Minggu, 08 Januari 2017

Pergi Untuk Selamanya


Tahun baru 2017, Jakarta
                                Di sebuah rumah terlihat seorang cowok yang masih terlelap dalam tidurnya,sesaat kemudian dia dikejutkan dengan suara hpnya
                                “ Duh siapa sih pagi-pagi buta gini udah nelpon” Gerutu cowok itu
                                “ Halo selamat pagi, apa ??? meeting mendadak,duh Pak nggak bisa ditunda besok apa ?”
                                Cowok itu segera mengambil handuk dan menuju ke kamar mandi
                                “ Mau kemana kamu ? pagi-pagi gini udah bangun, nggak seperti biasanya.”
                                “ Ada meeting mendadak di kantor ma.”
                                Cowok itu bernama Firly,pemuda blasteran Indonesia-Jepang,setelah mandi, Firly bergegas menuju ke kantornya,namun sialnya di jalan dia terjebak macet,hal itu yang membuat dia telat datang,Firly bekerja di salah satu tv swasta
                                “ Kira-kira tempat liputan yang bagus dimana ya ? kalau bisa sih yang masih alami.” Kata Firly
                                “ Gimana kalau di Gunung Tangkuban Perahu aja Fir, disana kan alamnya juga masih alami.”
                                “ Tangkuban Perahu ??? mainstream ah, gue juga udah berkali-kali kesana Ga.” Kata Firly
                                “ Kalau Gunung Semeru gimana ? sekalian kita pendakian lagi disana.” Kata Ega
                                “ Semeru ??? lho bukannya jalur pendakiannya ditutup ya ?” Tanya Firly
                                “ Ah iya... gue lupa... hahaha... kalau gitu kita ke Gunung Fuji aja, kan enak bisa nginep di rumah Kakek lo.” Kata Ega
                                “ Hmm... boleh juga sih, tapi kan Pak Direktur mintanya yang di Indonesia.” Kata Firly
                                “ Ehemm... kalian lagi ngobrolin tentang apa sih ?” Seorang cewek menghampiri Firly dan Ega
                                “ Ini nih Zia... kita lagi bingung ngobrolin tempat mana yang bagus buat kita liput, kalau bisa sih yang masih alami.” Kata Ega
                               “ Oh itu sih gampang, aku ada tempat yang bagus, lokasinya nggak jauh dari Jakarta kok , masih alami sih, karena nggak banyak orang yang tahu tempatnya.” Kata Zia
“ Ya  udah kita kesana aja,karena dua minggu lagi kan liputannya udah harus tayang.” Kata Firly
“ Oke deh kalau gitu,gue balik dulu ya.” Kata Ega
Sementara Firly dan Zia masih ada di cafe, Zia adalah kekasih Firly,mereka telah merajut kasih sejak duduk di bangku SMA
“ Apa nggak sebaiknya rencana liputan kamu minggu depan di tunda aja.” Kata Zia
“ Lho ??? emang kenapa sayang ?” Tanya Firly
“ Aku khawatir banget sama kamu sayang,aku takut kamu kenapa-napa.” Ujar Zia
“ Kamu ini kenapa sih ? biasanya juga kalau aku liputan kamu nggak khawatir kaya gini, malah kamu yang paling semangat,udah... kamu nggak usah khawatir lagi ya.”  Firly membelai rambut Zia
Hari demi hari pun berlalu, dua hari sebelum mereka bertiga berangkat Firly tampak sibuk,
“ Istirahat dulu sayang, kayanya kamu capek banget.” Kata Zia
“ Nggak kok sayang,aku nggak apa-apa.” Jawab Firly
Ega memperhatikan Zia dan Firly, sejujurnya dia cemburu melihatnya, karena Ega sangat mencintai Zia, tapi Zia justru lebih memilih Firly
Setelah pekerjaannya selesai, Firly segera pulang, di rumah dia mulai menyiapkan baju-bajunya
“ Mau kemana kamu nak ?” Tanya mamanya
“ Mau liputan ma,besok pagi Firly udah harus berangkat,makanya Firly udah siap-siap.”Kata Firly
“ Kamu jangan berangkat nak, perasaan mama nggak enak sayang,lebih baik biar temanmu aja ya yang berangkat.”
