Senin, 27 Februari 2017

Malaikat Tanpa Sayap

Oleh : Cicilia Wulan

Hari ini matahari bersinar dengan sangat terik,panasnya terasa seperti membakar kulit kuteguk sebotol air mineral dingin, rasa sejuk sangat terasa ketika tetes demi tetes airnya membasahi tenggorokanku,kupercepat laju mobilku  agar segera sampai di rumah,namun saat aku tiba di rumah,tiba-tiba mama menghampiriku
"  Sheryl,mama ingin menjodohkan kamu dengan Gilang, anak Tante Karina." Kata Mama
Aku tak mengerti dengan apa yang ada di pikiran mama, kenapa tiba-tiba mama menjodohkanku dengan Gilang
" Mama yakin mau menjodohkan Sheryl dengan Gilang ?" Tanyaku
"Iya sayang,memangnya kenapa ?Gilang itu kan juga teman masa kecil kamu,dan sepertinya dia sangat mencintai kamu" Tanya Mama
" Tapi Sheryl tidak pernah mencintai Gilang ma, Sheryl hanya menganggap Gilang sebagai sahabat... tidak pernah lebih dari itu."
" Mama tidak mau tahu, besok,Gilang mau ngajak kamu jalan-jalan."
Aku berusaha meyakinkan mamaku, kalau sebenarnya aku tak pernah mencintai Gilang,aku hanya menganggap Gilang sebagai sahabatku, namun mama tak mempercayaiku
" Pokoknya kamu harus menikah sama Gilang... titik." Kata-kata itu masih terngiang di telingaku,mana mungkin aku menikah dengan orang yang tak penah kucintai
" Hai Sheryl." Sapa Gilang
" Eh kamu Lang, tumben kamu ada disini." Kataku
" Kebetulan tadi aku barusan ketemuan sama klien di dekat sini,oh iya kamu sudah makan siang ?" Tanya Gilang
Aku menggelengkan kepala
" Jadi... kamu sudah tahu tentang rencana perjodohan kita ?" Tanya Gilang
" Iya Lang,mamaku yang memberitahukannya."
Setelah selesai makan siang,aku kembali ke kantorku,saat aku melewati jalan di depan kantorku,tiba-tiba seorang pemuda menabrakku
" Tolong kalau ada orang yang mencariku,jangan beritahu kalau aku sembunyi disini." Katanya
" Kemana anak itu ya ?,ah mungkin dia lari ke sebelah sana." Orang itu pun pergi
" Orangnya sudah pergi kok." Kataku
" Benarkah ???"
" Kenapa sih mereka mengejar-ngejar kamu ?" Tanyaku
" Aku juga tidak tahu kenapa mereka ngejar-ngejar aku,oh iya... namaku Adrian,aku biasa dipanggil Rian,kalau kamu."
" Aku Sheryl." Jawabku
Entah kenapa, semenjak pertemuan itu wajah Rian selalu saja terbayang di pikiranku, wajahnya begitu tampan,dan aku pun merasa begitu nyaman ketika ada di dekatnya
Keesokan harinya Gilang mengajakku jalan -jalan
" Kamu kenapa Sheryl ? kok dari tadi kamu diam aja." Kata Gilang
" Aku nggak apa-apa Lang." Jawabku
" Sialan." Suara Gilang mengagetkanku."
" Kenapa Lang ?"
" Ada pembalap liar yang berusaha memotong laju mobilku,kamu tunggu disini sebentar ya." Gilang menghampiri pembalap itu
" Lo pikir jalanan ini punya bokap lo apa, seenaknya aja main balapan liar di jalan raya." Bentak Gilang
Pembalap itu pun membuka helmnya
" Emang apa urusannya sama lo kalau jalanan ini punya bokap gue ?" Tanyanya
Aku memperhatikan wajah pembalap itu dari kejauhan, sepertinya aku mengenal wajah itu,dan dia pun juga memperhatikanku
" Ngapain lo lihatin wajah cewek gue ?" Tanya Gilang
Aku heran... mengapa Gilang menganggapku sebagai kekasihnya,padahal... aku tak pernah menganggap dia sebagai kekasihku
" Udahlah Lang,nggak usah berantem." Aku berusaha menenangkan Gilang
" Awas lo ya." Ancam Gilang
" Gue nggak takut sama ancaman lo !!!"
Kenapa wajah pembalap itu mirip sekali dengan Rian ? apakah dia adalah Rian ? tapi... kenapa dia menjadi seorang pembalap liar ?
" Sheryl." Terdengar suara seseorang memanggilku
" Eh Rian." Jawbku
" Kebetulan aku barusan dari rumah temanku yang ada disekitar sini, jadi... sekalian aja aku mampir kesini." Kata Rian
" Aku menganggukkan kepalaku
" Sheryl, kamu kenapa ??? wajahmu pucat sekali, kamu sakit ?" Tanya Rian
" Aku nggak apa-apa Rian." Kataku, namun saat aku berdiri,kepalaku terasa pusing,pandangan mataku juga terasa kabur
" Sheryl,bangun,kamu kenapa ?"
