Kamu harus ikhlas Al,kalau kamu terus menangisi dia, Vano nggak akan tenang          disana
                         Gadis itu bernama Alya, gadis tomboy ini masih belum bisa menerima kenyataan        kalau Vano, kekasih hatinya telah pergi untuk selamanya,
                        " Kita pulang yuk Al, sepertinya hujan sudah mulai turun." Ajak Ghea
                        Alya berjalan menuju motornya, tidak seperti gadis seusianya yang lebih memilih untuk mengendarai mobil atau taksi, Alya justru lebih memilih motor sport
                        " Dari mana kamu nak ? kok jam segini baru pulang ?" Tanya Mamanya
                        " Tadi habis jalan-jalan dulu sama Ghea ma." Jawab Alya
                         Alya masuk ke kamarnya,di kamar dia mengambil boneka yang ada di tepi tempat tidurnya,boneka itu adalah hadiah dari Vano, Alya mendekap boneka itu
                        " Kalau kamu merasa kangen sama aku, kamu bisa peluk boneka itu." Kata- kata Vano masih terngiang di telinga Alya
                        " Vano, sekarang kamu sudah pergi jauh dan meninggalkan aku,apakah aku bisa menemukan penggantimu ?" Tanya Alya dalam hati
                         " Mama tahu apa yang kamu rasakan nak,tapi kamu jangan terlalu larut dalam kesedihan." Kata Mama Alea
                        " Alea masih belum percaya kalau Vano udah pergi ma." Isak Alea
                        " Yang sabar sayang... doakan Vano ya."
                         Sepertinya Alea masih belum bisa melupakan Vano,dia merasa kalau bayang- bayang Vano masih ada di dalam hatinya
o0o
                         " Al, ngapain bengong aja ? pagi-pagi udah melamun." Kata Ghea
                         " Hehehe,sori Ghe, aku lagi agak nggak fokus." Jawab Alea
                         " Hmm... daripada kamu bengong aja, gimana kalau kita ke Blue Cafe, kamu mau nggak ?" Tanya Ghea
                         " Ya jelas mau lah,ya sudah kita langsung kesana ya."
                         Mereka berdua menuju ke Blue Cafe, kebetulan hari itu sedang ada live musik, mata Alya nyaris tak berkedip saat dia memperhatikan sang vokalis band,diam-diam Alya memotret sang vokalis
                         " Ghe, itu cowok ganteng banget ya, suaranya juga bagus lagi, beruntung sekali kalau ada cewek yang jadi pacarnya." Kata Alya
                         " Hmm... sepertinya ada yang  mulai jatuh cinta lagi ini." Ledek Ghea
                          " Sok tahu kamu, aku kan hanya sekedar mengagumi, kan mengagumi belum tentu mencintai." Kilah Alya
                          Setelah live musik selesai, kedua gadis ini segera pulang, namun ketika di tengah-tengah perjalanan,hujan turun dengan deras dan memaksa kedua gadis ini berteduh,tanpa disangka si vokalis tampan itu juga berteduh bersama mereka
                           " Lho bukannya kamu vokalis band yang tadi manggung di Blue Cafe kan ?" Tanya Ghea
                           " Iya, kok kalian tahu sih ?"
                           " Iya lah, kita kan tadi nonton." Kata Ghea
                           " Oh iya... ngomong-omong kita belum kenalan ya, aku Arsya,kalau kamu ?"
                           " Aku Ghea, dan ini sahabatku Alya."
                           Alya berjabat tangan dengan Arsya,tatapan mata Arsya terasa begitu dalam menusuk jantung hati Alya
o0o
                            Alya sedang termangu di depan cermin, sekilas bayangan wajah Arsya melintas di benaknya,dari ruang tamu terdengar suara pintu diketuk
                            " Hai Alya." Sapa Arsya
                            " Kok kamu kesini nggak bilang-bilang sih ?" Tanya Alya
                            " Iya... aku sengaja bikin kejutan buat kamu Al,oh iya kemana orangtuamu ?" Tanya Arsya
                            " Ada, ma... kenalin, ini Arsya,teman Alya." Alya memperkenalkan Arsya ke mamanya
                            " Siang Tante." Sapa Arsya
                            Mama Alya memperhatikan Arsya, dari bawah sampai atas
                    

                                                                            o0o     
                            Beberapa hari kemudian, Arsya mengajak Alya ke taman
                           " Al, aku mau ngomong sesuatu ke kamu,jujur,sebenarnya aku tak tahu harus berkata apa,yang pasti hati ini selalu nyaman dan bahagia jika dekat denganmu. Aku tak  tahu apakah ini cinta, yang aku tahu ingin rasanya selau dekat denganmu.aku mencintaimu ,apakah kamu juga mencintaiku ?"