“ Mama nih kenapa sih ? biasanya aja mama nggak pernah melarang Firly buat pergi jauh.” Firly heran
“ Mama takut aja kalau sesuatu hal buruk terjadi sama kamu.”
“ Ma... mama kan tahu kalau Firly ini hobi banget berpetualang dari kecil, waktu masih kuliah dulu kan Firly juga sering banget naik gunung.”
 Keesokan harinya, pagi-pagi sekali mereka bertiga berangkat,setelah menempuh perjalanan selama beberapa jam, mereka sampai
“ Akhirnya,kita sampai juga di tempat ini,kita langsung take aja ya,itu disana ada spot yang bagus.” Kata Firly
“ Iya Fir, gue setuju kalau kita take di tempat ini,tempatnya keren.” Kata Ega
Belum sempat mereka mengambil gambar, hujan turun dengan deras, mereka berteduh di dalam sebuah pos pendakian
“ Ga, lo pernah kepikiran nggak sih  kalau misalnya lo meninggal di tempat kaya gini ?” Tanya Firly
“ Ngomong apaan sih lo bray ? jangan ngomong yang aneh-aneh.” Kata Ega
“ Itu nggak aneh bray, suatu saat pasti kita akan meninggal kan ? seandainya aja kalau gue udah meninggal, gue titip Zia ke lo ya.” Kata Firly
“ Kamu jangan ngomong gitu, aku nggak suka kamu ngomong kaya gitu.” Kata Zia
“ Emang kenapa kamu nggak suka kalau aku ngomong kaya gitu, aku tuh ngomong  jujur.” Kata Firly
“ Lo aneh banget Fir, nggak kaya Firly yang biasanya.” Kata Ega
“ Kayanya ada sesuatu yang dipikirkan sama Firly Ga, soalnya nggak biasanya dia kaya gitu,tapi... aku juga nggak tahu apa yang dipikirkan sama dia.”
“ Iya Zi,aku juga heran sama dia.”
“ Ga, hujannya udah terang nih jadi take nggak ?” Tanya Firly
“ Nggak deh Fir, cuacanya udah mulai gelap, mending besok aja.”
Firly  termenung sambil menatap langit,udara dingin mulai terasa menusuk tulang
“ Kamu belum tidur sayang ?” Tanya Zia
“ Aku nggak bisa tidur sayang.” Kata Firly
“ Entah kenapa perasaanku mengatakan kalau kamu bakal pergi jauh dari aku,dan aku nggak akan pernah bisa ketemu kamu lagi,jangan pergi dari aku sayang.” Zia ketakutan dan memeluk erat Firly
“ Kamu nggak usah takut, sekalipun aku udah nggak ada disamping kamu, percayalah... kalau aku akan selalu melihat dan menjaga kamu dari surga sayang.” Kata
Bias sinar mentari pun menembus masuk melalui kaca jendela, pagi pun telah tiba
  Woy, bangun bray, udah pagi nih, molor melulu kerjaan lo.” Firly membangunkan Ega
“ Iya... iya... gue bangun.” Ega bangun sambil mengusap-usap matanya
Ega dan Firly mulai mempersiapkan peralatan untuk pengambilan gambar
“ Oke siap ya... kamera roll, action.” Kata Ega
Mereka mulai melakukan proses pengambilan gambar, saat pengambilan gambar berlangsung, tiba-tiba tebing tempat Firly berpijak runtuh,Firly terperosok,dia berpegangan pada sebuah batang pohon
“ Fir, lo nggak apa-apa kan ?” Teriak Ega
“ Gue nggak apa-apa Ga, tapi kameranya jatuh, gue bingung gimana cara ngambilnya!!!” Teriak Firly
“ Lo nggak usah mikirin kamera dulu, yang penting sekarang lo pikirin dulu keselamatan lo, lo pegang tangan gue.” Ega mengulurkan tangannya
Firly berusaha untuk meraih tangan Ega, saat dia hampir meraih tangan Ega, batang pohon tempatnya berpegangan patah, dia jatuh dan tercebur ke sungai
“ FIRLYYY” Teriak Zia dan Ega,Ega segera mencari bantuan ,setelah mendapat bantuan,mereka mencari Firly
“ Jadi gimana Pak ? apa kita bisa mencari teman saya sekarang ?”
“ Aduh maaf Mas, sepertinya arus sungai masih sangat deras, karena kalau kami tetap melakukan pencarian, bisa membahayakan nyawa kami.”
“ Tolong cari teman kami Pak.” Pinta Zia
“ Iya Mbak, kami pasti akan mencarinya, Mbak tenang dulu ya.”
“ Tapi sampai kapan, saya nggak bisa tenang.” Kata Zia
Zia dan Ega menuju ke pos karena hari sudah mulai malam
“ Tuhan tolong lindungi Firly,jaga dia Tuhan.” Pinta  Zia
Ega melihat ada guratan kegelisahan di wajah Zia,dia berusaha menenangkan Zia
“ Kamu harus tenang Zi, Firly pasti ketemu kok.” Kata Ega
“ Aku takut dia kena-napa Ga.”
Pencarian kembali dilakukan, Ega dan Zia ikut menyisir area di dekat sungai
“ Zi, lihat, itu kan tasnya Firly.” Ega berusaha mengambil tas Firly
 “ Iya Ga.”
Setelah melakukan pencarian , mereka menemukan Firly,
“ FIRLYYY !!!” Zia histeris begitu melihat kondisi Firly, kain ikat kepala Firly yang tadinya berwarna putih telah menjadi berwarna merah karena darah yang mengalir dari kepalanya,Firly segera dilarikan ke Rumah Sakit
“ Hp Firly bunyi Zi, nyokapnya telepon.” Ega mengangkat telepon itu
“ Iya tante, ini Ega, temannya Firly, Firly kecelakaan Tante, dia jatuh dari jurang, sekarang kita lagi perjalanan ke Rumah Sakit Sinar Kasih.”
                Tiba di Rumah Sakit, Firly langsung dibawa ke ruang UGD, Ega dan Zia menunggu di depan ruangan, kegelisahan tampak di wajah mereka
                “ Zia,gimana kondisi Firly ?” Tanya mama Firly pada Zia
                “ Zia belum tahu Tante,ini juga lagi nunggu Dokter yang memeriksa Firly.” Kata Zia
                Sesaat kemudian, perawat membawa Firly keluar dari ruang UGD,perawat keluar bersama Dokter yang memeriksa Firly
                “ Gimana kondisi anak saya Dok ?”
                “ Kami belum mengetahui pasti tentang kondisi pasien, karena kami masih harus melakukan CT-Scan pada pasien,untuk sementara waktu kami akan membawa pasien ke ruang perawatan intensif.” Kata Dokter
                “ Apa yang aku takutkan terjadi, Tuhan tolong selamatkan Firly.” Batin Zia
                Tiga hari kemudian,Dokter memberitahukan hasil pemeriksaan CT-Scan Firly
                “ Berdasarkan hasil CT-Scan, Firly mengalami benturan yang sangat keras di bagian belakang kepalanya,benturan itu menyebabkan pendarahan serius di otak Firly yang menyebabkan dia koma.”Kata Dokter
                “ Gimana kondisi Firly Tante ?” Tanya Ega
                “ Firly mengalami koma Ega,Dokter juga nggak bisa memastikan kapan dia akan sadar.” Mama Firly terisak
                Zia yang mendengar kalau Firly mengalami koma segera berlari ke ruang perawatan intensif
                “ Kenapa kamu harus mengalami hal ini sayang ??? kamu nggak pantas mengalami hal ini.” Zia tak kuasa menahan airmatanya saat melihat Firly yang terbaring lemah tak berdaya
                “ Lo harus kuat bro, dulu waktu gue koma... lo pernah bilang, kalau gue adalah petualang hebat yang mampu menaklukan segala halangan dan rintangan,ayo lo harus bangun Fir.” Kata Ega
 “ Sebenarnya Firly udah punya rencana untuk meninggalkan dunia petualangan dan pertelevisian  setelah menikah,dia udah capek, dan dia punya rencana untuk jadi pengusaha.” Kata mamanya
“ Ega tuh kagum banget sama Firly Tante,sebagai seorang jurnalis,dia punya tanggung jawab yang tinggi, dia berusaha keras buat menyelamatkan kamera daripada nyawanya sendiri.”
“ Dari kecil Firly itu sudah suka banget sama dunia pertelevisian dan petualangan,seperti almarhum papanya.” Kata Mama Firly
Hari ini Ega kembali masuk kerja,sementara Zia masih di Rumah Sakit

“ Sepi banget kalau nggak ada lo Fir.” Ega berjalan ke luar ruang kerjanya
Ega mengambil sebuah foto yang ada di meja kerjanya, dia teringat waktu lagi liputan di Bromo bersama Firly
Zia berada di dalam ruang perawatan intensif, suasana di dalam sana tampak begitu dingin,ditambah lagi dengan mesin-mesin yang terletak di samping tempat tidur Firly yang meremangkan bulu roma
" Sampai kapan kamu seperti ini terus sayang ?" Tanya Zia
" Kita berdoa aja ya Zi, biar Firly cepat sadar." Kata Mama Firly
" Iya Tante
Hari demi hari telah berlalu, sudah dua bulan lamanya Firly terbaring di Rumah Sakit
" Gimana kondisi anak saya Dok ? apakah ada perkembangan ?" Tanya mama Firly
" Kondisi Firly semakin menurun, dan... kami juga sudah angkat tangan dengan kondisinya, hanya keajaiban yang bisa menyelamatkan dia." Kata Dokter 
" Kamu nggak boleh menyerah sayang, demi cinta kita... kamu harus tetap hidup." Zia terisak
Zia mengenggam tangan Firly
" Tuhan... tolong sembuhkan Firly,jangan biarkan dia tersiksa seperti ini terus,aku nggak tega kalau harus melihat Firly dalam keadaan seperti ini." Kata Zia
" Gimana kondisi Firly Zi ? apa udah ada perkembangan ?" Tanya Ega
" Belum Ga, kondisinya semakin melemah, Dokter udah angkat tangan." Kata Zia
" Zia... Zia." Panggil Firly lirih
" Iya sayang... aku ada disini." Jawab Zia
Perlahan-lahan mata Firly terbuka
" Ini aku sayang." Zia membelai rambut Firly
" Aku capek banget sayang... aku pengen tidur,sebelum aku tidur.. aku mau ngomong sama kamu ." Kata Firly lirih
" Emang kamu mau ngomong apa sih ?" Tanya Zia
" Aku cuma mau ngomong... makasih banyak ya sayang, selama ini kamu udah mau nemenin aku dan mencintaiku dengan tulus." kata Firly
" Ak...u... ci...n...ta... sa... ma... ka...mu... ." Nafas Firly mulai tersenggal-senggal
Firly kembali tak sadarkan diri,nggak lama kemudian dia mengalami kejang-kejang,Dokter berusaha menyelamatkan dia, namun sayang, nyawanya udah nggak tertolong lagi,Firly meninggal karena pembuluh darah di otaknya pecah
" Firly... kamu nggak boleh pergi sayang... aku nggak bisa hidup tanpa kamu." Zia histeris saat di pemakaman Firly
" Ikhlaskan Firly Zi, kamu harus ikhlas, dia nggak akan tenang kalau kamu nggak ikhlas." Ega menghibur Zia
Seusai pemakaman, Zia masih berada  di makam Firly, Zia mengusap batu nisan Firly
" Walaupun aku tahu ini berat buat aku... aku ikhlas kamu pergi... pergilah dengan tenang sayang, tunggu aku disana."



Tidak ada komentar:

Posting Komentar