Aku tidak tahu apa yang terjadi,tiba-tiba saja aku sudah berada di Rumah Sakit,kulihat Rian tertidur disampingku
" Rian." Panggilku lemah
" Iya Sheryl,kamu tadi pingsan,dan aku yang membawamu kesini." Jawab Rian
" Sheryl,kamu nggak apa-apa sayang ? mama khawatir sekali sama kamu nak." Kata Mama
" Sheryl nggak apa-apa kok ma,cuma kurang istirahat aja, untung tadi Rian cepat-cepat membawa Sheryl kesini." Kataku
Mama memperhatikan Rian dengan teliti, Rian tersenyum ramah ke arah mamaku, namun mamaku hanya membalas senyuman Rian dengan senyuman sinis
Rian kemudian mengajakku berjalan-jalan di sekitar Rumah Sakit, dia berhenti di sebuah taman
" Maafkan aku ya, atas sikap mamaku tadi." Aku meminta maaf
" Nggak apa-apa Sheryl,aku juga tahu kok, tapi... aku iri denganmu,orangtuamu begitu memperhatikan kamu,sedangkan aku,sedikitpun aku tak pernah mendapatkan kasih sayang dari orangtuaku."
" Memangnya orangtuamu kemana ?" Tanyaku
" Entahlah... aku juga nggak tahu dimana mereka sekarang,sejak kecil aku tak pernah mengenal mereka,wajah mereka aja aku juga nggak tahu." Kata Rian
Tanpa kusadari, dari kejauhan Gilang memperhatikan kedekatanku dan Rian
Hari ini aku sudah diperbolehkan pulang dari Rumah Sakit, namun aku masih harus istirahat total di rumah,Gilang menjenguk aku di rumah
" Sheryl, maukah kamu menikah denganku ?" Suara Gilang membuyarkan lamunanku
" Kamu apa-apaan sih ? jangan bercanda Lang." Jawabku
" Aku serius sayang, maukah kamu menikah denganku,aku janji... aku akan berusaha membahagiakanmu di sepanjang hidupku,aku sangat mencintaimu Sheryl." Gilang berusaha meyakinkanku
" Maafkan aku Gilang,aku tak bisa menerima pinanganmu, karena aku tak pernah mencintaimu, selama ini aku hanya mengganggapmu sebagai sahabatku,tak pernah lebih dari itu." Kataku
" Oh,jadi kamu lebih mencintai pembalap itu daripada aku ???"
" Pembalap ??? maksud kamu apa ??? aku nggak ngerti."
" Kamu pikir aku nggak tahu tentang kedekatan kalian selama ini,kamu nggak usah pura-pura nggak ngerti."
Setelah kondisiku sudah benar-benar pulih,aku kembali masuk kerja,di tengah kesibukanku bekerja,asistenku menghampiriku
" Maaf Mbak,diluar ada yang mau bertemu." Kata asistenku
Aku bergegas keluar, ternyata Rian sudah ada di depan ruanganku, tak seperti biasanya, Rian yang biasanya selalu tampil seperti preman,kini penampilannya rapi sekali, ah betapa tampannya dia dengan penampilan seperti itu,dia benar-benar membuatku terpana
" Kenapa ??? kamu kaget melihat penampilanku," Tanya Rian
" Nggak kok,justru aku lebih suka melihatmu berpenampilan seperti ini."
Entah kenapa hati ini rasanya berdebar- debar sekali,apakah aku mulai jatuh cinta kepada Rian,Rian mengajakku ke sebuah cafe
" Aku mencintaimu Sheryl,apakah kamu juga mencintaiku ? katakanlah kalau kamu benar-benar mencintaiku" Tanya Rian
Aku terdiam seribu bahasa,aku bingung harus menjawab apa
" Sheryl,aku hanya ingin kamu jujur,apakah kamu juga mencintaiku, aku ingin menjadikanmu sebagai kekasih hatiku."