                             Aleya terdiam sejenak
                           " Aku juga mencintaimu Arsya." Kata Alya
                          Mereka resmi berpacaran,namun Mama Alya tidak setuju dengan hubungan mereka, dan malah ingin menjodohkan Alea dengan lelaki lain,jelas saja Alya tidak setuju
                         " Mama akan menjodohkan kamu dengan Reno,anak teman mama."
                       "  Alya nggak mau dijodohkan ma,Alea tidak mencintai Reno,Alea cuma cinta sama Arsya ma."
                            " Mama nggak mau tahu,oh iya besok Reno dan mamanya mau kesini."
                         Alya kebingungan,disisi lain dia tak mau menjadi anak durhaka karena melawan keinginan mamanya, di satu sisi dia sangat mencintai Arsya,dia tak mau mengecewakan Arsya yang sangat mencintainya dengan tulus,dia menghubungi Arsya
                              " Kamu bisa ajak aku pergi nggak ?" Tanya Alya
                              " Emangnya kamu mau kemana ? ini udah malam sayang." Kata Arsya
                              " Terserah, yang penting kamu bawa aku keluar rumah."
                       Arsya mengajak Alya ke sebuah bukit,tak dinyana-nyana, Alea malah pingsan, Arsya pun membawa Alya ke Rumah Sakit
                               " Maaf  Mas, silahkan tunggu di luar dulu." Kata Perawat
                         Tiba-tiba hp Aleya berdering, tertera nama mama Alya di layar hp,Arsya mengatakan kalau Alea ada di Rumah Sakit,mama Alya bergegas ke Rumah Sakit
                              " Dimana Alea sekarang ?" Tanya mama Alya
                              " Alea masih ada di ruang tindakan Tante." Kata Arsya
                             Tak lama kemudian Dokter yang memeriksa Alya keluar
                             " Gimana kondisi Alya Dok ?" Tanya mama Alya
                          " Kondisi Alya kritis Bu,penyakit ginjalnya sudah sangat parah,Alya membutuhkan donor ginjal."
                            " Saya bersedia mendonorkan ginjal saya buat Alya Dok." Kata Arsya
                       
                o0o    
                              
                                Alya terbaring koma di ruang ICU, Arsya semakin tak tega melihat kondisi kekasihnya itu
                              " Kenapa kamu nggak pernah cerita ke aku tentang penyakit kamu." Arsya memegang tangan Alya
                               Tangan Aleya bergerak,mata Alya pun perlahan-lahan terbuka,matanya memandang ke sekelilingnya
                             " Arsya,aku ada dimana ini ?" Tanya Alya
                             " Kamu ada di Rumah Sakit sayang,penyakit ginjal kamu kambuh." Kata Arsya
o0o

                              " Sayang,aku ada kabar baik buat kamu." Kata Arsya
                              " Kabar baik apa sayang ?" Tanya Alya
                          " Kamu sudah mendapatkan donor ginjal,dan besok Dokter sudah bisa melakukan operasi ginjal." Jawab Arsya
                               " Beneran ??? ya ampun aku seneng banget."
o0o
                               Keesokan harinya Dokter melakukan persiapan untuk melakukan operasi
                              " Kamu sudah siap Arsya ?" Tanya Dokter
                              " Saya siap Dok."
                               Satu jam kemudian giliran Alya yang masuk kamar operasi,sang mama menunggu di depan kamar operasi
                              " Bagaimana operasinya Dok ?" 
                              " Operasinya berjalan lancar Bu, sekarang kita tinggal menunggu Alya sadar."
             o0o
                 
                                Seminggu setelah operasi, kondisi Alya mulai pulih,, dia penasaran dan menanyakan siapa pendonor ginjal itu kepada mamanya,dan sang bunda membawanya ke sebuah ruangan
                               " Arsya  telah mendonorkan ginjalnya untuk kamu ." Kata Mama Alya
                                 Alya masuk ke ruangan itu, dia terbelalak kaget melihat kondisi Arsya,Arsya kritis,dia terbaring lemah tak berdaya dan mengantungkan hidupnya pada alat-alat di ruangan perawatan intensif
                            " Kamu sudah mengorbankan dirimu buat aku,kamu harus kuat sayang, kamu harus tetap hidup demi aku." Alya membelai rambut Arsya
                          " Pasca operasi kondisi Arsya semakin menurun, hingga dia mengalami koma." Kata Dokter
                          " Tuhan tolong selamatkan Arsya, jangan ambil dia dari aku." Alya menangis
                          " Ternyata aku telah salah menilai, Arsya adalah pemuda yang sangat baik,dia rela mengorbankan nyawanya demi anakku." Batin Mama Alya
                          " Aku nggak menyangka kalau kamu sudah mendonorkan ginjal buat aku,aku janji... aku nggak akan meninggalkan kamu, aku akan setia menunggu sampai kamu sadar." Alya memegang tangan Arsya
                       " Kamu harus tetap hidup sayang, demi aku dan cinta kita." Bisik Alya di telinga Arsya
                         Alya pun teringat ketika dia mendampingi Vano, kala itu Vano juga mengalami koma
                       " Tuhan... mengapa hal ini harus terjadi lagi ?" Pikir Alya
                                                                    o0o
                        Hari demi hari pun berlalu, Arsya masih terbaring koma, Alya pun masih tetap setia disamping Arsya
                      " Sampai kapan dia akan seperti ini terus Dok ?" Tanya Alya
                     " Alya... saya juga tidak bisa memastikannya, kondisi Arsya juga semakin memburuk."
                      Alya terkejut mendengar penjelasan Dokter,dia tak mampu untuk berkata apa-apa,dia hanya terdiam seribu bahasa, Alya mengambil sebuah buku cerita,dia membacakan buku cerita itu sambil memegang tangan Arsya,Alya merasakan bahwa Arsya menggenggam erat tangannya
                     " Alya... Alya." Erang Arsya lirih
                    " Iya sayang, ini aku,aku ada disini, aku tak akan meninggalkan kamu." Kata Alya
                   Perlahan lahan mata Arsya terbuka
                  "Syukurlah kamu sudah sadar, aku panggilkan Dokter ya." Kata Alya
                  " Aku ingin melihat wajahmu untuk terakhir kalinya... sebelum kedua mataku ini tertutup untuk selamanya." Arsya membuka masker oksigennya
                   " Kamu ngomong apa sayang ? jangan berbicara seperti itu, kamu pasti sembuh sayang." 
                   " Kamu harus bisa hidup tanpa aku ya setelah aku pergi nanti, aku yakin kamu pasti akan menemukan pengganti yang lebih baik dariku." Kata Arsya pelan
                  " Nggak... kamu nggak boleh pergi dari aku, aku nggak mau kamu pergi." Airmata mengalir di pipi Alya
                 " Jangan menangis sayang... izinkan aku menghapus airmatamu, karena aku tak ingin ada kesedihan di matamu." Arsya menghapus  airmata di pipi Alya
                " Aku udah nggak kuat lagi sayang." Nafas Arsya mulai tersenggal-senggal
                 Arsya mengalami kejang, Alya panik,dia segera memanggil Dokter, seorang perawat memasang kembali masker oksigen Arsya,Dokter berusaha menolong Arsya, tapi sayang, nyawa Arsya tidak tertolong,Arsya telah pergi untuk selamanya
                                                                    o0o
               Satu bulan setelah kepergian Arsya, Alya mengunjungi makam Arsya, raut kesedihan masih terpancar di wajah gadis itu
               " Sudah Al, jangan menangisi Arsya, dia nggak akan tenang disana kalau kamu menangis terus." Kata Ghea
               " Arsya benar-benar berarti di hidup aku, walaupun hanya sebentar dia singgah di kehidupanku, tapi... aku bahagia bisa mengenalnya, akau yakin... suatu saat nanti cinta kita akan bersatu di surga." Kata Alya

Minggu, 08 Januari 2017

Pergi Untuk Selamanya


Tahun baru 2017, Jakarta
                                Di sebuah rumah terlihat seorang cowok yang masih terlelap dalam tidurnya,sesaat kemudian dia dikejutkan dengan suara hpnya
                                “ Duh siapa sih pagi-pagi buta gini udah nelpon” Gerutu cowok itu
                                “ Halo selamat pagi, apa ??? meeting mendadak,duh Pak nggak bisa ditunda besok apa ?”
                                Cowok itu segera mengambil handuk dan menuju ke kamar mandi
                                “ Mau kemana kamu ? pagi-pagi gini udah bangun, nggak seperti biasanya.”
                                “ Ada meeting mendadak di kantor ma.”
                                Cowok itu bernama Firly,pemuda blasteran Indonesia-Jepang,setelah mandi, Firly bergegas menuju ke kantornya,namun sialnya di jalan dia terjebak macet,hal itu yang membuat dia telat datang,Firly bekerja di salah satu tv swasta
                                “ Kira-kira tempat liputan yang bagus dimana ya ? kalau bisa sih yang masih alami.” Kata Firly
                                “ Gimana kalau di Gunung Tangkuban Perahu aja Fir, disana kan alamnya juga masih alami.”
                                “ Tangkuban Perahu ??? mainstream ah, gue juga udah berkali-kali kesana Ga.” Kata Firly
                                “ Kalau Gunung Semeru gimana ? sekalian kita pendakian lagi disana.” Kata Ega
                                “ Semeru ??? lho bukannya jalur pendakiannya ditutup ya ?” Tanya Firly
                                “ Ah iya... gue lupa... hahaha... kalau gitu kita ke Gunung Fuji aja, kan enak bisa nginep di rumah Kakek lo.” Kata Ega
                                “ Hmm... boleh juga sih, tapi kan Pak Direktur mintanya yang di Indonesia.” Kata Firly
                                “ Ehemm... kalian lagi ngobrolin tentang apa sih ?” Seorang cewek menghampiri Firly dan Ega
                                “ Ini nih Zia... kita lagi bingung ngobrolin tempat mana yang bagus buat kita liput, kalau bisa sih yang masih alami.” Kata Ega
                               “ Oh itu sih gampang, aku ada tempat yang bagus, lokasinya nggak jauh dari Jakarta kok , masih alami sih, karena nggak banyak orang yang tahu tempatnya.” Kata Zia
“ Ya  udah kita kesana aja,karena dua minggu lagi kan liputannya udah harus tayang.” Kata Firly
“ Oke deh kalau gitu,gue balik dulu ya.” Kata Ega
Sementara Firly dan Zia masih ada di cafe, Zia adalah kekasih Firly,mereka telah merajut kasih sejak duduk di bangku SMA
“ Apa nggak sebaiknya rencana liputan kamu minggu depan di tunda aja.” Kata Zia
“ Lho ??? emang kenapa sayang ?” Tanya Firly
“ Aku khawatir banget sama kamu sayang,aku takut kamu kenapa-napa.” Ujar Zia
“ Kamu ini kenapa sih ? biasanya juga kalau aku liputan kamu nggak khawatir kaya gini, malah kamu yang paling semangat,udah... kamu nggak usah khawatir lagi ya.”  Firly membelai rambut Zia
Hari demi hari pun berlalu, dua hari sebelum mereka bertiga berangkat Firly tampak sibuk,
“ Istirahat dulu sayang, kayanya kamu capek banget.” Kata Zia
“ Nggak kok sayang,aku nggak apa-apa.” Jawab Firly
Ega memperhatikan Zia dan Firly, sejujurnya dia cemburu melihatnya, karena Ega sangat mencintai Zia, tapi Zia justru lebih memilih Firly
Setelah pekerjaannya selesai, Firly segera pulang, di rumah dia mulai menyiapkan baju-bajunya
“ Mau kemana kamu nak ?” Tanya mamanya
“ Mau liputan ma,besok pagi Firly udah harus berangkat,makanya Firly udah siap-siap.”Kata Firly
“ Kamu jangan berangkat nak, perasaan mama nggak enak sayang,lebih baik biar temanmu aja ya yang berangkat.”
“ Mama nih kenapa sih ? biasanya aja mama nggak pernah melarang Firly buat pergi jauh.” Firly heran
“ Mama takut aja kalau sesuatu hal buruk terjadi sama kamu.”
“ Ma... mama kan tahu kalau Firly ini hobi banget berpetualang dari kecil, waktu masih kuliah dulu kan Firly juga sering banget naik gunung.”
 Keesokan harinya, pagi-pagi sekali mereka bertiga berangkat,setelah menempuh perjalanan selama beberapa jam, mereka sampai
“ Akhirnya,kita sampai juga di tempat ini,kita langsung take aja ya,itu disana ada spot yang bagus.” Kata Firly
“ Iya Fir, gue setuju kalau kita take di tempat ini,tempatnya keren.” Kata Ega
Belum sempat mereka mengambil gambar, hujan turun dengan deras, mereka berteduh di dalam sebuah pos pendakian
“ Ga, lo pernah kepikiran nggak sih  kalau misalnya lo meninggal di tempat kaya gini ?” Tanya Firly
“ Ngomong apaan sih lo bray ? jangan ngomong yang aneh-aneh.” Kata Ega
“ Itu nggak aneh bray, suatu saat pasti kita akan meninggal kan ? seandainya aja kalau gue udah meninggal, gue titip Zia ke lo ya.” Kata Firly
“ Kamu jangan ngomong gitu, aku nggak suka kamu ngomong kaya gitu.” Kata Zia
“ Emang kenapa kamu nggak suka kalau aku ngomong kaya gitu, aku tuh ngomong  jujur.” Kata Firly
“ Lo aneh banget Fir, nggak kaya Firly yang biasanya.” Kata Ega
“ Kayanya ada sesuatu yang dipikirkan sama Firly Ga, soalnya nggak biasanya dia kaya gitu,tapi... aku juga nggak tahu apa yang dipikirkan sama dia.”
“ Iya Zi,aku juga heran sama dia.”
“ Ga, hujannya udah terang nih jadi take nggak ?” Tanya Firly
“ Nggak deh Fir, cuacanya udah mulai gelap, mending besok aja.”
Firly  termenung sambil menatap langit,udara dingin mulai terasa menusuk tulang
“ Kamu belum tidur sayang ?” Tanya Zia
“ Aku nggak bisa tidur sayang.” Kata Firly
“ Entah kenapa perasaanku mengatakan kalau kamu bakal pergi jauh dari aku,dan aku nggak akan pernah bisa ketemu kamu lagi,jangan pergi dari aku sayang.” Zia ketakutan dan memeluk erat Firly
“ Kamu nggak usah takut, sekalipun aku udah nggak ada disamping kamu, percayalah... kalau aku akan selalu melihat dan menjaga kamu dari surga sayang.” Kata
Bias sinar mentari pun menembus masuk melalui kaca jendela, pagi pun telah tiba
  Woy, bangun bray, udah pagi nih, molor melulu kerjaan lo.” Firly membangunkan Ega
“ Iya... iya... gue bangun.” Ega bangun sambil mengusap-usap matanya
Ega dan Firly mulai mempersiapkan peralatan untuk pengambilan gambar
“ Oke siap ya... kamera roll, action.” Kata Ega
Mereka mulai melakukan proses pengambilan gambar, saat pengambilan gambar berlangsung, tiba-tiba tebing tempat Firly berpijak runtuh,Firly terperosok,dia berpegangan pada sebuah batang pohon
“ Fir, lo nggak apa-apa kan ?” Teriak Ega
“ Gue nggak apa-apa Ga, tapi kameranya jatuh, gue bingung gimana cara ngambilnya!!!” Teriak Firly
“ Lo nggak usah mikirin kamera dulu, yang penting sekarang lo pikirin dulu keselamatan lo, lo pegang tangan gue.” Ega mengulurkan tangannya
Firly berusaha untuk meraih tangan Ega, saat dia hampir meraih tangan Ega, batang pohon tempatnya berpegangan patah, dia jatuh dan tercebur ke sungai
“ FIRLYYY” Teriak Zia dan Ega,Ega segera mencari bantuan ,setelah mendapat bantuan,mereka mencari Firly
“ Jadi gimana Pak ? apa kita bisa mencari teman saya sekarang ?”
“ Aduh maaf Mas, sepertinya arus sungai masih sangat deras, karena kalau kami tetap melakukan pencarian, bisa membahayakan nyawa kami.”
“ Tolong cari teman kami Pak.” Pinta Zia
“ Iya Mbak, kami pasti akan mencarinya, Mbak tenang dulu ya.”
“ Tapi sampai kapan, saya nggak bisa tenang.” Kata Zia
Zia dan Ega menuju ke pos karena hari sudah mulai malam
“ Tuhan tolong lindungi Firly,jaga dia Tuhan.” Pinta  Zia
Ega melihat ada guratan kegelisahan di wajah Zia,dia berusaha menenangkan Zia
“ Kamu harus tenang Zi, Firly pasti ketemu kok.” Kata Ega
“ Aku takut dia kena-napa Ga.”
Pencarian kembali dilakukan, Ega dan Zia ikut menyisir area di dekat sungai
“ Zi, lihat, itu kan tasnya Firly.” Ega berusaha mengambil tas Firly
 “ Iya Ga.”
Setelah melakukan pencarian , mereka menemukan Firly,
“ FIRLYYY !!!” Zia histeris begitu melihat kondisi Firly, kain ikat kepala Firly yang tadinya berwarna putih telah menjadi berwarna merah karena darah yang mengalir dari kepalanya,Firly segera dilarikan ke Rumah Sakit
“ Hp Firly bunyi Zi, nyokapnya telepon.” Ega mengangkat telepon itu
“ Iya tante, ini Ega, temannya Firly, Firly kecelakaan Tante, dia jatuh dari jurang, sekarang kita lagi perjalanan ke Rumah Sakit Sinar Kasih.”
                Tiba di Rumah Sakit, Firly langsung dibawa ke ruang UGD, Ega dan Zia menunggu di depan ruangan, kegelisahan tampak di wajah mereka
                “ Zia,gimana kondisi Firly ?” Tanya mama Firly pada Zia
                “ Zia belum tahu Tante,ini juga lagi nunggu Dokter yang memeriksa Firly.” Kata Zia
                Sesaat kemudian, perawat membawa Firly keluar dari ruang UGD,perawat keluar bersama Dokter yang memeriksa Firly
                “ Gimana kondisi anak saya Dok ?”
                “ Kami belum mengetahui pasti tentang kondisi pasien, karena kami masih harus melakukan CT-Scan pada pasien,untuk sementara waktu kami akan membawa pasien ke ruang perawatan intensif.” Kata Dokter
                “ Apa yang aku takutkan terjadi, Tuhan tolong selamatkan Firly.” Batin Zia
                Tiga hari kemudian,Dokter memberitahukan hasil pemeriksaan CT-Scan Firly
                “ Berdasarkan hasil CT-Scan, Firly mengalami benturan yang sangat keras di bagian belakang kepalanya,benturan itu menyebabkan pendarahan serius di otak Firly yang menyebabkan dia koma.”Kata Dokter
                “ Gimana kondisi Firly Tante ?” Tanya Ega
                “ Firly mengalami koma Ega,Dokter juga nggak bisa memastikan kapan dia akan sadar.” Mama Firly terisak
                Zia yang mendengar kalau Firly mengalami koma segera berlari ke ruang perawatan intensif
                “ Kenapa kamu harus mengalami hal ini sayang ??? kamu nggak pantas mengalami hal ini.” Zia tak kuasa menahan airmatanya saat melihat Firly yang terbaring lemah tak berdaya
                “ Lo harus kuat bro, dulu waktu gue koma... lo pernah bilang, kalau gue adalah petualang hebat yang mampu menaklukan segala halangan dan rintangan,ayo lo harus bangun Fir.” Kata Ega
 “ Sebenarnya Firly udah punya rencana untuk meninggalkan dunia petualangan dan pertelevisian  setelah menikah,dia udah capek, dan dia punya rencana untuk jadi pengusaha.” Kata mamanya
“ Ega tuh kagum banget sama Firly Tante,sebagai seorang jurnalis,dia punya tanggung jawab yang tinggi, dia berusaha keras buat menyelamatkan kamera daripada nyawanya sendiri.”
“ Dari kecil Firly itu sudah suka banget sama dunia pertelevisian dan petualangan,seperti almarhum papanya.” Kata Mama Firly
Hari ini Ega kembali masuk kerja,sementara Zia masih di Rumah Sakit

“ Sepi banget kalau nggak ada lo Fir.” Ega berjalan ke luar ruang kerjanya
Ega mengambil sebuah foto yang ada di meja kerjanya, dia teringat waktu lagi liputan di Bromo bersama Firly
Zia berada di dalam ruang perawatan intensif, suasana di dalam sana tampak begitu dingin,ditambah lagi dengan mesin-mesin yang terletak di samping tempat tidur Firly yang meremangkan bulu roma
" Sampai kapan kamu seperti ini terus sayang ?" Tanya Zia
" Kita berdoa aja ya Zi, biar Firly cepat sadar." Kata Mama Firly
" Iya Tante
Hari demi hari telah berlalu, sudah dua bulan lamanya Firly terbaring di Rumah Sakit
" Gimana kondisi anak saya Dok ? apakah ada perkembangan ?" Tanya mama Firly
" Kondisi Firly semakin menurun, dan... kami juga sudah angkat tangan dengan kondisinya, hanya keajaiban yang bisa menyelamatkan dia." Kata Dokter 
" Kamu nggak boleh menyerah sayang, demi cinta kita... kamu harus tetap hidup." Zia terisak
Zia mengenggam tangan Firly
" Tuhan... tolong sembuhkan Firly,jangan biarkan dia tersiksa seperti ini terus,aku nggak tega kalau harus melihat Firly dalam keadaan seperti ini." Kata Zia
" Gimana kondisi Firly Zi ? apa udah ada perkembangan ?" Tanya Ega
" Belum Ga, kondisinya semakin melemah, Dokter udah angkat tangan." Kata Zia
" Zia... Zia." Panggil Firly lirih
" Iya sayang... aku ada disini." Jawab Zia
Perlahan-lahan mata Firly terbuka
" Ini aku sayang." Zia membelai rambut Firly
" Aku capek banget sayang... aku pengen tidur,sebelum aku tidur.. aku mau ngomong sama kamu ." Kata Firly lirih
" Emang kamu mau ngomong apa sih ?" Tanya Zia
" Aku cuma mau ngomong... makasih banyak ya sayang, selama ini kamu udah mau nemenin aku dan mencintaiku dengan tulus." kata Firly
" Ak...u... ci...n...ta... sa... ma... ka...mu... ." Nafas Firly mulai tersenggal-senggal
Firly kembali tak sadarkan diri,nggak lama kemudian dia mengalami kejang-kejang,Dokter berusaha menyelamatkan dia, namun sayang, nyawanya udah nggak tertolong lagi,Firly meninggal karena pembuluh darah di otaknya pecah
" Firly... kamu nggak boleh pergi sayang... aku nggak bisa hidup tanpa kamu." Zia histeris saat di pemakaman Firly
" Ikhlaskan Firly Zi, kamu harus ikhlas, dia nggak akan tenang kalau kamu nggak ikhlas." Ega menghibur Zia
Seusai pemakaman, Zia masih berada  di makam Firly, Zia mengusap batu nisan Firly
" Walaupun aku tahu ini berat buat aku... aku ikhlas kamu pergi... pergilah dengan tenang sayang, tunggu aku disana."