" A...ku juga mencintaimu Rian." Jawabku dengan sedikit terbata-bata
Kini aku sudah resmi berpacaran dengan Rian, tanpa sepengetahuan mamaku, aku sering menemani dia balapan di jalanan
" Sayang... lebih baik kamu berhenti dari balapan liar ini,aku takut kamu kenapa-napa." Aku sangat mengkhawatirkan Rian
" Kamu tenang aja sayang,ini sudah jadi profesiku, kamu nggak usah khawatir,aku nggak apa-apa kok." Kata Rian sambil membelai rambutku
Aku benar-benar tak ingin kehilangan Rian, jantung ini terasa berdebar kencang ketika Rian naik motornya,dan mulai balapan
" Kamu tahu nggak, kamu adalah malaikat di hidupku,tapi... malaikatnya nggak punya sayap." Kata Rian
Entah kenapa perasaanku hari ini terasa sangat aneh,aku merasakan bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi pada Rian
" Oh ternyata begini kelakuanmu." Gilang tiba-tiba muncul di hadapanku
" Gilang,ngapain kamu disini ?" Tanyaku
" Kamu tak perlu tahu apa yang aku lakukan disini,yang jelas, aku cuma ingin memberitahu,kalau kamu adalah kekasihku,dan... kita sudah dijodohkan oleh orangtua kita." Gilang berusaha memancing emosi Rian
" Jangan gila lo, Sheryl itu pacar gue,lo nggak usah sok ngaku-ngaku jadi pacarnya Sheryl.!!!"
" Oh... jadi... lo pacarnya Sheryl juga ya,tapi... sori ya... gue rasa gue lebih pantas jadi pacarnya Sheryl daripada lo."
" Sialan lo." Rian berusaha memukul Gilang
" Jangan berkelahi bro, mending kita balapan aja, siapa yang menang, berarti dia pantas mendapatkan cintanya Sheryl." Kata Gilang
 Rian tak tahu kalau rem motornya blong,dan Rian baru menyadari itu saat dia berpapasan dengan sebuah truk,rem motornya tak berfungsi,tabrakan pun terjadi,tubuh Rian terpental dan kepalanya menghantam pembatas jalan
"Kenapa Rian lama sekali?" Pikirku
" Rian kecelakaan." Teriak salah satu teman Rian
,Rian segera dilarikan ke Rumah Sakit,setibanya di Rumah Sakit,dia langsung dibawa ke ruang tindakan, sesaat kemudian aku melihat Rian dibawa keluar dari ruang tindakan,ternyata perawat membawanya ke ruang ICU
" Bagaimana kondisi Rian Dok ?" Tanyaku
" Saat ini kondisi Rian sangat kritis,terjadi pendarahan serius di otak ,yang disebabkan oleh sebuah benturan keras di kepalanya." Kata Dokter
Di Ruang ICU, kulihat Rian tergolek tak berdaya di atas ranjang ruang ICU,banyak selang dan kabel yang dipasang di tubuhnya
" Kamu harus kuat Rian,kamu harus kuat sayang." Bisikku di telinganya
Sedih rasanya melihat orang yang aku sayangi terbaring koma di ruang ICU,oh Tuhan,sembuhkanlah Rian,sadarkanlah dia,aku tak ingin melihat malaikatku seperti ini
 Suasana di ruangan ICU sangat membuat bulu romaku meremang, dari balik kaca, terlihat seorang perawat tengah memeriksa kondisi kekasihku itu
" Aku mengerti dengan apa yang kamu rasakan sekarang."
" Gilang."
" Kamu lebih mencintai Rian kan ?"
" Maafkan aku Lang... aku tak bermaksud untuk melukai perasaanmu."
" Aku tahu itu Sheryl,aku memang sangat mencintaimu,tapi aku juga tak bisa memaksamu untuk mencintaiku."
" Aku tak tega melihat kondisi Rian sekarang,Dokter mengatakan bahwa harapan dia untuk tetap bertahan hidup sangat tipis."
" Kita berdoa saja,doakan yang terbaik untuk Rian." Gilang menghiburku
Aku menghela napas panjang
Sementara itu,di luar terlihat rintik hujan mulai turun,aku teringat ketika Rian mengajariku bermain gitar,dia menyanyikan lagu Aku Lelakimu untukku,
Aku kemudian masuk ke ruang ICU ,terlihat selang infus yang tertancap di tangannya,kedua matanya masih terpejam rapat, aku  mencium kening Rian,aku menggenggam tangannya yang terkulai lemah,tak lama kemudian kondisi Rian mulai kritis,dia kejang dan mengalami kesulitan bernafas, Dokter berusaha untuk menyelamatkan nyawanya
" Rian selamat kan Dok ?" Tanyaku
" Maaf Mbak, kami telah berusaha semampu kami,tetapi... Tuhan berkata lain, Rian telah meninggal." Kata Dokter
Aku menerobos masuk ke ruang ICU,kulihat tubuh Rian yang telah ditutupi dengan selimut,aku membuka selimut itu,kupandangi wajah Rian, wajahnya terlihat begitu tenang,dia telah pergi dengan damai
Seminggu setelah kepergian Rian,aku masih saja termenung sambil mendekap foto Rian,aku tak menyangka kalau dia akan pergi secepat ini,namun aku berusaha untuk ikhlas melepas Rian,aku tahu,kini malaikatku itu telah bahagia disana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar